Kasus perceraian belakangan ini kian menyesaki jagat media sosial, terlebih perceraian pasangan selebritis yang nyaris setiap saat berseliweran dalam pemberitaan. Konflik yang tak terpecahkan dalam rumah tangga memicu terjadinya perceraian.
Berkenaan dengan perceraian, terdapat buku yang tergolong serumpun atau bertema serupa. Buku tersebut berjudul Rujuk yang ditulis oleh M. Nizar. Buku yang pertama kali dicetak pada bulan Mei tahun 1985 ini, berisi naskah drama satu babak dengan tiga pemeran, yaitu Mak Comblang, Duda Satu dan Wanita Ayu.
Ketiga pemeran tersebut berbeda usia juga perwatakan. Mak Comblang berusia 70 tahun, orangnya gemuk, hitam manis, berwajah keibuan, dan tampil awet muda. Duda Satu merupakan laki-laki berusia 55 tahun, badan sedang, tidak kurus juga tidak gemuk. Sedangkan Wanita Ayu berusia 40 tahun, berwajah ayu dan berbadan tinggi semampai.
Dalam adegan tersebut, Mak Comblang yang janda itu menjadi seorang direktur di sebuah kantor Lembaga Konsultasi Jodoh. Lalu datanglah Duda Satu ke kantor Mak Comblang yang bermaksud untuk melamarnya. Di luar dugaan, Mak Comblang yang selama ini hanya menerima konsultasi soal jodoh akhirnya dilamar pula oleh seorang lelaki yang mencintainya.
Mak Comblang berang, ia sampaikan ke Duda Satu bahwa tertutup bagi siapa saja yang akan melamar dirinya, lantaran dalam undang-undang kantornya, seorang direktur hanya mencarikan jodoh buat janda-janda yang telah terdaftar, bukan mencarikan untuk dirinya sendiri. Singkah kisah, Duda Satu diusir dari kantor Mak Comblang.
Baru saja Duda Satu angkat kaki, Wanita Ayu ganti mendatangi kantor Mak Comblang. Maksud kedatangan janda yang baru dicerai suaminya itu adalah untuk konsultasi dan mencari duda yang telah terdaftar di Biro Jodoh.
Usai panjang lebar Wanita Ayu mencurahkan isi hatinya tentang kehidupan rumah tangganya yang amburadul kepada Mak Comblang, ia pamit undur diri, namun baru beberapa langkah, Duda Satu kembali datang ke kantor tersebut.
Ternyata Duda Satu itu merupakan lelaki mantan suami Wanita Ayu. Keduanya telah dikaruniai empat orang anak. Di kantor itu keduanya sama-sama melongo dan saling bertanya maksud kedatangannya ke kantor Biro Jodoh. Usut punya usut, terkuaklah bahwa keduanya sama-sama ingin mencari pasangan.
Akhirnya, usai pertengkaran kecil di kantor, Mak Comblang menengahi agar keduanya yang sudah pernah menjadi pasangan suami istri tersebut kembali menata rumah tangganya dan hidup berdamai. Keduanya setuju dan beranjak ke rumah penghulu untuk menikah lagi.
Baca Juga
-
Oppo A5 Hadir, HP Murah Teranyar Usung Chipset Snapdragon dan Baterai Jumbo
-
Tecno Spark 40, Smartphone Entry Level Bawa Fitur Pengisian Super Cepat
-
Moto G100 Pro Rilis, Usung Baterai 6720 mAh dan Sertifikat Kelas Militer
-
Vivo Y19s GT 5G Rilis, HP Murah Terbaru dan Model Pertama dari Seri GT
-
Infinix Hot 60i Resmi Rilis, HP Rp 1 Jutaan Bawa Memori Lega dan Chipset Helio G81 Ultimate
Artikel Terkait
-
Ikuti Aturan Ini! Dan Dapatkan Beragam Manfaat Membaca Buku yang Perlu Kamu Ketahui!
-
Masih Mau Rujuk, Ari Wibowo Ngaku Kini Tengah Bebaskan Inge Anurah Terlebih Dahulu
-
Go Ah Sung dan Jang Ryul Akan Beradu Peran di Drama Korea Sejarah Terbaru
-
Ari Wibowo Sempat Marah ke Inge Anugrah saat Perceraiannya Terbongkar di Media
-
Viral, Inge Anugrah Cuma Lihatin Ari Wibowo dan Andre Taulani yang Lagi Makan: Kasihan Banget Istrinya Cuma. . .
Ulasan
-
Ulasan Film Superman 2025: Keren, Emosional, dan Bikin Nostalgia!
-
Kisah Affandi Koesoema, Dari Poster Film Menjadi Maestro Lukis
-
Ulasan Buku Menjemput Keberuntungan, Motivasi dari Para Tokoh Sukses Dunia
-
Ketua BEM and His Secret Wife: Serial Adaptasi Wattpad yang Bikin Penasaran
-
Review Anime Babanbabanban Vampire, Menampilkan Sisi Lain Cerita Vampir
Terkini
-
Mengajak Kemball Membaca Diri, Kawruh Jadi Payung untuk Tubuh Biennale Jogja 18
-
4 Clay Mask Stick Solusi Praktis Bikin Wajah Cerah, Harga Mulai Rp36 Ribu!
-
Sampah Mikro di Laut Jawa Mengancam Nelayan dan Ekosistem Pesisir
-
Aturan Cuma Buat Rakyat? Menggugat Hak Istimewa Rombongan Pejabat di Jalan Raya
-
Erick Thohir Sebut Sinergi PSSI dan PT LIB Bukan Hanya Formalitas, Mengapa?