Resminya Ganjar Pranowo dalam bursa capres Pemilu 2024 yang diusung PDI-P beserta koalisinya, sedikit menyita perhatian untuk melirik sosok beliau.
Ganjar Pranowo merupakan salah satu politikus Indonesia yang kini diketahui kader dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P). Beliau adalah mantan Gubernur Jawa Tengah yang lahir pada tanggal 28 Oktober 1968.
Perjalan karier beliau tentu tidak diperoleh secara instan, diketahui kepemimpinan beliau dimulai sejak menjadi mahasiswa dulu. Ganjar merupakan alumni di Universitas Gadjah Mada (UGM), dan ia belajar di Fakultas Hukum. Bahkan di kampus itu, beliau dikenal sebagai aktivis GMNI.
Maka dari itu, mungkin masih ada yang belum mengetahui seperti apa cikal bakal organisasi GMNI yang diikuti Ganjar Pranowo saat menjadi mahasiswa dulu.
BACA JUGA: Ghost Palace Bali: Hotel Mewah yang Dibangun Tommy Soeharto Malah Berakhir Jadi Istana Hantu
Sekilas tentang GMNI
Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) adalah salah satu organisasi mahasiswa ekstra kampus yang berwatak nasionalis dan memiliki asas Marhaenisme ajaran Bung Karno. Memang, lahirnya organisasi ini didasari dengan adanya keinginan kuat untuk merawat ajaran Bung Karno di dunia mahasiswa.
Asas Marhaenisme yang dimaksud itu, ialah Sosio Nasionalisme, Sosio Demokrasi, dan Ketuhan Yang Maha Esa. Artinya, GMNI lahir sebagai medium mahasiswa untuk terlibat dalam pergerakan membela kaum tertindas sebagaimana dalam ajaran Bung Karno itu sendiri.
Sebenarnya, GMNI lahir hasil peleburan dari tiga organisasi besar yang memilik ajaran sama. Tiga organisasi itu, di antaranya Gerakan Mahasiswa Marhaenis (GMM) berpusat di Yogyakarta, Gerakan Mahasiswa Merdeka (GMM) berpusat di Surabaya, dan Gerakan Mahasiswa Demokrat Indonesia (GMDI) berpusat di Jakarta.
Setelah para pimpinan tiga organisasi itu melakukan serangkaian pertemuan, akhirnya bersepakat untuk melakukan fusi dan tergabung menjadi satu dengan nama Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) dengan asas Marhenis ajaran Bung Karno.
BACA JUGA: Ulasan: Pemahaman Tentang "Intimidasi", "Diintimidasi", dan "Terintimidasi"
Hingga akhirnya bersepakat untuk melakukan Kongres pertama di Surabaya pada 23 Maret 1954 yang didukung oleh Bung Karno. Tanggal itulah kemudian dijadikan sebagai hari lahir atau Dies Natalis GMNI.
Organisasi ini salah satu organisasi yang bersifat independen dan tidak berafiliasi dengan partai politik manapun. Namun, secara personal kader GMNI bebas menyalurkan aspirasi politiknya pada kekuatan sosial politik manapun.
Saat ini, organisasi ekstra kampus ini hampir bisa ditemui di seluruh kota atau kabupaten yang memiliki perguruan tinggi. Bahkan, GMNI tak sedikit juga dikenal di tengah masyarakat dengan program dan gerakan yang dilakukan sesuai dengan ketentuan organisasi yang berlaku.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Perempuan Hebat, Masyarakat Panik: Drama Abadi Norma Gender
-
Saat Generasi Z Lebih Kenal Algoritma daripada Sila-sila Pancasila
-
Ketika Pendidikan Kehilangan Hatinya: Sebuah Refleksi Kritis
-
Toleransi Rasa Settingan: Drama Murahan dari Pejabat yang Kehabisan Akal
-
Lingkaran Setan Upah Minimum: Tertinggal dari Tetangga, Tergerus Inflasi
Artikel Terkait
-
Cerita Mahfud MD Pernah Dilarang Masuk Politik oleh Gus Dur, Kini Dampingi Ganjar Jadi Cawapres
-
Beredar Foto Masa SMA Ketiga Capres, Netizen Tebak-Tebakan Tipe Murid: Anak Orang Kaya, Anak Nakal, Anak Alim
-
'Robot' AI Prediksi Presiden Terpilih Pemilu 2024: Ganjar, Anies atau Prabowo
-
Diusung jadi Cawapres Prabowo, Ganjar: Tak Ada Nama Gibran di TPN
-
Ngaku Tak Khawatir Gibran Maju di Pilpres Bakal Pakai Fasilitas Negara, Ganjar: Pak Presiden Tidak Melakukan Itu!
Ulasan
-
Ulasan Buku "Revenge of the Tipping Point", Kombinasi Psikologi Dunia
-
Review Film Wasiat Warisan: Komedi Keluarga dengan Visual Danau Toba
-
Review Film Zootopia 2: Petualangan yang Lebih Dewasa dan Emosional
-
Ulasan Film Steve: Kisah Satu Hari yang Mengancam Kewarasan
-
Ulasan Buku Melania: Tokoh Publik Amerika Serikat yang Melegenda
Terkini
-
Jonathan Alden Dituding Tidak Peka, Brisia Jodie: Suamiku The Best!
-
Permalukan Orang Jadi Hiburan: Fenomena Prank yang Melenceng Jadi Bullying!
-
Tetap Bercadar, Mawa Jadi Brand Ambassador Skincare Milik dr. Oky Pratama
-
Saat Alam Bicara: Membaca Banjir dan Longsor Sumatera lewat Filsafat Minangkabau
-
No Viral No Justice: Ketika Kasus Bullying Baru Dipedulikan setelah Ramai