Banyak masyarakat Indonesia yang tidak mengenal nama Brigjen Hasan Basry sebagai pahlawan bangsa. Akan tetapi, di dunia milter namanya akan terus dikenang sebagai tokoh pejuang militer yang gagah berani dalam memperjuangkan kedaulatan bangsa Indonesia.
Hasan Basry lahir pada tanggal 17 Juni 1923 di Kandangan, Kalimantan Selatan. Hasan Basry berhasil menempuh pendidikan dasarnya di Hollands Inlandsche School (HIS). Kemudian melanjutkan pendidikan yang berbasis islam di Tsanawiyah al-Wathaniyah di Kandangan. Setelah itu dilanjutkan di Kweekschool Islam Pondok Modern di Ponorogo, Jawa Timur, seperti yang dikutip dalam buku “Pahlawan-Pahlawan Bangsa yang Terlupakan” karangan Johan Prasetya.
Maka dari itulah, lingkungan dan suasana Jawa Timur yang kaya semangat perjuangan menginspirasi Hasan Basry untuk ikut dalam perjuangan menjaga Indonesia dari penjajahan. Makanya tidak heran jika pasca proklamasi, Hasan Basry aktif dalam organisasi kepemudaan Kalimantan yang berpusat di Surabaya.
Pada tanggal 15 November 1946, Hasan Basry diutus oleh Letnan Asli Zuchri dan Letnan Muda M. Mursid untuk mendirikan satu batalion ALRI Divisi IV di Kalimantan Selatan. Maka dari itu, Hasan Basry yang menjadikan Benteng Indonesia sebagai batalion ALRI Divisi IV yang memiliki markas di Haruyan.
Perjuangan Hasan Basry dan batalion ALRI Divisi IV untuk melawan Belanda sempat terhenti oleh Perjanjian Linggarjati yang ditandatangani pada 25 Maret 1947. Perjanjian Linggarjati secara de facto hanya memuat Jawa, Sumatra, dan Madura. Artinya kekuatan militer di kota lain harus diambil dan dipindahkan ke Jawa.
Setelah menolak bergabung dengan induk militer RI, Hasan Basry meraih kemenangan atas perjuangannya melawan Belanda. Sehingga pada tanggal 17 Mei 1949, Hasan Basry berhasil membuat Belanda bertekuk lutut. Sejak dari itulah, 17 Mei dikenal sebagai hari kemenangan Kalimantan Selatan atas Belanda. Empat bulan setelahnya, diadakan perundingan antara ALRI Divisi IV dengan Belanda, dan beberapa wakil dari UNCI sebagai penengahnya.
Dalam perundingan itu, Jenderal Mayor Suharjo, atas nama Indonesia mengakui ALRI Divisi IV (A) sebagai bagian dari angkatan perang Indonesia, dan Hasan Basry diangkat sebagai Letnan Kolonel (Letkol). Hingga pada tahun 1949, ALRI Divisi (A) digabung dalam TNI Angkatan Darat Divisi Lambung Mangkurat, dengan posisi Hasan Basry sebagai Panglima Letkol.
Baca Juga
-
Kolaborasi Tim Peserta Pilkada Polewali Mandar 2024 Melalui Gerakan Pre-Emtif dalam Pencegahan Politik Uang
-
Estafet Jokowi ke Prabowo, Bisakah Menciptakan Rekrutmen Kerja yang Adil?
-
6 Alasan Kenapa Banyak Orang Lebih Memilih WhatsApp Dibanding yang Lain
-
6 Pengaturan di Windows yang Dapat Memaksimalkan Masa Pakai Baterai Laptop
-
7 Fitur Keamanan Android yang Bisa Lindungi Data Pribadi Kamu
Artikel Terkait
-
Viral Kritik Kemenangan atas Arab Saudi, Intip Prestasi Diego Michiels Ketika Bela Timnas Indonesia
-
Jadi Pelakor di Guna-Guna Istri Muda, Carissa Perusset Bikin Geram Penonton
-
Calvin Verdonk Melengos ketika Ayahnya yang Dari Aceh Dibahas, Ada Apa?
-
Siapa Kekasih Thom Haye? Sudah Dikaruniai Dua Anak, Si Bungsu Sakit ketika Lawan Arab Saudi
-
TNI Diminta Ikut Berantas Judol, Begini Kata Menhan Sjafrie Gubris Usulan DPR
Ulasan
-
Kehidupan Seru hingga Penuh Haru Para Driver Ojek Online dalam Webtoon Cao!
-
Ulasan Film The French Dispact: Menyelami Dunia Jurnalisme dengan Gaya Unik
-
Ulasan Buku Bertajuk Selamat Datang Bulan, Kumpulan Puisi Ringan dengan Makna Mendalam
-
Ulasan Buku Period Power, Meningkatkan Produktivitas Saat Datang Bulan
-
Pedasnya Nendang, Icip Kuliner Cabe Ijo yang Bikin Ketagihan di Kota Jambi
Terkini
-
Janji Menguap Kampanye dan Masyarakat yang Tetap Mudah Percaya
-
4 Rekomendasi OOTD Rora BABYMONSTER yang Wajib Kamu Sontek untuk Gaya Kekinian
-
Dituntut Selalu Sempurna, Rose BLACKPINK Ungkap Sulitnya Jadi Idol K-Pop
-
Review Film The Burial, Kisah Nyata Pengacara yang Menemukan Sahabat Sejati
-
Calvin Verdonk Ungkap Pengalaman Berkesan di Indonesia: Semua Orang Mengenalimu