Sepanjang sejarahnya, Indonesia telah mengoperasikan beragam sistem radar yang dipergunakan untuk peran pengawasan dan kontrol di sepanjang wilayah perbatasan NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia). Di era orde lama, Indonesia pernah mengoperasikan Radar Nysa P-30 B/C yang menjadi sistem radar pertama yang dimiliki oleh Angkatan Bersenjata Repubik Indonesia kala itu. Sistem radar buatan Polandia tersebut sudah memperkuat Indonesia sejak era orde lama dan kini telah dipensiunkan.
BACA JUGA: Jejak Rasis Politikus Swedia Rasmus Paludan, Kembali Bikin Muslim Terluka Dengan Bakar Alquran
Akan tetapi, ternyata ada satu sistem radar lain yang menjadi rekan kerja bagi radar Nysa P-30 B/C dalam memantau kawasan Indonesia. Sistem radar yang dimaksud adalah radar AWS-2 yang juga didatangkan pada era orde lama. Seperti apakah rekam jejak radar tersebut dalam mengamankan wilayah Indonesia ? simak ulasan ringkasnya berikut ini.
1. Didatangkan dari Inggris Pada Dekade 60-an
Kedatangan radar ini di Indonesia dimulai saat kampanye operasi Trikora di awal dekade 1960-an. Dilansir dari situs indomiliter.com, saat itu detasemen Kohanudnas (Komando Pertahanan Udara Nasional) membeli beberapa sistem radar guna mendukung aspek pengawasan udara dan laut di Indonesia. Pilihan kemudian jatuh kepada beberapa sistem radar dari Inggris yang dibeli pada tahun 1963-1964. Saat itu beberapa radar seperti Decca Plessy HF-200, Decca Plessey Hidra dan juga radar AWS-2 dibeli oleh militer Indonesia.
Akan tetapi, hubungan Inggris-Indonesia sedikit mengalami ketengangan pada masa operasi Dwikora di semenanjung Malaya yang membuat pada akhirnya proses penginstalan beberapa radar yang dibeli dari Inggris tersebut tidak selesai. Namun, radar AWS-2 diketahui telah beroperasi di kawasan Jawa tengah dan Yogyakarta kala itu. Radar ini kemudian bertugas mengawasi area sekitar Pulau Jawa dalam tugas pemantauan laut dan udara.
2. Radar Mumpuni Pada Zamannya
Kemampuan radar AWS-2 yang merupakan pengembangan dari AWS-1 sejatinya cukup mumpuni pada era 60-an. Dilansir dari situs radarturorial.eu, radar ini mampu melakukan pelacakan target hingga jarak sekitar 130-180 NM.
Radar yang sejatinya dikembangkan untuk sistem kapal tempur ini juga dirasa mumpuni untuk melakukan pelacakan terhadap target udara.
BACA JUGA: Anak Buah Shin Tae-yong Jebolan Piala AFF 2022 Pantas Berkarier di Liga Luar Negeri
Oleh karena itu, pihak TNI kala itu juga menjadikannya sebagai radar peringatan dini (Early Warning) dalam sistem radar pertahanan di Indonesia.
3. Resmi Pensiun Pada Tahun 2018
Radar AWS-2 merupakan sistem radar tertua yang pernah melayani militer Indonesia hingga hari ini. Radar yang dibeli sejak tahun 1963 tersebut tercatat terus dipergunakan dengan beragam modernisasi hingga tahun 2018. Radar buatan Inggris tersebut memang telah digantikan secara bertahap dengan radar yang lebih modern sejak tahun 2010-an.
Namun, memang radar ini masih dirasa mumpuni dalam memantau beberapa kawasan meskipun usia dan kemampuannya tidak dapat dipungkiri sudah terlalu tua dan ketinggalan zaman. Dilansir dari situs indomiliter.com, kini radar AWS-2 salah satu unitnya menjadi koleksi yang berada di Museum Satria Mandala, Jakarta.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Belajar dari Era STY, PSSI Sebaiknya Tak Hanya Fokus pada Pelatih Belanda
-
Indonesia Jadi Tuan Rumah FIFA Series 2024: Untung atau Buntung?
-
Cantik Itu Luka: Mengapa Orang Rupawan Juga Bisa Jadi Korban Bullying?
-
Sea Games 2025: Indra Sjafri Diambang Raih Rekor Buruk dalam Kariernya!
-
Bukan Timur Kapadze atau STY, Ini 4 Kandidat Calon Pelatih Timnas Indonesia
Artikel Terkait
Ulasan
-
7 Our Family: Luka Keluarga dari Sudut Anak Paling Terlupakan
-
Ahlan Singapore: Rebecca Klopper Terjebak di Antara Kiesha Alvaro dan Ibrahim Risyad
-
Ulasan Novel Timun Jelita: Bukti Mengejar Mimpi Nggak Ada Kata Terlambat!
-
Ulasan Novel The Mint Heart: Romansa Gemas Reporter dengan Fotografer Cuek
-
Review Novel Kami (Bukan) Sarjana Kertas: Potret Realistis Kehidupan Mahasiswa Indonesia
Terkini
-
Dampak Jangka Panjang Bullying: Dari Depresi hingga PTSD pada Remaja
-
Cerita Ruangkan, Solusi dari Bayang-Bayang Burnout dalam Hustle Culture
-
Sinopsis dan Kontroversi Drama China Love dan Crown, Layakkah Ditonton?
-
5 Rekomendasi Drama China Misteri Baru 2025 untuk Temani Akhir Pekan
-
Indonesia di Mata Ji Chang Wook: Perjalanan Healing yang Penuh Makna