"UnOrdinary" adalah webtoon bergenre fantasi dengan latar belakang sekolah menengah atas yang ditulis dan diilustrasikan oleh Uru-chan. Cerita ini didasarkan pada sebuah dunia di mana orang-orang memiliki keterampilan dan kekuatan super.
Tokoh utama dalam cerita ini bernama John, dia dikenal sebagai "orang cacat" karena tidak memiliki kekuatan super. Dia adalah seorang siswa di Wellstone Private Highschool, sebuah sekolah yang menampung siswa-siswa berprestasi dengan kekuatan yang unik.
John berusaha keras untuk bertahan hidup dalam masyarakat yang kejam dengan sistem hirarki yang tidak sesuai dengan aturan, tingkatan tinggi yang sangat sombong dan terus menginjak-injak kaum yang lemah.
Dia sangat lemah sehingga dia tidak bisa melakukan apa-apa selain dihancurkan berulang kali setiap hari, tetapi dia bertemu dengan Seraphina dan berteman dengannya, "yang terkuat" di sekolah mereka saat ini yang kemudian membuat hidupnya sedikit lebih baik.
Review Webtoon UnOrdinary
Desain karakter dalam cerita ini cukup ceroboh, terutama desain pada episode pertama, tapi sejujurnya tidak terlalu buruk dan saya sangat menyukainya karena "UnOrdinary" juga merupakan salah satu webtoon pertama yang saya baca saat mulai menjelajahi dunia manhwa/manga.
Saya sangat menyukai pasangan John dan Sera, meskipun saya agak tertawa dalam beberapa adegan karena model tatanan rambutnya, desain karakter ini cukup menghibur. Saya juga suka bagaimana penulis menyiratkan karakter John melalui penataan rambut dan gel rambutnya.
Saya tertarik oleh pembalikan karakter dan situasi dalam cerita di mana karakter terkuat yaitu Seraphina, menjadi lumpuh, dan mengungkapkan John yang sebelumnya termasuk kaum lemah justru ternyata adalah "Raja" yang seharusnya.
Selain itu, perkembangan karakter Arlo, mendorong John untuk berubah dan kembali ke dirinya yang dulu. Saya merasa terpikat oleh perubahan karakter ini, di mana karakter pendukung mulai menjadi "orang baik" sedangkan John berubah menjadi karakter yang tidak disukai yaitu menjadi penjahat.
Saya termasuk yang jarang membaca komentar untuk komik yang saya baca, tapi ketika saya melihat beberapa, saya menemukan bahwa banyak orang marah dengan perubahan karakter John.
Namun, saya melihat ini sebagai tanda bahwa cerita berhasil membuat para pembaca terlibat emosional dalam karakternya. Perubahan karakter John adalah salah satu unsur yang menarik dalam cerita, dan saya percaya bahwa suatu saat nanti akan ada momen penebusan bagi karakter tersebut.
Bagi saya, cerita ini seru dengan karakter-karakter yang kuat. Namun, penting untuk diingat bahwa setiap orang memiliki selera berbeda, jadi kamu mungkin perlu mencoba membacanya sendiri untuk menilai apakah kamu akan menyukainya atau tidak.
Baca Juga
-
Review Series Beauty Newby, Adaptasi Minimalis tentang Penerimaan Jati Diri
-
Ulasan Lagu LUCY Snooze: Sebuah Pelukan Hangat di Tengah Penatnya Dunia
-
Review Film A Man and A Woman, Kisah Cinta Terlarang yang Menguras Emosi
-
Berdamai dengan Perasaan Sendiri Lewat Lagu Taeyeon Bertajuk Rain
-
Warung Nayamul: Kuliner Khas Jawa dengan Konsep Prasmanan yang Nyaman
Artikel Terkait
-
Review Series Gadis Kretek, Tontonan Kualitas Tinggi
-
3 Manfaat Mendapatkan Senjata Signature di Game Genshin Impact
-
Review Film Cobweb, Ruwetnya Bikin Film
-
Review Drama Korea 'Celebrity', Soroti Sisi Gelap Influencer Kaya
-
Review Yamaha Freego 2023, Produk Keluaran Terbaru Cocok buat Kamu yang Suka Sat Set
Ulasan
-
Curug Balong Endah, Pesona Air Terjun dengan Kolam Cantik di Bogor
-
Wonwoo SEVENTEEN Ungkap Pesan Cinta yang Tulus Lewat Lagu Solo 99,9%
-
First Impression Good Boy: Aksi Seru, Visual Keren, dan Cerita Bikin Nagih
-
Ulasan Don Quixote: Perjalanan Ksatria Gila dan Khayalannya
-
SHINee Ring Ding Dong: Anthem Ikonik K-Pop saat Cinta Datang Tak Diundang
Terkini
-
Rahasia Kulit Lembap dan Glowing, 4 Rekomendasi Masker Korea Berbahan Madu
-
10 Rekomendasi Drama China yang Memakai Kata "Legend" pada Judulnya
-
Doyoung Usung Tema Yakin dan Percaya di Highlight Medley Album Soar Part 3
-
Jackson Wang Ungkap Rasa Sakit Jalani Hubungan Toksik di Lagu Hate To Love
-
Mainan Anak dan Stereotip Gender: Antara Mobil-mobilan dan Boneka