Jika kamu menaruh payung tergeletak di mana saja, itu berarti kamu membiarkan payungmu digunakan oleh siapa pun. Itulah isi dari laman dalam situs Guidable yang membahas tentang budaya payung di Negeri Sakura, Jepang. Orang memakai payung adalah pemandangan yang umum di negeri ini. Baik itu saat hujan atau pun panas, orang Jepang cenderung sering menggunakan payung untuk melindungi tubuh mereka.
Sebagai salah satu negara paling basah di dunia, Jepang memang sangat memperhatikan perubahan cuaca. Masih dari situs yang laman, Guidable dan Flightdelay memaparkan bahwa Jepang adalah pengguna payung terbanyak di dunia. Memakai payung di Jepang sudah menjadi budaya yang berakar dari ribuan tahun yang lalu. Berikut ini penjelasan budaya unik Jepang yang berkaitan dengan payung
1. Barang yang Paling Banyak Hilang
Jepang dikenal dengan reputasinya sebagai negeri paling aman di dunia. Di negara ini, jamak sifatnya mengembalikan barang yang jatuh kepada pemiliknya. Hal ini mungkin mengejutkan bagi sebagian orang. Tapi menyoal payung, orang Jepang punya aturan tidak tertulis yang disepakati bersama.
Payung adalah barang yang mudah hilang, atau mungkin mudah diambil oleh orang lain. Ini bukan sebuah kejahatan. Ketika kamu pergi ke toserba, lalu meninggalkan payung di depan pintu, jangan heran jika setelah 5 menit kemudian, payungmu raib.
Menyimpan payung di mana saja sama artinya dengan kamu membuat payungmu tersedia untuk umum. Kebetulan, payung Jepang kebanyakan bermotif sama: menggunakan plastik tembus pandang, sehingga sulit untuk dibedakan.
2. Mi Kasa Es Tu Kasa
Pepatah ini dipelesetkan dari kata ‘Mi Casa Es Tu Casa’ yang berarti Rumahku, Rumahku. Di Jepang, pepatah ini menjadi ‘Mi Kasa Es Tu Kasa’ yang artinya Payungku, Payungmu. Orang Jepang percaya bahwa payung harus dipergunakan secara komunal. Dan payung yang tergeletak bersama berarti siapa saja boleh menggunakannya. Hampir di setiap tempat di Jepang terdapat stand untuk menyimpan payung. Nantinya payung akan dikembalikan ke stand dan mungkin akan dipergunakan oleh orang lain. Kendati demikian sebagian orang tidak ingin payungnya dipakai oleh orang lain. Maka dari itu, mereka meletakan payung dalam tas khusus.
3. Menulis Kutukan Pada Payung
Selain menggunakan tas payung, beberapa orang mengakali payung mereka agar tidak hilang dengan cara menuliskan kata-kata kutukan di pegangan payung. Tulisan yang ditulis dalam huruf kanji itu menyiratkan bahwa jika payungnya diambil, ia akan kena kutukan menyeramkan. Agar lebih bikin takut, pemilik payung menggambar sosok-sosok menyeramkan dalam mitologi Jepang yang membuat orang lain enggan mengambil payung.
4. Ada Rak Khusus Penyimpanan Payung
Penggunaan payung yang masif di Jepang melahirkan cara untuk menghindari penumpukan payung yang mengganggu. Itu sebabnya, tempat-tempat seperti toserba, kafe, museum atau kantor menyediakan rak khusus payung. Pengunjung yang datang ke tempat-tempat itu dapat meninggalkan payung mereka tanpa takut payungnya digunakan oleh orang lain. Rak tersebut biasanya mempunyai kunci sehingga payung aman. Selain rak, ada pula lap sponge berbentuk dispenser khusus untuk mengeringkan payung. Caranya tinggal masukan payung ke dispenser, lalu dalam sekejap payung akan kering. Setelahnya kamu bisa masukan payung ke dalam tas khusus payung milikmu.
Itu dia keunikan budaya payung di Jepang. Jika budaya payung ini diterapkan di negeri kita, apakah akan efektif gak, ya?
Baca Juga
-
5 Fakta Zom 100: Bucket List of the Dead yang Bikin Penasaran Penggemar
-
4 Rekomendasi Anime untuk Kamu yang Menyukai Cerita Bertema Zombie
-
Rekomendasi 4 Tontonan Menarik di Disney yang Tayang Bulan Juli 2023
-
Jujutsu Kaisen 2: Sinopsis dan Penjelasan Karakter Kunci di dalam Serialnya
-
Prosesi Sangjit, Seserahan ala Tionghoa yang Dijalani Anak Hotman Paris
Artikel Terkait
-
Melihat Perjalanan Perupa Korsel Hyun Nahm di Indonesia Lewat Pameran Kawah Ojol
-
Etika Menjaga Kelestarian Destinasi Alam
-
Usaha Pandam Adiwastra Janaloka Menjaga, Mengenalkan Batik Nitik Yogyakarta
-
Gedung Peruri Ditetapkan Sebagai Cagar Budaya Nasional
-
Cermin Bangsa: Ketika Jalur Busway Menjadi Ajang Ketidakdisiplinan
Ulasan
-
Ulasan Buku 'Seni Berbicara Kepada Siapa Saja, Kapan Saja, di Mana Saja', Bagikan Tips Jago Berkomunikasi
-
Mama yang Berubah Jadi Peri di Mummy Fairy and Me 4: Keajaiban Putri Duyung
-
Jambi Paradise, Destinasi Wisata Pilihan Keluarga
-
Melancong ke Jembatan Terindah di Jambi, Gentala Arasy
-
Review Film Role Play, Menjelajahi Dunia Karakter dan Narasi
Terkini
-
Makna Perjuangan yang Tak Kenal Lelah di Lagu Baru Jin BTS 'Running Wild', Sudah Dengarkan?
-
Puncak FFI 2024: Jatuh Cinta Seperti di Film-Film Sapu Bersih 7 Piala Citra
-
Polemik Bansos dan Kepentingan Politik: Ketika Bantuan Jadi Alat Kampanye
-
Ditanya soal Peluang Bela Timnas Indonesia, Ini Kata Miliano Jonathans
-
3 Rekomendasi Oil Serum Lokal Ampuh Meredakan Jerawat, Tertarik Mencoba?