Scroll untuk membaca artikel
Ayu Nabila | Safitri Dina Prameswari
Ilustrasi sesi konseling (Pexels.com/Alex Green)

Pembebasan emosional adalah proses yang penting dalam menjaga keseimbangan dan kesejahteraan mental kita. Salah satu cara yang efektif untuk mencapai pembebasan emosional adalah melalui kekuatan kata-kata. Konsep ini dikenal sebagai katarsis, di mana ekspresi verbal dapat menjadi sarana yang kuat untuk membebaskan diri dari beban emosional yang tertekan.

Katarsis adalah konsep psikologis yang berasal dari teori psikoanalisis yang dikemukakan oleh Sigmund Freud. Menurut Freud, katarsis adalah proses pembebasan emosional yang terjadi melalui ekspresi dan pengungkapan emosi yang tertekan atau terpendam. Konsep ini mengasumsikan bahwa menahan atau menekan emosi negatif dalam pikiran bawah sadar dapat menyebabkan ketegangan mental dan masalah psikologis.

Freud percaya bahwa emosi negatif yang tidak diungkapkan atau tidak dikelola dengan baik dapat menyebabkan ketegangan psikis yang berdampak negatif pada kesejahteraan individu. Dia mengemukakan bahwa dengan mengungkapkan emosi tersebut secara verbal atau melalui proses terapi, individu dapat mencapai pemahaman yang lebih baik tentang emosi tersebut, mengurangi ketegangan mental, dan mengalami pembebasan emosional. 

BACA JUGA: Femisida: Pembunuhan Perempuan Karena Gendernya

Dalam kehidupan sehari-hari, seringkali kita menahan perasaan dan emosi negatif. Namun, penelitian telah menunjukkan bahwa mengekspresikan emosi melalui kata-kata dapat memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang perasaan kita sendiri dan membantu mengatasi beban emosional yang kita rasakan. Saat kita menuliskan atau mengungkapkan emosi secara verbal, kita memberikan kesempatan bagi diri kita sendiri untuk merenung dan memproses pengalaman tersebut dengan lebih baik.

Katarsis melalui kekuatan kata-kata dapat dilakukan dalam berbagai bentuk. Salah satu cara yang umum adalah melalui jurnal pribadi. Dengan menulis apa yang kita rasakan, kita dapat menyampaikan dan mengeksplorasi emosi secara mendalam. Hal ini memungkinkan kita untuk melepaskan beban emosional yang mungkin kita rasakan.

Selain itu, terapi kata juga dapat dilakukan melalui proses terapi bicara dengan seorang profesional, seperti seorang psikolog atau konselor. Dalam sesi terapi ini, kita diberikan kesempatan untuk secara verbal mengungkapkan perasaan dan emosi yang kita alami. Proses ini membantu kita mengembangkan pemahaman yang lebih baik tentang diri kita sendiri, serta memperoleh dukungan dan panduan yang dibutuhkan untuk pemulihan emosional.

Referensi:

Pennebaker, J. W. (1997). Writing about emotional experiences as a therapeutic process. Psychological Science, 8(3), 162-166.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Safitri Dina Prameswari