Tokyo, sebuah kota yang memancarkan keindahan dan misteri, menjadi latar belakang bagi sebuah kisah emosional yang memukau dalam buku Tokyo & Perayaan Kesedihan karya Ruth Priscilia Angelina.
Dengan rating 3.88 dan mendapat ulasan positif dari 1,223 pembaca, buku ini menjanjikan pengalaman membaca yang mendalam dan menggugah.
Cerita ini dikisahkan melalui mata Joshua Sakaguchi Widjaja, seorang tokoh utama yang memutuskan untuk mengunjungi Tokyo dengan harapan menemukan arti hidupnya.
Dalam pencariannya, Joshua berharap menemui kedamaian sambil menikmati secangkir kopi di taman, dan mungkin, menemukan teman yang dapat membuat hidupnya lebih menyenangkan. Namun, alih-alih memperoleh harapan itu, dia malah dihadapkan pada pertemuan yang tak terduga dengan Shira.
Shira Hidajat Nagano, tokoh wanita yang membawa aura kesedihan, menjadi bagian integral dari kisah ini. Dengan alasan yang belum diungkapkan sepenuhnya, Shira melarikan diri ke Tokyo, berharap menemukan jawaban atas keputusasaannya.
Namun, kehidupan memiliki rencana lain, dan dia bertemu dengan Joshua. Pertemuan mereka membawa perubahan mendalam dalam hidup keduanya, memberikan dimensi emosional yang kaya pada narasi ini.
Dengan genre yang beragam, seperti fiksi, roman, kesehatan mental, remaja, dan sastra Indonesia kontemporer, buku ini menyajikan pengalaman membaca yang tak hanya menghibur tetapi juga merangsang pemikiran.
Penulis, Ruth Priscilia Angelina, dengan cermat membangun karakter-karakter yang kompleks dan memperkenalkan pembaca pada perjalanan emosional yang mendalam.
Dalam 192 halaman, buku ini menciptakan atmosfer yang padat dan memikat pembaca ke dalam kehidupan karakter-karakternya. Meskipun jumlah halaman terbatas, penulis mampu membangun ketegangan emosional yang membuat pembaca terus terhubung dengan alur cerita.
Buku ini tidak hanya tentang cinta dan pertemuan romantis, tetapi juga menjelajahi tema kesehatan mental dan perjalanan menuju pemahaman diri.
Pilihan Ruth Priscilia Angelina untuk menyelipkan isu kesehatan mental dalam alur cerita menjadi nilai tambah yang signifikan. Karakter Shira, dengan segala keputusasaannya, mencerminkan perjuangan banyak orang yang berusaha menemukan cahaya di tengah-tengah gelapnya kehidupan. Ini menjadi pesan kuat bahwa keberanian untuk bangkit ada dalam penerimaan kenyataan dan kesediaan menjalani perjalanan menuju kesembuhan.
Dengan tokoh utama yang memiliki latar belakang perjalanan spiritual dan kesehatan mental, buku ini menghadirkan nuansa yang menyentuh hati. Penulis dengan lihai menyampaikan kompleksitas emosi manusia melalui dialog dan narasi yang terasa autentik.
Momen-momen kecil di tengah kehidupan kota besar seperti Tokyo menjadi penanda penting dalam pengembangan karakter dan alur cerita.
Tokyo & Perayaan Kesedihan bukan sekadar kisah cinta klise; ini adalah kisah tentang keberanian menghadapi kenyataan, menyembuhkan luka, dan menemukan makna hidup di tengah kesulitan. Dengan rating yang tinggi dan ulasan positif, buku ini mampu menyentuh hati dan pikiran pembaca dari berbagai kalangan.
Sebagai bagian dari sastra Indonesia kontemporer, karya Ruth Priscilia Angelina membawa nuansa yang segar. Gaya penulisannya yang halus dan penuh emosi membuat pembaca terhubung dengan karakter-karakternya.
Karya ini bukan hanya sekadar novel romantis biasa, tetapi juga sebuah karya seni yang memberikan sudut pandang baru dalam ranah sastra Indonesia.
Melalui Tokyo & Perayaan Kesedihan, Ruth Priscilia Angelina memberikan kontribusi berharga dalam memperkaya sastra Indonesia dengan menghadirkan cerita yang tak hanya menghibur tetapi juga meresapi nilai-nilai kehidupan.
Dengan tanggal rilis pada 13 April 2020, buku ini telah menjadi pilihan yang dicari oleh pembaca yang menginginkan petualangan emosional di bawah kilauan kota Tokyo.
Baca Juga
-
Kasus Nona Elliott: Misteri, Intrik, dan Petualangan dalam Setiap Halaman
-
Ulasan Novel Aku Ini Manusia Biasa: Kisah Ketenangan di Pelukan Masjid
-
Home Sweet Loan: Perjuangan Milenial Mencari Hunian di Tengah Keterbatasan
-
Ulasan Novel Sadajiwa: Memasuki Dunia Mistis Melalui Gamelan
-
Review Buku The Magic Karya Rhonda Byrne: Mengungkap Kekuatan Kata-Kata
Artikel Terkait
-
Review 'Buku Seni Tetap Waras dalam Amukan Skripsi' karya Rismawati
-
Mengurai Penyebab Kegalauan dalam Buku: Galau Secukupnya Move On Secepatnya
-
Memoar Penyintas Kanker di Buku 'Segala Sesuatu Terjadi Untuk Sebuah Alasan'
-
Review Buku Bersinar Meski Berbeda: Menghadirkan Kecerahan di Kegelapan
-
Motivasi Menulis dalam Buku 'Bukan Sekadar Nulis, Pastikan Best Seller!'
Ulasan
-
Bicara Luka Memang Tidak Mudah dalam Film Mungkin Kita Perlu Waktu
-
Benteng Tolukko, Kini Jadi Objek Wisata Sejarah di Ternate
-
Dari Pop ke Dangdut: Transformasi Epik Anya Geraldine di Film Mendadak Dangdut!
-
Mieber Restaurant and Cafe, Rekomendasi Kuliner Estetik dengan View Gunung di Trawas
-
Dari Panti Asuhan ke Langit Malam, Kisah Haru di Novel The Star Outside My Window
Terkini
-
KISS OF LIFE Batal Tampil di KCON LA 2025, Imbas Isu Apropriasi Budaya
-
Ngajar di Negeri Orang, Pulang Cuma Jadi Wacana: Dilema Dosen Diaspora
-
BRI Liga 1: Madura United Terhindar dari Degradasi, Bali United Gigit Jari
-
Neural Fatigue: Kelelahan Kognitif Akibat Terpapar Stimulus Berulang
-
Resmi Rilis, Oppo Reno 14 Pro Chipset Kencang dan Triple Rear Camera 50 MP