Dompet Ayah Sepatu Ibu karya J.S Khairen bercerita tentang kisah rantau. Novel yang mengusung genre family romance setebal 216 halaman ini sanggup mengaduk perasaan dan membuat kita kembali refleksi diri tentang keluarga yang seutuhnya.
Menurut saya, novel terbitan Grasindo ini paling tidak harus dibaca sekali seumur hidup. Karena mengingatkan saya akan pengalaman saat merantau di zaman kuliah dulu. Bagaimana saya sering merasa home sick dan sempat culture shock karena jauh dari rumah yang memiliki perbedaan budaya, bahasa, dan zona waktu.
Merantau memang membutuhkan mental yang kuat untuk menahan rindu.
Sehingga ketika membaca novel ini, saya sudah merasa baper sejak halaman pertamanya. Membaca Dompet Ayah Sepatu Ibu memberi pesan yang sangat menyentuh melalui kutipan dan sajak-sajaknya.
"Ibumu punya retak. Ayahmu punya retak. Memaafkan mereka adalah obat segala obat."
Kalimat ini benar-benar membuat saya menangis dan mengingat semua kesalahan saya sebagai anak, serta bagaimana perjuangan orang tua selama ini. Terlebih saat saya merantau dulu.
Sehingga saya merasa, meski Zenna dan Asrul menjadi tokoh utama dalam novel ini. para orang tua di novel ini juga layak disebut sebagai tokoh utamanya. Karena secara keseluruhan, Dompet Ayah Sepatu Ibu bercerita tentang perjuangan orang tua.
Seperti dalam karakter uminya Asrul. Dia digambarkan sebagai sosok yang tegar, mandiri, dan pejuang. Ketika suaminya menikah lagi, dan jarang memberi nafkah, dia tetap mampu untuk menghidupi kedua anaknya, Asrul dan Irsal.
Selain perjuangan dan kegigihannya, cara Umi Asrul mendidik anak-anaknya juga memberi gambaran positif tentang parenting yang baik. Dia bahkan mencontohkan untuk bersikap adil baik pada anaknya maupun anak orang lain.
Padahal, umumnya orang tua akan selalu membela anaknya sekalipun sang anak melakukan kesalahan. Karakter adil ini mengingatkan saya pada sosok ibu saya yang selalu bersikap serupa.
Dalam novel ini, Asrul dinarasikan sebagai kakak yang tidak malu untuk meminta Irsal minta maaf kepada lawannya jika ia memang bersalah.
Lalu Zenna. Dia adalah wanita optimis, tidak pantang menyerah, tidak gengsian, dan sederhana. Semua itu tergambar saat dia ingin melanjutkan pendidikan ke Jepang tapi menemukan banyak rintangan. Mulai dari biaya, batal nikah, penyakit yang cukup menguras tabungan dan uang keluarga.
Baca Juga
-
SHINee Ring Ding Dong: Anthem Ikonik K-Pop saat Cinta Datang Tak Diundang
-
Rayakan Debut 2 Dekade, Super Junior Siap Comeback Lengkap Bareng Heechul!
-
Mulai Rp 1,8 Juta! Ini Detail Tiket dan Benefit Konser G-Dragon Jakarta 2025
-
Bosan dengan KPop? &TEAM Coba Dobrak Batas di Lagu Rock "Go in Blind"
-
Usai Tur Dunia, Taemin SHINee Siap Sapa Shawol di ARENA TOUR JAPAN 2025
Artikel Terkait
-
Seram Banget! Ini 4 Film Horor Populer Indonesia Hasil Adaptasi Novel
-
Ulasan Novel Hello (Again) Cello, Bacaan Santai setelah Pulang Bekerja
-
Di Tanah Lada, Kisah Pilu Anak Broken Home yang Dipaksa Dewasa Lebih Cepat
-
Berdamai dengan Masa Lalu Lewat Novel 'The Star and I' Karya Ilana Tan
-
Sisi Kehidupan Masyarakat Urban dalam Novel 'Mismatch'
Ulasan
-
Curug Balong Endah, Pesona Air Terjun dengan Kolam Cantik di Bogor
-
Wonwoo SEVENTEEN Ungkap Pesan Cinta yang Tulus Lewat Lagu Solo 99,9%
-
First Impression Good Boy: Aksi Seru, Visual Keren, dan Cerita Bikin Nagih
-
Ulasan Don Quixote: Perjalanan Ksatria Gila dan Khayalannya
-
SHINee Ring Ding Dong: Anthem Ikonik K-Pop saat Cinta Datang Tak Diundang
Terkini
-
Rahasia Kulit Lembap dan Glowing, 4 Rekomendasi Masker Korea Berbahan Madu
-
10 Rekomendasi Drama China yang Memakai Kata "Legend" pada Judulnya
-
Doyoung Usung Tema Yakin dan Percaya di Highlight Medley Album Soar Part 3
-
Jackson Wang Ungkap Rasa Sakit Jalani Hubungan Toksik di Lagu Hate To Love
-
Mainan Anak dan Stereotip Gender: Antara Mobil-mobilan dan Boneka