Serial animasi "Japan Sinks: 2020" yang diadaptasi dari novel karya Sakyo Komatsu, menghadirkan pandangan tentang bagaimana bencana alam dapat mengubah kehidupan dan hubungan sebuah keluarga.
Anime ini menceritakan tentang keluarga Muto, yang terdiri dari Koichiro, seorang ayah yang bekerja sebagai teknisi, Mari, ibu rumah tangga mantan atlet renang, dan kedua anak mereka, Ayumi, seorang atlet lari dan Go, seorang bocah pencinta game.
Gempa bumi besar yang melanda Jepang pasca Olimpiade Tokyo 2020 menjadi pemicu perubahan drastis dalam kehidupan mereka. Keluarga ini terpisah dan harus bersatu kembali dalam upaya mencari tempat yang aman di tengah bencana alam.
Review Anime Japan Sinks: 2020
Anime ini memberikan gambaran mencekam sejak episode pertama, setiap karakter dihadapkan pada dilema, mempertahankan hidup sendiri atau membantu orang lain.
Kehangatan keluarga Muto yang sempat tercipta setelah berkumpul kembali tidak berlangsung lama. Sebaliknya, tekanan hidup dan tantangan bertahan hidup menjadi inti dari cerita ini.
Anime ini menggambarkan pelarian dari bencana alam yang dihadapkan pada takdir tak terduga, setiap pilihan bisa menjadi nyawa atau mati.
Seiring berjalannya cerita, karakter utama yaitu Ayumu, menjadi simbol pilihan hidup. Perjuangannya melawan ego dan upaya untuk tetap hidup di tengah kekacauan menyoroti tema bahwa hidup adalah pilihan, dan melanjutkan hidup bukanlah tugas yang mudah ketika dikelilingi oleh keputusasaan.
Dari segi pengembangan karakter, serial ini menggambarkan perubahan dramatis dalam psikologi dan sikap para tokohnya. Beban mental, penyesalan, dan rasa bersalah menjadi tema yang terasa kuat, yang memberikan kedalaman emosional pada cerita.
Anime ini juga berhasil menyelipkan pesan-pesan budaya Jepang, termasuk perbedaan generasi dalam pandangan terhadap budaya asing.
Melalui karakter pemilik toko yang menegur Go karena mengikuti gaya budaya asing, serial ini menyentuh unsur soaial yang menggambarkan ketertutupan beberapa elemen masyarakat Jepang terhadap pengaruh luar.
Dengan durasi sebanyak 10 episode, anime ini berhasil menciptakan narasi yang kompleks, emosional, dan memikat para penontonnya.
Meskipun alur cerita terkadang naik turun, namun serial ini memberikan gambaran jujur dan menyentuh tentang realitas bencana alam dan rumitnya hubungan manusia di tengah krisis kehidupan.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Mengubah Hobi Jadi Gaya Hidup Sehat Lewat Olahraga Futsal
-
Futsal dan Tren Urbanisasi: Solusi Ruang Terbatas di Lingkup Perkotaan
-
Bukan Sekadar Hobi, Futsal sebagai Investasi Kesehatan Jangka Panjang
-
Lagu Malang Suantai Sayang: Persembahan Sal Priadi untuk Kota Kelahirannya
-
Menulis di Tengah Kebisingan Dunia Digital, Masihkah Bermakna?
Artikel Terkait
-
Anies Baswedan Peragakan Salute Ala Attack on Titan, Cari Perhatian Wibu?
-
Timnas Indonesia Dibantai Iran, Jepang Habisi Yordania 6-1
-
3 Penyerang Paling Mengerikan di Piala Asia 2023, Timnas Indonesia Wajib Waspada
-
AI Supercomputer Prediksi Nasib Jepang dan Timnas Indonesia, Apa Katanya?
-
Dengkul Gemetar! Pelatih Timnas Jepang Terbar Ancaman di Piala Asia 2023
Ulasan
-
Ulasan Buku My Olive Tree: Menguak Makna Pohon Zaitun bagi Rakyat Palestina
-
Review Film Death Whisperer 3: Hadir dengan Jumpscare Tanpa Ampun!
-
Ulasan Novel Terusir: Diskriminasi Wanita dari Kacamata Budaya dan Sosial
-
Review Film Tukar Takdir: Kisah Penyintas yang Menyayat Hati!
-
Review Film Rangga & Cinta: Sekuel AADC yang Lebih Emosional dan Musikal!
Terkini
-
Tak Hanya Lolos, Indonesia Bisa Panen Poin Besar Jika Menang di Ronde Empat
-
Saat Medsos Jadi Cermin Kepribadian: Siapa Paling Rentan Stres Digital?
-
Minimalis Tapi On Point! 4 Daily OOTD Classy ala Moon Ga Young
-
Bukan Cuma Drakor, 4 Drama China Tema Time Travel Ini Wajib Masuk Watchlist
-
Kabar Buruk dari Jakarta! Udara Pagi Ini Resmi Masuk Peringkat 5 Terburuk di Dunia