Pada buku kumpulan cerpen Anak-Anak Masa Lalu ini, Damhuri Muhammad banyak menuturkan kehidupan dengan kondisi masa lalu. Ia kerap menghadirkan masa lalu sebagai bahan ide kreatif dalam bercerita. Masa lalu menjadi topik yang luar biasa jika jatuh pada tangan orang yang tepat.
Cerita pertama pada buku kumcer terbitan Marjin Kiri ini bertajuk Reuni Dua Sejoli. Mengisahkan tokoh 'aku' seorang perempuan yang sudah sembilan tahun menikah namun belum juga dianugerahi keturunan. Hingga setiap kali teman-temannya dari luar kota bermaksud mengadakan reuni dengannya, ia mencari seribu alasan untuk membatalkan acara tersebut atau memilih tidak hadir.
Lantaran ia sangat malu ketika dicemooh oleh kawan-kawannya dengan sebutan perempuan mandul. Sementara ia menikah dengan suaminya itu sebab dijodohkan oleh kedua orang tuanya. Kawan-kawannya lalu mengaitkan kemandulan tersebut sebagai kutukan, karena ia tidak menepati janji kepada laki-laki yang telah lama mencintainya.
Kawan-kawannya menyangka ada yang salah dalam pernikahannya. Maka, kawan-kawannya itu menyuruh agar ia mengadopsi anak biar di masa tua nanti ia tidak lapuk dalam kesepian.
Dalam senda gurau dan gelak tawa, kawan-kawannya bertanya kapan punya anak, sementara ia menahan kepedihan itu seorang diri. Ia merasa, mungkin bagi mereka itu semacam hiburan dalam setiap pertemuan reuni, tetapi baginya hal tersebut merupakan cambuk yang meremukkan.
BACA JUGA: 3 Film Thriller Kim Rae Won, Bintang Utama di Drama Korea The First Responders 2
Meski demikian, sosok 'aku' diam-diam ingin pula reuni dengan kawan-kawannya, tapi bukan semata ingin berjumpa dengan kawan-kawannya, namun ia ingin bertemu dengan laki-laki masa lalunya yang telah ia tinggalkan selama ini. Ia ingin tahu kabarnya, keadaan keluarganya, jumlah anaknya, dan semacamnya. Terlebih, ia ingin meminta maaf dan mengatakan bahwa ia masih mencintainya.
Sementara cerita pendek berjudul Anak-Anak Masa Lalu merupakan kisah tentang jembatan angker bernama Jembatan Sinamar. Saking angkernya, para tetua melarang melintas di Jembatan Sinamar pada waktu-waktu lengang, apalagi waktu antara masuknya Ashar ke Maghrib. Jika memaksa melintas di jembatan tersebut, berarti ia menginginkan dirinya celaka.
Alimba seorang bocah yang melintas di jembatan itu pada waktu terlarang, akhirnya ia kesurupan. Piring-piring di rumahnya dipecahkan, lalu beling-belingnya yang berserakan ia kunyah seperti sedang makan keripik singkong.
Dan masih banyak lagi kisah-kisah yang lain pada buku kumpulan cerpen ini. Tentu dengan kisah yang tak kalah memukau dan menyihir mata untuk membacanya sampai tuntas.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Tag
Baca Juga
-
Xiaomi 16 Diprediksi Meluncur pada September 2025, Berikut Bocoran Spesifikasinya
-
Realme GT 7 dan Realme GT 7T Bakal Rilis 27 Mei 2025, Mana yang Terbaik?
-
Setelah Absen 5 Tahun, Kini Poco Hadirkan Kembali Ponsel Pro Lewat F7 Pro
-
Asus ROG Phone 9 Pro, Hadirkan Fitur Gaming Bertenaga AI yang Bikin Nagih
-
Tablet Oppo Pad SE Resmi Dirilis, Layar 11 Inci dengan Kapasitas Baterai 9340 mAh
Artikel Terkait
Ulasan
-
Review Buku The Principles of Power: Tentang Menjadi Berpengaruh Tanpa Harus Berkuasa
-
Ulasan Novel How to End A Love Story:Ketika Cinta Harus Bertemu Luka Lama
-
Ulasan Buku Finding My Bread, Kisah si Alergi Gluten Membuat Toko Roti
-
Review Film Heart Eyes: Siapa Sangka Hari Valentine Jadi Ajang Pembunuhan
-
Pulau Karampuang, Salah Satu Wisata Wajib Dikunjungi saat Liburan di Mamuju
Terkini
-
Match Recap Malaysia Masters 2025 Day 2: 7 Wakil Indonesia Raih Kemenangan
-
Battlefield Labs Hadir: Uji Coba Gameplay Baru untuk Masa Depan Battlefield
-
SHINee Rayakan 17 Tahun Debut Lewat Single 'Poet | Artist' Ciptaan Jonghyun
-
7 Rekomendasi Drama China Genre Romance yang Dibintangi Member THE9
-
2 Nama yang Berpeluang Gantikan Denny Landzaat jika Tinggalkan Timnas Indonesia