Sebuah novel dengan latar belakang sejarah tentang kepiawaian diplomasi seorang admiral atau laksamana yang satu ini menawarkan sebuah pengalaman membaca yang berbeda dari kebanyakan novel lainnya.
Bercerita tentang Jalur Sutra, jalur perdagangan yang membentang dari arah matahari terbit hingga ke ujung barat.
Identitas Buku Armada Matahari
Judul Buku: Armada Matahari
Penulis: Ali Ghanim al-Hajri
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Jumlah Halaman: 207 Halaman
Sinopsis Cerita Armada Matahari
Kabar kedatangan armada Tiongkok ke kota Zhofar telah membuat masyarakat setempat gempar. Mereka bertanya-tanya, apakah armada yang akan datang tersebut membawa kebaikan dan persahabatan atau justru akan melancarkan serangan dan permusuhan? Mereka takkan lupa tentang bangsa Mongol di masa lalu yang berhasil memorak-porandakan Khilafah Abbasiyah.
Kehadiran sang admiral bernama Syamsuddin atau Cheng Ho berhasil menepis semua kekhawatiran. Sikap, tutur kata, dan kecerdasannya mampu menaklukkan hati para pembesar dan orang terpandang dalam hal pembukaan jalur perdagangan baru, yang akan mempertemukan pedagang dari arah matahari terbit hingga ke ujung barat.
Namun, upaya Syamsuddin tak lepas dari hambatan. Perebutan kekuasaan, perseteruan antar-kabilah, serta fitnah yang dilancarkan membuat upaya ini kian pelik. Lagi-lagi, sang admiral harus mampu menunjukkan kepemimpinan berdiplomasi dan membangun kepercayaan.
BACA JUGA: Ulasan Buku Dona Dona, Kisah Kafe Kecil dan Perjalanan Lintas Waktu
Ulasan Buku
Secara pribadi, ketika membaca buku ini dan memposisikan diri sebagai pembaca, ada beberapa poin yang membuatku cukup tertarik dengan isi buku ini. Mulai dari judulnya yang tidak biasa dan cukup membuat penasaran, hingga bagian blurb di belakang yang menawarkan cuplikan kisah luar biasa.
Setelah menamatkan buku setebal kurang lebih 200 halaman ini, aku jadi tahu makna judul ‘Armada Matahari’. Dikisahkan bahwa Lasamana Cheng Ho yang berasal dari China, bersama armadanya yang besar, berusaha membuat perjanjian dan meminta persetujuan dari negara-negara yang akan dilalui Jalur Sutra.
Kemampuannya dalam bernegosiasi dan menjunjung tinggi adat tempat ia berpijak benar-benar menggambarkan sosok admiral yang diplomatis dan mampu menyesuaikan diri. Meski tidak saling mengerti bahasa satu sama lain dan bergantung pada penerjemah, percakapan antara dirinya dan para pembesar tempat ia bertamu tetap terasa hangat dan penuh keakraban.
Ada beberapa pengetahun baru juga yang aku dapatkan melalui buku ini, seperti pengetahuan tentang Jalur Sutra yang membentang sangat panjang dan melewati berbagai daerah dengan pemimpin yang berbeda.
Lantas, apakah sosok Laksamana Cheng Ho dan karakter lainnya yang ada di buku ini ini benar-benar ada di dunia nyata? Berdasarkan keterangan yang ada di halaman awal, setiap individu dalam novel ini hanyalah rekaan penulis berdasarkan daya khayal sastrawi yang melampauai batas kenyataan sejarah.
Konliknya memang berat, tentang perebutan kekuasaan dan pemberontakan, tetapi disampaikan dengan cara yang unik dan tidak bertele-tele. Hingga pada akhirnya kebaikan tetap akan keluar sebagai pemenang.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Ikuti Perjalanan Hampa Kehilangan Kenangan di Novel 'Polisi Kenangan'
-
3 Novel Legendaris Karya Penulis Indonesia, Ada Gadis Kretek hingga Lupus
-
Geram! Ayu Ting Ting Semprot Netizen yang Hujat Bilqis Nyanyi Lagu Korea
-
Haji Faisal Akui Sempat Syok dengan Konten Atta Halilintar yang Disebut Netizen Sentil Fuji
-
Outfit Bandara Seowon UNIS Jadi Sorotan, K-netz Perdebatkan Usia Debut
Artikel Terkait
-
Ulasan Novel Monster Minister: Romansa di Kementerian yang Tak Berujung
-
Ulasan Novel The Confidante Plot: Diantara Manipulasi dan Ketulusan
-
Kisah Manis Keluarga di Novel 'Rahasia Keluarga dan Cerita-Cerita Lainnya'
-
Ulasan Novel 1984: Distopia yang Semakin Relevan di Dunia Modern
-
Ulasan Novel Harga Teman: Ketika Hasil Kerja Tidak di Hargai oleh Klien
Ulasan
-
Ulasan Novel Monster Minister: Romansa di Kementerian yang Tak Berujung
-
Ulasan Novel The Confidante Plot: Diantara Manipulasi dan Ketulusan
-
Review Film Drop: Dinner Romantis Berujung Teror Notifikasi Maut
-
Pengepungan di Bukit Duri: Potret Luka Sosial di Balik Layar Sinema
-
Review Anime Bofuri, Main Game VRMMORPG yang Jauh dari Kata Serius
Terkini
-
Final AFC U-17: Uzbekistan Miliki 2 Modal Besar untuk Permalukan Arab Saudi
-
Final AFC U-17: Uzbekistan Lebih Siap untuk Menjadi Juara Dibandingkan Tim Tuan Rumah!
-
Media Asing Sebut Timnas Indonesia U-17 akan Tambah Pemain Diaspora Baru, Benarkah?
-
Taemin Buka Suara Soal Rumor Kencan dengan Noze, Minta Fans Tetap Percaya
-
Kartini di Antara Teks dan Tafsir: Membaca Ulang Emansipasi Lewat Tiga Buku