Film anime "A Silent Voice" adalah karya yang tidak hanya menarik banyak perhatian para penggemar anime, tetapi juga berhasil memukau penonton dengan cerita yang menyentuh serta pesan yang baik.
Disutradarai oleh Naoko Yamada dan diproduksi oleh Kyoto Animation, film ini diadaptasi dari manga berjudul sama karya Yoshitoki ima. Mari kita lihat lebih dalam mengapa "A Silent Voice" layak untuk diapresiasi.
Film ini menceritakan tentang seorang remaja bernama Shoya Ishida yang mencoba untuk menebus kesalahan masa lalunya. Shoya dulu adalah anak nakal yang melakukan bullying terhadap Shoko Nishimiya, seorang siswa yang memiliki gangguan pendengaran.
Kehidupan Shoko berubah drastis akibat perbuatannya, dan sebagai akibatnya Shoya dijauhi oleh teman-teman sekolahnya karena sering membully Shoko.
Salah satu hal yang membuat "A Silent Voice" begitu istimewa adalah cara film ini menggambarkan dampak dari perbuatan buruk pada korban dan pelaku.
Penonton disuguhkan dengan nuansa emosional yang kuat melalui kedalaman karakter Shoya dan Shoko. Mereka bukan hanya karakter fiksi, tetapi manusia dengan perasaan, ketakutan, dan juga harapan.
Film ini tidak hanya berfokus pada aspek drama, tetapi juga menyelipkan unsur-unsur komedi ringan. Humor-humor kecil dalam film ini menghidupkan suasana, terutama saat Shoya berusaha memperbaiki hubungannya dengan teman-teman di sekolah.
Visual dalam "A Silent Voice" tidak bisa diabaikan. Kyoto Animation berhasil menyajikan animasi yang memukau dan penuh detail. Setiap ekspresi wajah karakter, gerakan, dan latar belakang dirancang dengan teliti.
Mengenai musik, lagu-lagu pengiring dalam film ini melengkapi setiap adegan dengan sempurna. Skor musik yang digunakan untuk menggambarkan emosi karakter benar-benar menghantarkan penonton masuk ke dalam alur cerita.
Penggunaan musik juga membantu menciptakan suasana yang pas, baik saat menggambarkan kegembiraan maupun kesedihan.
Tidak hanya itu, "A Silent Voice" menyajikan pesan moral yang dalam tentang keberanian untuk menerima kesalahan dan berusaha memperbaiki diri.
Film ini memberikan pelajaran bahwa setiap tindakan memiliki konsekuensi, dan setiap individu memiliki potensi untuk berubah menjadi lebih baik.
Baca Juga
-
Bukan Kualitas, Tapi Stereotip yang Kadang Halangi Perempuan Menjadi Pemimpin
-
Mengulik Pacaran dalam Kacamata Sains dan Ilmu Budaya
-
Apakah Hari Kartini Menjadi Tameng Emansipasi oleh Kaum Wanita?
-
Tamat! Ini 3 Momen Menyakitkan bagi Noh Young Won di Bitter Sweet Hell
-
Siap-Siap Emosi! 3 Drama Korea Ini Sepanas Film Ipar adalah Maut
Artikel Terkait
-
3 Kebahagiaan Baru Nakami Berkat Magari di Anime Kimi wa Houkago Insomnia
-
4 Rekomendasi Film dan Series Romantis yang Dibintangi Giorgino Abraham
-
Review The Secret World of Arrietty, Film Ghibli Ini Wajib Kamu Saksikan!
-
Ulasan Anime Death Parade, Melihat Kehidupan dari Perspektif Hakim Kematian
-
Review Film NAPOLEON, Ketipu Trailer!
Ulasan
-
Stop Victim Mentality! Insights Akbar Abi dari Buku Berani Tidak Disukai
-
Lebih dari Sekadar Sensasi: 5 Film Romansa Dewasa dengan Cerita Mendalam
-
Review Buku Walau Jomblo Tetap Produktif: Menjadi Single Berkualitas dan Berprestasi
-
Kontroversial dan Bikin Naik Darah! Film Ozora Sukses Mengaduk Emosi
-
Ulasan Buku "What i Ate in One Year", Kuliner Dunia Yang Menakjubkan
Terkini
-
6 Wearable Murah 2025: Mana yang Paling Worth It buat Dibeli?
-
Acara Variety Musik G-Dragon 'Good Day' Dipastikan Lanjut ke Musim Kedua
-
Generasi Muda dalam Ancaman menjadi Pelaku dan Korban Bullying
-
The Great Flood Ungkap Ketegangan Park Hae Soo saat Selamatkan Kim Da Mi
-
Kenapa Gen Z Menjadikan Sitcom Friends sebagai Comfort Show?