Kiai Haji Wahab Hasbullah salah satu tokoh pergerakan sekaligus ulama besar dari Nahdatul Ulama (NU). Dirinya memang besar di lingkungan pesantren hingga akhirnya berhasil memimpin Pesantren Tambakberas, Jombang. Wahab Hasbullah banyak aktif dalam pergerakan nasional atas tidak teganya melihat bangsa Indonesia mengalami kemerosotan hidup yang mendalam, kurang memperoleh pendidikan, mengalami kemiskinan, dan keterbelakangan dikarenakan penindasan penjajah.
Wahab Hasbullah lahir di Tambakberas, Jombang, pada tahun 1888. Ayahnya bernama Kiai Haji Hasbullah Said, pengasuh Pondok Pesantren Tambakberas, Jombang, Jawa Timur. Sementara ibunya bernama Nyai Latifah, seperti dikutif dalam buku “Pahlawan-Pahlawan Bangsa yang terlupakan” karangan Johan Prasetya.
Pada tahun 1916, Kiai Wahab Hasbullah mendirikan organisasi pergerakan yang diberi nama Nahdlatul Wathon (Kebangkitan negeri) dengan tujuan untuk membangkitkan kesadaran rakyat Indonesia untuk meraih kemerdekaan. Tahun 1918, Kiai Wahab kembali mendirikan Nahdlatul Tujjar (kebangkitan saudagar) sebagai pusat penggalangan dana bagi perjuangan pengembangan Islam dan kemerdekaan Indonesia. Di mana Kiai Hasyim Asy’ari memimpin organisasi ini, sementara Kiai Wahab Hasbullah menjadi sekretaris dan bendahara.
Selama masa pembentukan NU, Kiai Wahab Hasbullah selalu tampil di depan. Sejak muktamar NU diselenggarakan pertama kali di Surabaya hingga ke Bandung, Menes Banten, Banjarmasin, Palembang, dan Medan, Kiai Wahab selalu hadir dan memimpin. Tidak hanya di NU, Kiai Wahab juga tampil gemilang dalam menghadapi perjanjian dengan Belanda, baik Perjanjian Renville, Linggarjati, maupun Konferensi Meja Bundar (KMB) yang penuh ketidakadilan itu, ia memimpin untuk melawan perjanjian itu. Hingga akhirnya perjanjian dibatalkan secara sepihak oleh Indonesia.
Setelah meninggalnya Kiai Hasyim Asy’ari pada tahun 1947, kepemimpinan NU sepenuhnya berada di tangan Kiai Wahab Hasbullah. Masa paling menentukan ketika NU mulai dicurigai Masyumi dengan tidak diberi kewenangan apa pun. Apalagi Masyumi mulai melakukan tindakan subversif, seperti memberi simpati kepada Darul Islam (DI) dan bahkan melakukan perjanjian gelap dengan Mutuasi Security Act (MSA). Kondisi itu membuat NU merasa tidak kerasan di Masyumi.
Langkah yang diambil Kiai Haji Wahab Hasbullah dengan mendirikan partai baru, awalnya tidak semua kalangan NU menyetujuinya. Namun atas kesungguhan dan keyakinan Kiai Wahab, akhirnya semua kiai-kiai banyak terharu atas kata-kata Kiai Wahab bahwa NU akan menjadi partai besar.
Pada pemilu 1955, perkiraan Kiai Wahab terbukti. NU menjadi partai terbesar ketiga. NU mendapatkan 45 kursi di DPR, 91 kursi di konstituante, dan 8 kementerian. Kepemimpinan Kiai Wahab membuktikan bahwa NU menjadi partai politik yang sangat berpengaruh.
Baca Juga
-
Media Sosial, Desa, dan Budaya yang Berubah
-
Media Sosial dan Dunia Anak: Antara Manfaat dan Tantangan
-
Pendidikan Etika Digital sebagai Pilar Pembangunan Berkelanjutan
-
Pendidikan, Kunci Generasi Muda Menuju Indonesia Emas 2045
-
9 HP Kamera 0,5 Harga 1-2 Jutaan Terbaik 2025, Foto Ramean Jadi Full Team!
Artikel Terkait
-
Antisipasi, Kemenag Depok Perketat Pengawasan Ponpes
-
Kiai Cabuli Santri, Gus Baha : Itu Bagus
-
Pemerintah Batal Cabut Izin Pesantren Shiddiqiyyah, Masyarakat Diminta Memahami
-
Menag Ad Interim Muhadjir Effendy Batalkan Pencabutan Izin Pondok Shiddiqiyah, Belajar Mengajar Kembali Normal
-
Kemenag Batal Cabut Izin Operasional Pesantren Shiddiqiyah Jombang, Pengurus: Lembaga Pesantren Harus Diselamatkan
Ulasan
-
Ketika Omelan Mama Jadi Bentuk Kasih Sayang di Buku Mama 050
-
Review Film No Other Choice: Ketika PHK Membuatmu Jadi Psikopat!
-
Novel Semesta Terakhir untuk Kita: Ketika Ego dan Persahabatan Bertarung
-
Years Gone By: Ketika Cinta Tumbuh dari Kepura-puraan
-
Ulasan Buku My Olive Tree: Menguak Makna Pohon Zaitun bagi Rakyat Palestina
Terkini
-
4 Cleanser Berbahan Madu Rahasia untuk Wajah Terasa Kenyal dan Sehat!
-
Film Avatar 3 Tembus 3 Jam, Sutradara Ungkap Hadirkan Lagi Sosok Ikonik Ini
-
Pratama Arhan Repost Quote Galau usai Cerai, Sindir Azizah Salsha?
-
Dituding Rampas Aset Mantan Karyawan, Pengacara Ashanty: Fitnah Kejam
-
BAFLIONSRUN 2025: Sport Tourism dengan Misi Mulia untuk Pejuang Kanker Anak