Traveling merupakan hal yang sangat diminati oleh banyak orang di dunia ini. Traveling atau mengunjungi berbagai tempat wisata, selain dapat menjadi media untuk liburan yang menyenangkan, juga memiliki manfaat bagi kita yakni sebagai cara untuk mensyukuri anugerah ciptaan Tuhan yang begitu indah.
Misalnya, saat kita mengunjungi wisata pantai, kita bisa melihat betapa maha besar dan kuasanya Tuhan menciptakan air laut yang seolah tanpa garis tepi itu. Ketika mengunjungi alam pegunungan, kita pun akan dibuat terpesona menyaksikan gunung-gunung yang berdiri kokoh tanpa penyangga. Belum lagi pemandangan alam sekitarnya dengan hawa yang begitu sejuk. Semua itu adalah ciptaan Tuhan yang sangat indah dan harus selalu kita syukuri bersama.
Traveling, bisa dilakukan secara mandiri, bersama teman atau sahabat, atau bersama pasangan hidup kita. Meski sudah menikah dan punya anak, bukan berarti tak ada waktu atau kesempatan untuk liburan bersama.
Kita bisa membaca kisah Jeff dan Diana, pasangan suami istri yang memiliki hobi traveling. Meskipun sudah membina rumah tangga dan memiliki pekerjaan masing-masing, keduanya masih bisa merencanakan traveling bersama-sama.
Dalam buku terbitan Gramedia (2016) ini diungkap bahwa Jeff dan Diana menikah setelah enam tahun berpacaran. Saat ini keduanya telah menjalani pernikahan selama lebih dari sebelas tahun. Traveling telah menjadi salah satu gairah hidup mereka, sehingga mereka berkomitmen untuk terus melakukan traveling bersama, selama Tuhan memberikan kesempatan.
BACA JUGA: Meninjau Segi Psikologis Korban Kekerasan Seksual dari Film Hope
Sejak menikah pada tahun 2004, Jeff dan Diana sering melakukan traveling berdua. Buat mereka, hobi ini merupakan cara yang tepat untuk menjali keromantisan. Jalan-jalan sendirian rasanya kurang seru. Pergi beramai-ramai dengan teman-teman kadang terlalu memusingkan karena harus beradaptasi dengan banyak keinginan dan perbedaan karakter (hlm. xii).
Salah satu kelebihan pergi bersama pasangan, sebagaimana diungkap penulis dalam buku ini adalah: kita bisa melakukan honeymoon dengan pergi ke tempat-tempat yang romantis dan indah. Hal ini dapat menambah kemesraan dan kekompakan. Pengaruhnya sangat positif untuk menambah keintiman dalam pernikahan.
Ada 22 destinasi (yang bisa Anda jadikan referensi) di buku dengan sampul yang didominasi warna kuning ini. Pembaca diajak penulis menikmati keheningan yang romantis di Kampung Sampireun (Garut), berjemur di pantai-pantai Lombok yang menawan, bermain salju di Swiss, merasakan padang gurun Pinnacles di Australia Barat, dan sebagainya. Buku yang layak dan cocok dibaca oleh para pencinta traveling.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Buku Perjalanan ke Langit: Nasihat tentang Pentingnya Mengingat Kematian
-
Ulasan Buku Resep Kaya ala Orang Cina, Cara Menuju Kekayaan yang Berlimpah
-
Ulasan Buku "The Wisdom", Merenungi Kebijaksanaan Hidup
-
Tuhan Selalu Ada Bersama Kita dalam Buku "You Are Not Alone"
-
Ulasan Buku Setengah Jalan, Koleksi Esai Komedi untuk Para Calon Komika
Artikel Terkait
-
Desa Wisata Bromonilan, Menikmati Sejuknya Udara khas Pedesaan di Jogja
-
Pura Batu Bolong, Wisata Religi di Tepian Pantai Senggigi Lombok
-
Desa Wisata Pulesari, Tawarkan Suasana Asri dengan Banyak Kegiatan Menarik
-
Mau Liburan Gratis? Cek Link Dana Kaget yang Bikin Dompet Aman!
-
Libur Paskah, Warga Jakarta Serbu Tebet Eco Park
Ulasan
-
Pengepungan di Bukit Duri: Potret Luka Sosial di Balik Layar Sinema
-
Review Anime Bofuri, Main Game VRMMORPG yang Jauh dari Kata Serius
-
Baper, Film Jepang 'The Blue Skies at Your Feet': Cinta, Waktu dan Air Mata
-
Kisah Manis Keluarga di Novel 'Rahasia Keluarga dan Cerita-Cerita Lainnya'
-
Desa Wisata Bromonilan, Menikmati Sejuknya Udara khas Pedesaan di Jogja
Terkini
-
Nilai Tukar Rupiah Anjlok, Laba Menyusut: Suara Hati Pengusaha Indonesia
-
Ondrej Kudela Antar Persija Jakarta Teguk Kemenangan, Persik Kediri Makin Terpuruk
-
Jawaban Ryan Coogler Soal Peluang Sekuel Film Sinners
-
Mengulik Pacaran dalam Kacamata Sains dan Ilmu Budaya
-
Orang Baik Sering Tersakiti: Apakah Terlalu Baik Itu Merugikan Diri?