Novel "Penyap" yang ditulis oleh Sayyidatul Imamah setebal 255 halaman ini menceritakan tentang dua remaja yaitu, Anna pengidap penyakit leukimia, dan Leo Sebastian yang berjuang dengan penyakit mental akibat trauma dari keluarganya.
Dengan latar belakang keluarga yang penuh konflik, Anna dan Leo menghadapi tantangan hidup yang berat.
Kisah mereka penuh gejolak emosi, Anna merasa terpuruk saat penyakitnya kambuh, sementara Leo berkeinginan untuk mengakhiri hidupnya di tengah kesulitan yang dialaminya.
Namun, takdir membawa keduanya bersatu, yang membentuk ikatan akrab, dan memberikan inspirasi satu sama lain.
Tidak hanya berfokus pada Anna dan Leo, novel ini juga memperkenalkan Nora, kakak Anna, yang juga merasakan tekanan psikis yang berat.
Cerita tentang Nora diungkapkan melalui catatan harian, yang menambah kompleksitas dalam cerita.
Buku ini mengusung tema yang sensitif, yang tidak semua orang bisa membaca novel ini.
Dari bab-bab awal, buku ini dapat memukau pembaca dengan kata-katanya yang indah. Meskipun mengusung tema berat, namun bahasanya mudah dipahami.
BACA JUGA: Review Anime Nisekoi, Kisah Cinta di Balik Konflik Keluarga Mafia
Meski plotnya tampak biasa, keberadaan perspektif tokoh membuat saya menikmati buku ini. Awalnya saya tidak terlalu peduli dengan beberapa tokoh, namun seiring waktu, tokoh-tokoh ini terasa hidup, sehingga saya bisa menikmati bacaan ini.
Tidak bisa dilewatkan untuk membahas tokoh-tokoh yang menginspirasi, seperti Anna yang ceria dan optimis, yang menjadi cahaya di hidup Leo.
Sementara Leo, meski terlihat unik, ternyata dia jenius dan tulus di balik penampilannya yang berbeda. Nora sebagai kakak Anna juga menarik dengan pengorbanan untuk adiknya.
Setelah membaca buku ini, pikiran saya terbuka dan rasa syukur muncul untuk apa dan siapa yang saya miliki saat ini. Banyak pelajaran yang dapat diambil dari kisah Anna dan Leo.
Kehidupan memang keras, tetapi bagaimana kita menghadapinya akan memengaruhi diri sendiri dan orang lain.
Kita akan lebih berpikir panjang sebelum mengambil tindakan karena tidak ingin membuat sedih orang-orang yang berharga bagi kita.
Kita juga akan lebih menghargai setiap hari yang Tuhan anugerahkan, baik itu senang maupun susah.
Saya sangat merekomendasikan novel ini kepada siapa pun yang ingin mencari bacaan dengan bahasa yang ringan, isi berbobot, cerita menarik, dan karakter-karakter yang menginspirasi.
Jangan ragu untuk membuka diri dan mencari dukungan saat menghadapi pikiran negatif, karena kita semua berharga dan peduli.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
ONF The Stranger: Lagu Ala Michael Jackson Buat Kamu Semangat Membara!
-
Review Series 'Squid Game 2', Lebih Kompleks namun Kurang Menegangkan?
-
Menapak Jejak Warisan Jokowi Selama Satu Dekade Masa Kepemimpinan
-
Ulasan Film Daisy, Perpaduan Romansa dan Thriller yang Tak Terduga
-
4 Rekomendasi Film Korea Dibintangi Ji Chang Wook, Revolver Teranyar
Artikel Terkait
-
Ulasan Novel Monster Minister: Romansa di Kementerian yang Tak Berujung
-
Ulasan Novel The Confidante Plot: Diantara Manipulasi dan Ketulusan
-
Kisah Manis Keluarga di Novel 'Rahasia Keluarga dan Cerita-Cerita Lainnya'
-
Ulasan Novel 1984: Distopia yang Semakin Relevan di Dunia Modern
-
Ulasan Novel Harga Teman: Ketika Hasil Kerja Tidak di Hargai oleh Klien
Ulasan
-
Ulasan Novel Monster Minister: Romansa di Kementerian yang Tak Berujung
-
Ulasan Novel The Confidante Plot: Diantara Manipulasi dan Ketulusan
-
Review Film Drop: Dinner Romantis Berujung Teror Notifikasi Maut
-
Pengepungan di Bukit Duri: Potret Luka Sosial di Balik Layar Sinema
-
Review Anime Bofuri, Main Game VRMMORPG yang Jauh dari Kata Serius
Terkini
-
Final AFC U-17: Uzbekistan Miliki 2 Modal Besar untuk Permalukan Arab Saudi
-
Final AFC U-17: Uzbekistan Lebih Siap untuk Menjadi Juara Dibandingkan Tim Tuan Rumah!
-
Media Asing Sebut Timnas Indonesia U-17 akan Tambah Pemain Diaspora Baru, Benarkah?
-
Taemin Buka Suara Soal Rumor Kencan dengan Noze, Minta Fans Tetap Percaya
-
Kartini di Antara Teks dan Tafsir: Membaca Ulang Emansipasi Lewat Tiga Buku