Apakah kamu punya hobi menulis dan ingin memperbaiki kualitas tulisan? Atau mungkin ingin agar hobi tersebut bisa menghasilkan uang?
Jika iya, kamu bisa baca buku berjudul 'Gampang Mencari Uang dengan Menulis Opini' karya Iswadi Suhari. Sebagaimana judulnya, buku ini membahas tentang kiat menulis artikel opini agar layak tayang di media massa.
Meskipun judul bukunya kedengaran bombastis, namun buku ini sebenarnya fokus pada pembahasan tentang cara agar artikel opini kita layak terbit.
Nah, kenapa harus artikel opini sih? Di antara kelebihan dari menulis artikel opini adalah waktu yang dibutuhkan relatif lebih singkat dibanding harus menulis buku atau esai panjang.
Bagi yang hobi menulis dan punya segudang ide yang ingin disampaikan, menulis opini bisa menjadi salah satu alternatif terbaik.
Proses yang singkat dari eksekusi ide hingga menjadi tulisan yang utuh menjadi salah satu kepuasan tersendiri yang bisa dicapai dari menulis opini.
Berdasarkan pengalaman penulis, ternyata saat ini ada banyak platform yang menyediakan ruang bagi para penulis artikel untuk menerbitkan karyanya.
Selain menjangkau pembaca yang lebih luas, mengirimkan karya ke media mainstream bisa menjadi ladang untuk memperoleh penghasilan tambahan.
Di dalam buku ini, penulis menyajikan beberapa tips penting yang bisa diaplikasikan saat membuat artikel.
Tapi sebelum melangkah ke proses menulis, hal paling pertama yang harus diperhatikan adalah memperkuat niat.
Niat yang kuat ini bisa dibangun dengan mengingat kembali alasan mengapa kita menulis.
Setelah niatnya terbangun, maka kita bisa melangkah ke proses selanjutnya. Yakni banyak membaca contoh-contoh artikel yang sesuai dengan selera kepenulisan kita.
Setelah itu, mulailah untuk mencari platform yang mampu mengakomodasi genre tulisan yang ingin dibuat.
Bisa juga dengan mencari platformnya terlebih dahulu, lalu belajar untuk menyesuaikan gaya kepenulisan dan aturan-aturan yang ditentukan oleh platform tersebut.
Hal yang tak kalah penting dari menulis artikel adalah pembuatan kerangka artikel. Jadi, nggak ada lagi cerita kalau mager nulis karena kehabisan ide dan tulisan yang berjalan di tempat.
Adanya kerangka bisa menjadi alur yang tepat untuk menunjukkan hal-hal penting apa saja yang bisa kita tulis dari artikelnya nanti.
Setelah menulis kerangka, kita perlu mengumpulkan data. Ingat ya, data di sini harus kredibel dan berasal dari sumber terpercaya.
Tips penting selanjutnya adalah jangan menulis sambil menyunting. Nah, ini penting banget sih karena seringkali tulisan kita nggak kelar-kelar disebabkan kita menjadi penulis sekaligus editor dalam satu waktu.
Kecenderungan untuk perfeksionis dalam tahapan ini juga seringkali membuat tulisan sulit untuk rampung.
Jadi, lebih baik kita mengalokasikan waktu untuk menulis bebas tanpa intervensi, kemudian barulah melakukan proses penyuntingan.
Kalau waktunya cukup lapang, kita bisa menyempatkan diri untuk melakukan freezing time untuk tulisan yang dibuat.
Yakni proses "mendiamkan" tulisan dengan mengambil jarak sejenak sebelum memutuskan untuk benar-benar mengunggah artikel atau mengirimnya ke meja redaksi.
Freezing time ini bermanfaat agar kita bisa menilai tulisan secara lebih objektif karena waktu jeda tersebut membuat penulis terbebas dari beban emosional dari tulisannya sendiri.
Tips selanjutnya bisa juga dengan menanyakan pendapat orang lain yang lebih kapabel. Terkadang, mereka bisa menilai artikel kita lebih objektif.
Selain menyajikan tips seputar penulisan artikel opini, penulis juga menceritakan pengalamannya selama menjadi penulis.
Ia juga mencantumkan beberapa contoh artikel yang dimuat maupun yang pernah ditolak untuk menjadi pembelajaran bagi pembaca.
Secara umum, buku ini cukup inspiratif. Bagi Sobat Yoursay yang memiliki hobi menulis, khususnya tentang artikel opini, buku ini bisa menjadi salah satu referensi yang menyajikan banyak insight berharga yang layak untuk disimak!
Baca Juga
-
Polemik Bu Ana, Brave Pink, dan Simbol yang Mengalahkan Substansi
-
Tidak Ada Buku di Rumah Anggota DPR: Sebuah Ironi Kosongnya Intelektualitas
-
Intelijen Dunia Maya: Upaya Netizen Indonesia dalam Menjaga Demokrasi
-
Ulasan Buku Wise Words for Smart Women, 100 Motivasi untuk Perempuan Cerdas
-
Solusi Dilema Karier vs Keluarga dari Buku Jadi Kaya dengan Bisnis di Rumah
Artikel Terkait
-
"Breasts and Eggs", Membongkar Realitas Perempuan di Tengah Tekanan Tradisi
-
Review Toko Jajanan Ajaib Zenitendo: Atasi Reading Slump dalam Sekali Duduk
-
Ulasan Buku Anak-Anak Kota Lama: Potret Sosial dalam Latar Budaya yang Beragam
-
Ulasan Buku Maneki Neko: Rahasia Besar Orang Jepang Mencapai Keberuntungan
-
Ulasan Novel Miss Wanda: Duka dan Cinta Bisa Hidup Bersamaan
Ulasan
-
Review Film Andai Ibu Tidak Menikah dengan Ayah: Drama Keluarga yang Bikin Hati Mewek
-
Ulasan Novel Tanah Para Bandit: Ketika Hukum Tak Lagi Memihak Kebenaran
-
5 Drama Korea Psikologis Thriller Tayang di Netflix, Terbaru Queen Mantis
-
Review Film Menjelang Magrib 2, Nggak Ada Alasan Buat Dilanjutkan!
-
Kala Film The Conjuring: Last Rites, Mengemas Lebih Dalam Arti Kehilangan
Terkini
-
4 Padu Padan OOTD Chic ala Yunjin LE SSERAFIM, Stylish Buat Segala Suasana!
-
Kesejahteraan Guru Terancam? Menag Bilang 'Cari Uang, Jangan Jadi Guru!'
-
4 Rekomendasi Serum Vitamin C Terjangkau untuk Pelajar dengan Kulit Cerah
-
Band-Aid oleh KickFlip: Hadapi Sakitnya Patah Hati dan Merindukan Seseorang
-
Rieke Diah Pitaloka Bela Uya Kuya dan Eko Patrio: 'Konyol Sih, tapi Mereka Tulus!'