Scroll untuk membaca artikel
Ayu Nabila | Fachry Fadillah
Novel "Petualangan Don Quixote" (DocPribadi/Fachry Fadillah)

Pernahkah kalian membaca novel yang bercerita tentang kesatria? Dan apa yang terlintas di benak kalian ketika kalian membaca novel tentang kesatria? Pasti yang terlintas di benak kalian ialah kehebatan, keberanian, dan hal-hal dramatik lainnya yang dilakukan oleh tokoh kesatria dalam novel tersebut. Berbicara mengenai novel dan kesatria, pada kesempatan kali ini saya akan mengulas sebuah novel terjemahan yang bercerita tentang seorang kesatria, yang hidup di wilayah Spanyol pada abad ke-15 Masehi.

Akan tetapi, kesatria yang menjadi tokoh utama dalam novel ini bukanlah kesatria seperti yang kalian bayangkan; melainkan kesatria yang kerap melakukan tindakan-tindakan bodoh berdasarkan imajinasi-imajinasi gilanya. Penasaran dengan novel kesatria yang akan saya ulas? Silakan baca artikel ini sampai tuntas.

Novel tentang kesatria yang akan saya ulas pada kesempatan kali ini ialah sebuah novel terjemahan yang berjudul Petualangan Don Quixote. Adapun novel ini pertama kali diterbitkan dalam bahasa Spanyol pada tahun 1605, dengan judul asli Don Quixote de la Mancha. Sedangkan pengarang novel Don Quixote de la Mancha ialah Miguel de Carventes Saavedra, yang merupakan seorang penyair; novelis; dan dramawan.

Di Indonesia sendiri, novel Don Quixote de la mancha sudah banyak diterjemahkan ke dalam berbagai versi, dan telah diterbitkan oleh berbagai penerbit, salah satunya ialah Immortal Publishing. Dan oleh Immortal Publishing, novel Don Quixote de la Mancha atau yang memiliki judul terjemahan Petualangan Don Quixote ini pertama kali diterbitkan pada tahun 2017.

Novel Petualangan Don Quixote bercerita tentang seorang lelaki tua yang memiliki nama asli Alonso Quixano. Ia merupakan seorang lelaki tua yang sudah berusia enam puluh tahun, tinggal bersama kemenakannya dan penjaga rumahnya. Suatu kebiasaan aneh yang kerap dilakukannya ialah bahwa ia sering membaca buku-buku mengenai kesatria, dan lantas menganggap dirinya sebagai kesatria dengan menirukan adegan-adegan pertarungan di kamarnya.

BACA JUGA: Mengenal Forpost, Drone Andalan Rusia dengan Nuansa Teknologi Israel

Kebiasaan aneh tersebut tentu sudah diketahui oleh kemenakan dan penjaga rumahnya, yang menganggap bahwa buku-buku kesatria yang kerap dibaca oleh tuannya itu memiliki pengaruh buruk terhadapnya. Hingga pada suatu hari, Alonso Quixano memutuskan untuk memulai petualangannya sebagai kesatria pengembara. Ia mengubah namanya menjadi Don Quixote, membawa keledainya yang diberinya nama Rocinante, serta membawa pula tetangganya yang bernama Sancho Panza sebagai pengawalnya.

Tak lupa, sebelum memulai petualangannya itu, ia pun menjadikan seorang perempuan yang merupakan petani ladang sebagai ratunya, yang bernama asli Aldonza Lorenzo, tetapi yang diberinya nama Dulcinea. Dalam petualangannya sebagai kesatria pengambara itu, Don Quixote kerap melakukan hal-hal bodoh: ia kerap bertarung melawan musuh-musuh khayalannya, yang sebenarnya merupakan kincir angin; domba-domba; atau pengembala. Lebih daripada itu, ia pun kerap membuat onar, dengan menganggap para pelancong yang lewat di jalanan sebagai para kesatria, yang harus mengakui bahwa ratunya, Dulcinea, merupakan perempuan paling cantik di dunia.

Beberapa kelebihan yang terdapat dalam novel Petualangan Don Quixote ini, menurut saya, antara lain ialah isinya yang penuh kejutan. Meskipun tindakan-tindakan yang kerap dilakukan oleh Don Quixote terbilang bodoh, tetapi di balik semua kebodohannya itu terdapat kebijaksanaan-kebijaksanaan dalam dirinya, seperti caranya mempertahankan kehormatan; melawan rasa takut; hingga memberikan pengampunan kepada lawan-lawannya. Sehingga dari semua kebijaksanaannya itu, Don Quixote yang semula dianggap selalu meropotkan sahabat-sahabatnya, justru membuat para sahabatnya kehilangan pada saat kematiannya.

Selain itu, kelebihan lain yang terdapat dalam novel Petualangan Don Quixote ini, menurut saya, ialah adanya narator dalam menjelaskan kisah mengenai petualangan Don Quixote. Sehingga dengan adanya narator dalam novel Petualangan Don Quixote ini, kita sebagai pembaca dapat lebih mudah menangkap alur cerita mengenai kisah petualangan Don Quixote. Menurut saya, novel Petualangan Don Quixote ini sangat patut untuk kalian baca, karena isinya yang menghibur; banyak memuat pesan moral; serta dapat menambah pengetahuan dan wawasan kalian mengenai corak karya sastra Eropa klasik.

Nah, itu tadi merupakan sedikit ulasan mengenai sebuah novel terjemahan karya Miguel de Carventes Saavedra yang berjudul Petualangan Don Quixote. Adapun ulasan ini merupakan ulasan saya pribadi, berdasarkan novel tersebut. Jadi, bagaimana menurut kalian? Apakah kalian tertarik untuk membaca novel tersebut?

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Fachry Fadillah