Film biopik penyanyi pop ikonik asal Inggris, Amy Winehouse yang meninggal pada 23 Juli 2011 silam, "Back To Black" dijadwalkan rilis pada Mei 2024 di bioskop.
Aktris Marisa Abela dipercaya memerankan Amy Winehouse, sementara filmnya digarap oleh Sam Taylor-Johnson yang sebelumnya dikenal lewat penyutradaraan "Fifty Shades of Grey".
Sambil menunggu filmnya rilis, kisah Amy Winehouse sendiri pernah diangkat dalam dokumenter dengan judul namanya sendiri, "Amy".
Film dokumenter "Amy," yang dirilis pada tahun 2015 hasil garapan sutradara Asif Kapadia, menjadi jendela untuk mengintip kehidupan dan bakat yang penuh warna dari seorang Amy Winehouse.
Dengan memanfaatkan rekaman arsip, wawancara, dan kisah pribadi, film ini mengajak penonton melalui perjalanan emosional yang penuh suka dan duka sepanjang kehidupan bintang musik yang ikonik dan tragis.
Film ini merinci perjalanan Amy Winehouse dari hari-hari awal di lingkungan musik hingga puncak ketenaran global.
Melalui klip video pribadi, pertunjukan panggung, dan wawancara bersama teman-teman serta keluarganya, "Amy" menciptakan narasi mendalam tentang seorang penyanyi berbakat dengan suara yang unik dan bakat musikal yang luar biasa.
Asif Kapadia berhasil menggabungkan elemen naratif dan visual dengan mahir, menciptakan film dokumenter yang mengesankan dan emosional.
Pilihan untuk menggunakan rekaman arsip dan memberikan ruang pada suara Amy Winehouse sendiri menghadirkan sentuhan keintiman yang menggugah emosi yang menjadikan film ini bukan sekadar dokumenter, tetapi juga pengalaman mendalam yang memungkinkan penonton untuk meresapi kehidupan dan bakat tragis Amy Winehouse.
Salah satu kekuatan utama "Amy" adalah pendekatan tanpa filter terhadap cerita kehidupan Winehouse.
Kapadia tidak menyembunyikan sisi gelap dan pahit dari perjalanan Amy, termasuk pertarungan dengan kecanduan, masalah kesehatan mental, dan tekanan media. Ini menciptakan potret yang jujur dan menyentuh, yang menggambarkan kompleksitas karakter Amy Winehouse di balik gemerlapnya panggung.
Film ini juga menyoroti hubungan yang erat antara karya seni dan kehidupan pribadi.
Melalui lirik-lirik yang jujur dan mendalam dalam lagu-lagunya, Winehouse membuka pintu ke dalam pikirannya sendiri, memberikan penonton kesempatan untuk memahami rasa sakit dan kegembiraan yang dia alami. "Amy" menunjukkan bagaimana seni mampu mencerminkan realitas hidup, bahkan ketika realitas itu sendiri penuh dengan kesulitan.
Kehadiran orang-orang terdekat Amy, termasuk keluarganya, teman-temannya, dan manajernya, memberikan dimensi emosional yang mendalam pada film ini.
Wawancara-wawancara ini membawa penonton lebih dekat dengan kehidupan pribadi Amy Winehouse dan perasaan yang mendalam terkait dengan perjalanannya. Namun, dalam kejujuran mereka, tergambar pula ketidakberdayaan mereka dalam menghadapi bintang yang terus meredup.
Selain itu, "Amy" berhasil menyoroti dampak negatif media massa terhadap kehidupan selebriti.
Pemberitaan yang kurang ajar, paparazi yang kejam, dan tekanan publik semakin membebani Amy, yang sudah terguncang oleh masalah pribadinya yang mengajak penonton untuk merenung tentang etika media dan batasan privasi, terutama dalam konteks kehidupan seorang artis yang rawan.
Sebagai tambahan pada cerita yang menyentuh hati, film ini diperkaya dengan musik-musik Amy Winehouse yang ikonik. Lagu-lagu seperti "Rehab," "Back to Black," dan "Valerie" menjadi latar yang kuat, menyampaikan nuansa emosional yang diperlukan untuk menguatkan cerita. Musik Winehouse sendiri menjadi pembingkaian yang kuat untuk perjalanan tragisnya.
Namun, "Amy" juga mendapat kritik atas aspek keobjektifannya. Beberapa penonton mungkin merasa bahwa film ini terlalu berfokus pada sisi gelap kehidupan Winehouse, tanpa memberikan cukup perhatian pada pencapaian musikal dan kecerdasannya. Meskipun film ini secara jelas berfokus pada kesulitan dan penderitaan Winehouse, hal ini sejalan dengan visi pembuat film untuk menciptakan potret kehidupan yang tidak diromantisasi.
Alhasil "Amy" menjadi sebuah perjalanan emosional melalui kehidupan seorang penyanyi berbakat yang tragis.
Dengan visual yang penuh daya tarik, suara yang mendalam dari rekaman arsip, dan kejujuran yang menyentuh dari orang-orang terdekatnya, film ini tidak hanya merayakan keberhasilan Amy Winehouse sebagai musisi, tetapi juga mengingatkan kita pada harga pribadi yang dia bayar untuk ketenaran.
"Amy" adalah karya dokumenter yang kuat dan mengharukan, merayakan bakat yang hilang dan memberikan penghormatan kepada seorang wanita yang perjalanan hidupnya penuh dengan kesedihan dan permasalahan. Skor 90/100.
Baca Juga
-
Ulasan Film 'The Zone of Interest', Potret Ganda sang Penjahat Perang
-
Rekomendasi 3 Sinema Mancanegara Buat Penggemar Film 'Siksa Kubur', Berani Nonton?
-
Ulasan Film The Night Eats the World, Kisah Sepi Penyintas Serangan Zombie
-
Review Anime 'Parasyte', Kompleksitas Hubungan Manusia dan Alien
-
Review Film 'Good Time', Salah Satu Film Apik Robert Pattinson
Artikel Terkait
-
Film Horor Terbaru Sam Raimi, Send Help Umumkan Jadwal Tayang
-
Film Garapan Limbad 'Misteri Cek Khodam' Hanya Terjual Kurang dari 50 Tiket
-
Sinopsis Captain America: Brave New World, Misi Baru Sam Wilson di Dunia Pasca-Avengers
-
5 Film Romantis Terbaru di Netflix, Teman Sempurna untuk Hari Kasih Sayang
-
Penyakit Gaib dan Pengobatan Mistis dalam Film Kampung Keramat, Serahlah!
Ulasan
-
Ulasan Buku 'Hati-hati Yaaa,' Kumpulan Cerita yang Meningkatkan Kewaspadaan
-
Ketika Warna Putih Menjadi Simbol Kehilangan: Review Buku 'The White Book'
-
Taman Safari Prigen, Disebut Jadi yang Terbesar di Asia
-
Air Terjun Kakek Bodo, Pesona Air Terjun dan Kolam Renang dalam Satu Lokasi
-
Ulasan Novel Betting on You: Sebuah Taruhan yang Menjadi Hubungan Romantis
Terkini
-
4 Lightweight Sunscreen yang Aman untuk Acne-Prone Skin, Makeup-Friendly!
-
Kim Ji Won Pertimbangkan Peran Dokter Jenius di Drama Medis Baru
-
Bergenre Fantasi, Ini Sinopsis Drama China Love of the Divine Tree
-
Selain Berserk, 4 Anime Dark Fantasy Ini Wajib Kamu Tonton!
-
4 Hydrating Primer dengan Skincare Benefit, Makeup Makin Flawless!