Pantai Kondang Merak adalah satu dari pantai-pantai pesisir selatan di wilayah Kabupaten Malang, Jawa Timur. Tepatnya berada di Desa Sumberbening, Kecamatan Bantur. Pantai ini dekat dengan pertigaan Jalur Lintas Selatan (JLS) sehingga menjadi tujuan wisata yang banyak diburu para pengunjung. Ditambah akses menuju pantai yang sudah beraspal (bukan makadam) bisa menghilangkan mood capek dalam perjalanan menuju lokasi.
Pantai ini disebut Kondang Merak karena Kondang yang berarti muara yang menghubungkan air tawar dan air laut. Di area itu juga menjadi habitat burung merak karena ada arus air tawar yang mereka gunakan untuk minum.
Informasi harga dan fasilitas pantai
Tiket: 10 ribu per orang
Parkir: 5 ribu per motor
WC/kamar mandi: rata-rata 3 ribu rupiah
Fasilitas yang disediakan cukup lengkap, jadi jangan khawatir untuk datang ke pantai ini. Mulai dari mushola, toilet, warung makan, hingga persewaan alat-alat camping yang ramah di kantong. Para pengunjung bisa menikmati olahan laut dari nelayan setempat di warung makan yang tersedia. Harga relatif terjangkau dan rasanya yang enak menarik wisatawan mencicipi kuliner setempat.
Pantai ini memiliki lautan pasir putih yang lumayan panjang. Sehingga area di pantai ini mencakup Pantai Ngentup yang berada di sisi barat area Pantai Kondang Merak. Karena areanya yang luas, para pengunjung bebas mendirikan tenda untuk berkemah di spot-spot yang mereka inginkan.
Pantai memesona namun berisik!
Siapa sangka jika pantai yang diekspektasikan memiliki suasana tenang, nyaman, damai, dan hanya mendengar suara-suara alam. Nyatanya, truk pembawa sound system berduyun-duyun datang di tengah malam. Mengambil alih suara burung, jangkrik, bahkan deburan ombak pun terkalahkan oleh hebohnya lagu-lagu koplo yang mereka putar.
Bahkan mereka tidak mengindahkan pengunjung lain yang sedang menikmati liburannya. Yang lebih parahnya lagi, sound system itu menggelegar tidak berhenti sampai mereka pulang. Seharusnya, pengelola melarang para pengunjung membawa sound system yang seharusnya dipakai saat hajatan di kampung, bukan di pantai.
Perlu diketahui bahwa tempat wisata merupakan fasilitas umum namun bukan berarti bisa seenaknya sendiri. Seharusnya pengunjung bisa lebih bijak ketika berwisata di area umum karena akan sangat mengganggu jika membawa pengeras suara. Yuk bersama lebih bijak.
Baca Juga
-
Letting Go, Buku Self Improvement tentang Kekuatan Pasrah
-
Mengenal Buku Kontras Aku Sayang Ayah dan Ibu, Stimulasi untuk Newborn
-
Temukan Pedoman Zen dalam Buku Haemin Sunim, When Things Don't Go Your Way
-
Membludak! Floating Market Pertama di Surabaya Diserbu Pengunjung
-
Ulasan Buku 'I DO', Siapkan Pernikahan dan Putus Rantai Trauma Keluarga
Artikel Terkait
-
Cuci Mata Lewat Keindahan Alam di Wisata Air Terjun Coban Rondo, Kabupaten Malang
-
Ingin Liburan Akhir Tahun Seru yang Bebas dari Kebisingan Kota, Ke Pantai Aja Yuk!
-
Pantai Bandengan, Eloknya Pesona Alam dengan Hamparan Pasir Putih di Jepara
-
Liburan Berkedok Belajar, Berikut Destinasi Wisata Museum Angkut yang Khas
-
Rasakan Nuansa Liburan di Korea Selatan Lewat Wisata Lokal San Terra de Laponte
Ulasan
-
Ulasan Novel The Castle Karya Kafka: Potret Dingin Birokrasi yang Membungkam
-
Review Film Fox Hunt: Kisah Nyata Penipuan 17,4 Miliar yang Penuh Aksi!
-
Novel If We Survive This: Perjuangan Dua Saudara di Tengah Virus Mematikan
-
Ulasan Komik Nyai Anteh: Cerita Rakyat Bergaya Modern dan Sarat Pesan Moral
-
Fifty Shades: Trilogi Film Romansa Mewah Penuh Luka dan Kontroversi
Terkini
-
Gaet Lucas Gama, Persik Kediri Komitmen Perbaiki Kesalahan di Musim Kemarin
-
Gak Perlu Cemas Lagi! 4 Rekomendasi Pelembap Aman untuk Skin Barrier Bumil dan Busui
-
BPJS Kesehatan Pangkas 21 Layanan: Efisiensi Anggaran atau Eliminasi Hak Rakyat?
-
5 Drachin Tayang Juli 2025, Ada Drama Reuni Zhao Jinmai dan Zhang Linghe
-
Belajar Hidup dari Anak Kos, Tamat 1000 Pelajaran Hidup di Kota Orang