Karakter atau watak manusia memang sangat beragam. Oleh karena itu, penting bagi setiap orang untuk mempelajari karakter-karakter tersebut. Tujuannya agar seseorang bisa luwes dalam bergaul dan berusaha untuk menghormati setiap perbedaan yang ada.
Tak hanya karakter, tapi bahasa tubuh manusia juga perlu kita pelajari. Karena bahasa tubuh biasanya ikut mencerminkan pikiran dan isi hati seseorang. Bahasa tubuh atau gesture seseorang ketika sedang emosi, marah, kesal, senang, dan bahagia tentu sangat jauh berbeda.
Perihal bahasa tubuh, dalam buku ‘Membaca Pikiran Orang Seperti Membaca Buku’ karya Gerald I. Nierenberg dan Hendry H. Calero dijelaskan bahwa sejak manusia dilahirkan, bahasa tubuh sudah bisa kita lihat dalam tingkah lakunya meskipun mereka belum mampu berkata-kata. Contoh sederhana, bila ada bayi menangis, hal itu menunjukkan bahwa ia sedang haus atau lapar atau mungkin pula ia merasa sakit, dan berbagai interpretasi lainnya.
Sebelum manusia bisa berbicara ia akan selalu menggunakan bahasa tubuhnya dalam berkomunikasi, ia akan menunjuk benda yang diinginkannya, memalingkan muka bila tidak menginginkan sesuatu, tertarik pada sebuah benda, ia akan menunjukkan hal ini pada orang yang lebih dewasa dengan cara mendekatkan tubuhnya (baik dengan merangkak atau berjalan) ke arah benda tersebut lalu mencoba meraihnya. Begitu banyak bahasa tubuh yang kita lakukan sehari-hari baik yang kita sadari maupun tidak (Membaca Pikiran Orang Seperti Membaca Buku, halaman vii).
Bahasa tubuh yang paling tidak kontroversial dari seluruh komunikasi nonverbal yang ada adalah ekspresi wajah, dan ini adalah bahasa tubuh yang paling sering diamati dari berbagai bentuk bahasa tubuh. Kita lebih sering memusatkan pandangan kita ke wajah dibandingkan bagian tubuh lain, dan ekspresi yang kita lihat memiliki arti yang luas. Terkadang hampir semua orang pernah menghadapi “tatapan yang mematikan”, “tatapan mata yang memancing reaksi orang lain”, “pandangan kesana-kemari”, atau pandangan sekilas yang mengisyaratkan pernyataan “saya bersedia” (Membaca Pikiran Orang Seperti Membaca Buku, halaman 24-25).
Dalam buku ini juga dijelaskan tentang manfaat mempelajari dan memahami bahasa tubuh yang disampaikan seseorang, baik disertai ucapan maupun tidak. Kita akan bisa mengetahui pikiran, perasaan, keinginan, harapan, tujuan, motivasi, dan apa saja yang berada di balik suatu aktivitas bahasa tubuh seseorang.
Semoga ulasan ini bermanfaat. Selamat membaca!
Baca Juga
-
Rahasia Kebahagiaan dalam Buku 'Hidup Damai Tanpa Berpikir Berlebihan'
-
Cara Menghadapi Ujian Hidup dalam Buku Jangan Jadi Manusia, Kucing Aja!
-
Ulasan Buku Sukses Meningkatkan Kualitas Diri, Panduan Praktis Meraih Impian
-
Ulasan Buku Jangan Mau Jadi Orang Rata-rata, Gunakan Masa Muda dengan Baik
-
Panduan Mengajar untuk Para Guru dalam Buku Kompetensi Guru
Artikel Terkait
-
Ulasan Buku Sabar, Syukur, dan Ikhlas: Kunci Sukses Bahagia Dunia Akhirat
-
Selalu Best Seller, 3 Buku Ini Gak Pernah Nangkring di Event Cuci Gudang
-
Ulasan Buku Jack Ma Karya Adhani J. Emha: From Zero to Hero
-
Menggali Potensi Diri Lewat Buku 10 Jalan Memahami Diri Sendiri
-
Ulasan Buku Ikan Selais dan Kuah Batu: Kisah Persahabatan Manusia dan Ikan
Ulasan
-
Ulasan Buku Sabar, Syukur, dan Ikhlas: Kunci Sukses Bahagia Dunia Akhirat
-
Ulasan Novel Quatre Karya Venita Beauty: Memilih Antara Mimpi Atau Realita
-
Selalu Best Seller, 3 Buku Ini Gak Pernah Nangkring di Event Cuci Gudang
-
Ulasan Buku Susah Payah Mati di Malam Hari Susah Payah Hidup di Siang Hari, Tolak Romantisasi Hujan dan Senja
-
Doyoung NCT 'The Story': Ceria Hidup Layaknya Healing dan Pelukan Hangat
Terkini
-
Strategi Mengelola Waktu Bermain Gadget Anak sebagai Kunci Kesehatan Mental
-
Cetak 2 Gol, Bukti "Anak Emas" Tak Sekadar Julukan bagi Marselino Ferdinan
-
Nissa Sabyan dan Ayus Resmi Menikah Sejak Juli 2024, Mahar Emas 3 Gram dan Uang 200 Ribu
-
Spoiler! Hunter X Hunter Chapter 403: Balsamilco vs Pangeran Halkenburg
-
Hazelight Studios Umumkan Game Baru, Siap Hadirkan Inovasi Co-Op Unik!