Film animasi memang sebagai hiburan yang menyenangkan. Meskipun memiliki premis yang sederhana, para pembuat film memberikan keunggulan pada karyanya melalui unsur lain seperti visual dan skor musik. Contohnya adalah film animasi "Smallfoot" yang mungkin kurang mendapatkan promosi di Indonesia, namun ternyata film ini memberikan hasil yang lebih dari yang diharapkan.
Mengisahkan tentang seorang Yeti muda yang bernama Migo, cerita ini memberikan sudut pandang unik dari bangsanya yang menganggap legenda manusia sebagai sesuatu yang fiktif. Namun, segalanya berubah ketika Migo bertemu dengan seorang manusia yang mereka sebut "smallfoot" yaitu Percy.
Migo meminta bantuan Percy untuk mendekati gadis impian mereka. Sementara itu, Migo sendiri juga sedang berusaha mendekati gadis impian yang diinginkannya. Sayangnya, upaya keduanya malah membuat bangsa Yeti cemas karena mereka menyadari bahwa ada dunia lain di luar desa bersalju mereka.
Film "Smallfoot" menyuguhkan perjalanan animasi yang memikat dan estetis. Tidak hanya untuk penonton anak-anak saja, tetapi film ini tetap menghibur bagi para penonton dewasa. Dapat dikatakan bahwa film ini tidak hanya mengusung tema anak-anak, tetapi para pembuat film berhasil mengeksekusi dengan sempurna membuatnya sesuai untuk berbagai kalangan penonton.
Seperti kebanyakan film animasi, Smallfoot juga menghadirkan tema animasi komedi yang mengundang tawa. Namun, berbeda dari kebanyakan film yang menggambarkan persahabatan antara dua makhluk yang berbeda dengan komunikasi yang serupa. Film ini menghadirkan plot yang manusiawi dan hewani ketika manusia dan Yeti sama-sama tidak mengerti bahasa satu sama lain namun berusaha untuk saling memahami.
Premis cerita menjadi mendalam secara tiba-tiba ketika Migo mulai mempertanyakan aturan-aturan dari bangsanya. Film ini benar-benar mengajak penonton untuk berpikir kritis dan merenung tentang hukum kehidupan. Penting dicatat bahwa hal ini tidak bermaksud mengajarkan anak-anak atau penonton untuk mempertanyakan eksistensi kehidupan atau masalah ketuhanan. Sebaliknya, film ini menampilkan sisi keberanian dalam mengemukakan pendapat dan bertindak sesuai dengan keyakinan pribadi.
Ada sesuatu yang terasa unik mengenai genre film ini. Film ini dilengkapi dengan banyak soundtrack yang dapat dianggap menghibur. Meskipun tidak dapat disebut sebagai film musikal secara klasik, film ini memiliki banyak adegan nyanyian. Selain itu, plot ceritanya terkadang terasa terlalu cepat mengalir. Walaupun begitu, film ini tetap memiliki daya tariknya dan tidak sepenuhnya mengecewakan.
Penulis sekaligus sutradara Karey Kirkpatrick, berhasil menciptakan karakter dalam film ini dengan canggih sehingga dapat mengeksplorasi premis cerita secara alami dan menghibur. Meskipun banyak hal yang sebenarnya klise, Kirkpatrick berhasil mengolahnya seperti pelajaran di sekolah. Hal-hal seperti sikap terhadap pengabaian, penghargaan kepada orangtua, kasih sayang antar makhluk hidup, dan tanggung jawab terhadap lingkungan, diangkat dengan cara yang sangat menginspirasi.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.
Baca Juga
-
Tamat! Ini 3 Momen Menyakitkan bagi Noh Young Won di Bitter Sweet Hell
-
Siap-Siap Emosi! 3 Drama Korea Ini Sepanas Film Ipar adalah Maut
-
3 Risiko Lee Mi Jin setelah Berubah Menjadi Tua di Miss Night and Day, Apa Saja?
-
Review Drama Korea 'Soul Mechanic', Mengangkat Isu tentang Kesehatan Mental
-
Review Film Calamity: a Childhood of Martha Jane Cannary, Petualangan Seru Martha untuk Melindungi Keluarganya
Artikel Terkait
-
3 Drama Korea yang Dibintangi Lim Ji Yeon di Netflix, Terbaru Ada The Tale of Lady Ok
-
Serial A Good Girl's Guide to Murder Lanjut ke Season 2, Intip Spoilernya
-
Review Film River, Terjebak dalam Pusaran Waktu
-
Resmi, Serial Alice in Borderland Season 3 Bakal Tayang Tahun Depan
-
Review Film Role Play, Menjelajahi Dunia Karakter dan Narasi
Ulasan
-
Ulasan Novel Under the Influence Karya Kimberly Brown, Kisah Cinta dan Kesempatan Kedua
-
Ulasan Novel Binding 13, Kisah Cinta yang Perlahan Terungkap
-
Ulasan Novel Merasa Pintar, Bodoh Saja Tak Punya Karya Rusdi Matahari
-
Ulasan Buku Patah Paling Ikhlas, Kumpulan Quotes Menenangkan Saat Galau
-
Tetap Kuat Menjalani Hidup Bersama Buku Menangis Boleh tapi Jangan Menyerah
Terkini
-
Byeon Woo Seok Nyanyikan Sudden Shower di MAMA 2024, Ryu Sun Jae Jadi Nyata
-
Pep Guardiola Bertahan di Etihad, Pelatih Anyar Man United Merasa Terancam?
-
3 Drama Korea yang Dibintangi Lim Ji Yeon di Netflix, Terbaru Ada The Tale of Lady Ok
-
Review Ticket to Paradise: Film Hollywood yang Syuting di Bali
-
Shin Tae-yong Panggil Trio Belanda ke AFF Cup 2024, Akankah Klub Pemain Berikan Izin?