Haji termasuk rukun Islam kelima. Itu pun dilaksanakan oleh umat Islam yang sudah mampu saja. Mampu di sini tentu luas cakupan maknanya. Misalnya telah mampu dengan biaya (ongkos) hajinya, mampu melakukan perjalanan (dalam kondisi sehat).
Buku “Rindu Melangkah ke Tanah Suci”, sebagaimana diungkap dalam kata pengantar penerbit, memberikan gambaran yang sangat jelas kepada kita tentang hal-hal yang berkenaan dengan ibadah haji dan umrah. Buku ini juga berisi ungkapan-ungkapan yang luar biasa tentang haji, umrah, dan berziarah ke makam Nabi Saw. yang dapat membuat hati kita bergetar dan kerinduan berangkat ke tanah suci makin membuncah tak tertahankan lagi. Apalagi setelah kita mengetahui keutamaan Masjidil Haram, Masjid Nabawi, dan Ka’bah sebagai tempat agung yang memiliki sejarah menakjubkan.
Banyak sekali ayat Al-Qur’an yang menjelaskan tentang haji, demikian juga hadits Nabi Saw. Dalam sebuah hadits riwayat Muttafaq Alaih, dijelaskan: “Amalan apakah yang paling utama? Nabi Saw. menjawab, ‘Percaya kepada Allah dan Rasul-Nya’. Lalu apa? ‘Jihad di jalan Allah’. Kemudian apa? ‘Haji yang mabrur’” (halaman 31-32).
Bicara tentang definisi haji mabrur, Imam Zainul Abidin Mar’i bin Yusuf menjelaskan, mabrur artinya ibadah yang tidak tercampur dengan perbuatan dosa. Adapun kata mabrur spesifik dalam haji adalah meninggalkan semua perbuatan yang dilarang selama ihram. Demikianlah yang dikatakan Imam Nawawi. Pendapat lain menyatakan bahwa mabrur artinya ‘maqbul’ atau diterima. Tanda-tandanya adalah seseorang mengulang-ulang perbuatan terpuji yang ia lakukan. Sebaliknya ia tidak mengulangi perbuatan tercela yang pernah ia lakukan.
Mungkin di antara kita pernah menyaksikan, ketika orang baru pulang dari ibadah haji, biasanya ia dikunjungi oleh sanak saudara, kerabat, tetangga, dan teman-temannya. Tentu tak sekadar berkunjung, tapi juga ingin mendengar pengalaman atau kisahnya saat melakukan ibadah haji. Juga ingin didoakan olehnya. Karena doa orang yang baru pulang dari berhaji itu diijabah atau dikabulkan oleh Allah Swt.
Dalam sebuah hadits riwayat Ahmad dijelaskan, “Jika kamu bertemu dengan orang yang pulang haji maka salamilah, ucapkan salam kepadanya, dan mintalah ia memohonkan ampunan kepadamu sebelum ia masuk ke rumahnya karena orang yang pulang haji diampuni dosanya” (halaman 43).
Buku yang membahas tentang seputar ibadah haji karya Imam Zainul Abidin Mar’i bin Yusuf ini sangat cocok dibaca oleh umat Islam, khususnya mereka yang sedang dalam proses berangkat menuju ke Tanah Suci untuk menunaikan ibadah haji.
Baca Juga
-
Buku Perjalanan ke Langit: Nasihat tentang Pentingnya Mengingat Kematian
-
Ulasan Buku Resep Kaya ala Orang Cina, Cara Menuju Kekayaan yang Berlimpah
-
Ulasan Buku "The Wisdom", Merenungi Kebijaksanaan Hidup
-
Tuhan Selalu Ada Bersama Kita dalam Buku "You Are Not Alone"
-
Ulasan Buku Setengah Jalan, Koleksi Esai Komedi untuk Para Calon Komika
Artikel Terkait
Ulasan
-
Ulasan Novel Evermore: Kisah Rumit yang Bikin Nyesek Sekaligus Gregetan!
-
Ulasan Novel Matahari Terbenam, Potret Sunyi dari Dunia Pasca Perang
-
Ulasan Film Superman 2025: Keren, Emosional, dan Bikin Nostalgia!
-
Kisah Affandi Koesoema, Dari Poster Film Menjadi Maestro Lukis
-
Ulasan Buku Menjemput Keberuntungan, Motivasi dari Para Tokoh Sukses Dunia
Terkini
-
5 OOTD Boyish Style ala Natty Nantanat, Bisa Buat Hangout Hingga Ngonser!
-
Teaser Rilis, Arisu Bertekad Selamatkan Usagi di Alice in Borderland 3
-
Mengajak Kemball Membaca Diri, Kawruh Jadi Payung untuk Tubuh Biennale Jogja 18
-
4 Clay Mask Stick Solusi Praktis Bikin Wajah Cerah, Harga Mulai Rp36 Ribu!
-
Sampah Mikro di Laut Jawa Mengancam Nelayan dan Ekosistem Pesisir