Indonesia memiliki banyak destinasi wisata yang menyuguhkan keindahan alam yang dapat memanjakan mata siapa saja yang berkunjung. Salah satu destinasi wisata yang banyak diminati oleh warga Indonesia adalah perkampungan di atas air.
Di Indonesia, terdapat beberapa perkampungan di atas air yang banyak dikenal masyarakat luas, yaitu Desa Torosiaje di Gorontalo, Kampung Margasari di Balikpapan, dan Muara Enggelam di Kutai Kartanegara.
Salah satu perkampungan di atas air yang namanya sedang menjadi perhatian banyak masyarakat luas adalah Kampung Malahing yang terletak di wilayah Bontang. Perkampungan yang sepenuhnya berada di atas air ini bahkan masuk ke dalam 75 desa wisata terbaik di Indonesia.
Di samping masuk ke dalam desa wisata terbaik, Kampung Malahing juga memiliki beberapa produk andalan yang mereka produksi sendiri. Apa saja produk-produk tersebut? Yuk, kita cari tahu bersama-sama!
1. Sabun Rumput Laut
Salah satu produk andalan Kampung Malahing adalah sabun rumput laut. Produksi sabun sudah dilaksanakan sejak tahun 2018 oleh salah satu warga lokal yang masih berlanjut hingga saat ini. Kampung Malahing merupakan yang pertama dan satu-satunya wilayah di Bontang yang memproduksi sabun berbahan dasar rumput laut.
Sabun rumput laut asli Kampung Malahing ini bahkan sampai dikirimkan ke luar wilayah Kalimantan, yaitu Jakarta. Manfaat yang terdapat dalam sabun ini antara lain adalah untuk mencegah penuaan dini, mempercepat proses regenerasi sel kulit mati, dan menutrisi kulit.
Namun, di samping hal tersebut, produksi sabun kini mengalami tantangan yaitu kuantitas bahan dasar yang semakin berkurang karena faktor cuaca. Cuaca yang berubah secara ekstrim juga menyebabkan kualitas dari sabun rumput laut menurun karena tanaman air ini tidak dapat beradaptasi dengan cuaca yang kadang berubah secara tiba-tiba.
2. Amplang Rumput Laut
Amplang merupakan makanan ringan khas Kalimantan Timur yang biasanya berbahan dasar ikan. Makanan ringan yang satu ini dapat ditemui di mana saja dan disukai oleh semua kalangan baik dari kalangan atas maupun bawah.
Di Malahing, amplang diproduksi menggunakan rumput laut yang diolah oleh warga lokal kampung ini. Mereka beranggapan bahwa rumput laut merupakan hasil laut yang paling menjanjikan dan sangat fleksibel untuk bisa dijadikan berbagai macam produk, termasuk amplang.
Walaupun tetap menggunakan ikan sebagai bahan dasar pembuatan amplang mereka, tetapi penambahan rumput laut ke dalam makanan ringan yang mereka produksi ini diharapkan dapat membawa kenangan mengenai Malahing tiap kali menyantapnya.
3. Kerajinan Tangan dari Kerang
Mengingat Malahing merupakan perkampungan di atas air, sudah tidak bisa dipungkiri bahwa masyarakat di sekitarnya sering terjun langsung ke perairan untuk mencari berbagai macam hasil laut termasuk kerang. Kerang merupakan hasil laut yang sering mereka dapatkan ketika pergi melaut.
Kerang yang mereka dapatkan biasanya digunakan untuk memproduksi kerajinan tangan seperti gelang, perhiasan bros, dan vas bunga yang nantinya akan dikirim ke konsumen. Pengiriman kerajinan tangan berbahan dasar kerang ini bahkan sampai ke Yogyakarta.
Produk-produk yang telah disebutkan di atas dapat menjadi potensi yang besar bagi perekonomian warga setempat karena apabila dikelola dengan baik dan benar, maka produk seperti sabun, amplang dan kerajinan tangan yang dibuat sendiri bisa menjadi sumber penghasilan tetap bagi masyarakat Malahing. Selain itu, apabila produk-produk tersebut semakin terkenal oleh masyarakat luas, hal tersebut bisa menarik perhatian banyak orang untuk berkunjung ke Kampung Malahing.
Baca Juga
-
3 Fakta Stinky Tofu, Hidangan Tahu yang Populer di Taiwan
-
Mengenal UN Women, Organisasi yang Memperjuangkan Kesejahteraan Perempuan
-
3 Alasan Orang Indonesia Suka Makan Nasi, Sudah Tahu?
-
Selain Indonesia, 3 Negara Ini Terkenal dengan Makanan Kaya Rempah!
-
Tak Hanya Satu, Ini 3 Jenis Lumpia yang Banyak Digemari Orang
Artikel Terkait
-
Atlet Panjat Tebing Bontang Lolos Kejuaraan Dunia, Tapi Tak Punya Dana untuk Berlaga
-
Daya Tarik Pantai Gemah, Rasakan Sensasi Bersantai di Bawah Pohon Pinus
-
Resmi Gantikan Luis Milla, Eks Pelatih PKT Bontang Ini Ungkap Pesan Menyentuh
-
Dino Park Jogja, Merasakan Asyiknya Liburan bersama Dinosaurus
-
Pengamen Badut di Bontang Mengaku Sejam Hasilkan 500 Ribu: Buat Menginap di Hotel
Ulasan
-
Gua Batu Hapu, Wisata Anti-Mainstream di Tapin
-
Ulasan Novel Hi Serana Adreena, Perjuangan Anak Pertama yang Penuh Air Mata
-
Teluk Kiluan, Spot Terbaik untuk Menyaksikan Kawanan Lumba-lumba di Lampung
-
Final Destination Bloodlines: Tawarkan Kedalaman Karakter dan Teror Mencekam
-
Ulasan Lagu Paranormal: Teman Minum Kopi di Pagi Hari Saat Sedang Jatuh Hati
Terkini
-
Ponsel Honor 400 Bakal Rilis Akhir Mei 2025, Usung Kamera 200 MP dan Teknologi AI
-
Jadi Kiper Tertua di Timnas, Emil Audero Masih Bisa Jadi Amunisi Jangka Panjang Indonesia
-
Realme Neo 7 Turbo Siap Meluncur Bulan Ini, Tampilan Lebih Fresh dan Bawa Chipset Dimensity 9400e
-
Realme GT 7T Segera Hadir dengan Sensor Selfie 32 MP dan Baterai Jumbo 7000 mAh
-
Garuda Calling 2025: Rizky Ridho Bertahan di Tengah Kepungan para Pemain Diaspora