Semusim dan Semusim Lagi adalah novel yang ditulis oleh Andina Dwifatma. Sekilas, novel ini bernuansa surealis dengan tokoh "Aku" yang berteman dengan seekor ikan mas koki.
Ikan ini bisa berbicara dan kerap memberi saran-saran yang dibutuhkan oleh tokoh Aku. Namun ternyata, saran dari si Ikan justru menjerumuskannya pada sebuah tragedi yang tidak pernah ia bayangkan.
Bermula dari tokoh Aku yang merupakan sosok gadis berusia 17 tahun ini menerima surat dari sang ayah. Ia yang sejak kecil hanya dirawat oleh ibu, merasa sangat penasaran ingin bertemu dengan sosok ayah yang selama ini jauh darinya.
Maka mulailah perjalanannya menuju kota S, di tempat kediaman ayahnya. Namun ternyata, di sana ia terjebak dalam sebuah peristiwa pembunuhan yang menjerumuskan dirinya sebagai tersangka. Juga pengalaman absurd bersama seekor ikan mas koki yang bisa berbicara.
Saat membaca novel ini, saya merasa sulit untuk berhenti sejak dari halaman pertama. Cara penulis mengungkapkan ide yang tidak biasa, kemudian deskripsi suasana yang terasa nyata membuat novel ini sangat mengalir.
Meskipun ada beberapa adegan yang di luar nalar, seperti peristiwa terkait ikan mas koki yang bisa berbicara tersebut.
Tapi di akhir, pembaca bisa mendapat penjelasan mengenai hal itu dengan menyelami latar belakang dan pemikiran si tokoh Aku ini.
Nuansa surealis lewat tokoh ikan dalam cerita ini ternyata hanyalah imajinasi dari tokoh Aku yang mengidap gangguan mental. Ia memiliki delusi berupa hal-hal yang tidak masuk akal sebagai implikasi dari perasaan depresi yang dialaminya.
Saya salut karena penulis tidak terlalu menjelaskan kondisi kejiwaan tokoh Aku di atas lewat narasi yang panjang. Penulis hanya menyuguhi pembaca sebuah cerita, lantas membiarkan kita membaca situasi lewat apa yang tersirat.
Mulai dari luka pengasuhan, kekurangan kasih sayang, pengabaian, kesendirian, kesepian, hingga tidak hadirnya figur orang tua.
Namun, nuansa kelam dan suram yang hadir di pertengahan hingga akhir cerita terbayar dengan ending yang melegakan.
Bahwa meskipun kondisi si tokoh Aku ini adalah gadis yang malang, namun ia masih mampu melihat harapan bagi masa depannya.
Terlepas dari adanya beberapa penggunaan kata yang tidak konsisten dalam novel ini, misalnya penggunaan kata 'ibu' dan 'mama' yang digunakan bergantian, saya pikir novel dengan ide cerita yang anti-mainstream ini masih amat menarik untuk disimak. Selamat membaca!
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Ulasan Buku Timeboxing: Atur Waktu di Era Digital Biar Hidup Nggak Chaos
-
Ironi Kasus Keracunan Massal: Ketika Petinggi Badan Gizi Nasional Bukan Ahlinya
-
Harga Buku Mahal, Literasi Kian Tertinggal: Alasan Pajak Buku Perlu Subsidi
-
Public Speaking yang Gagal, Blunder yang Fatal: Menyoal Lidah Para Pejabat
-
Headline, Hoaks, dan Pengalihan Isu: Potret Demokrasi tanpa Literasi
Artikel Terkait
-
Do It Yourself: Crafting A Joy, Mencari Kebahagiaan dalam Setiap Hal Kecil
-
Review Buku About Stars: Mengungkap Kecemerlangan di Antara Bintang-Bintang
-
Review Pumpkin Spice Latte: Kisah Cinta Menyentuh Hati, Kejutan, dan Humor
-
Ulasan Novel Metropop: Behind the Screen, Mengungkap Realita Pahit Dunia Pertelevisian
-
Review Seriously Tha: Tantangan, Romansa, dan Kekuatan Gadis Trouble Maker
Ulasan
-
5 Buku Parenting Seru dengan Ilustrasi Menarik untuk Orang Tua Modern
-
Mamaku Hebat: Keteguhan Seorang Ibu di Tengah Keterbatasan
-
Film Animasi Anak Rasa Dewasa! 'The Twist' Tawarkan Humor dan Kritik Sosial
-
Review Film Rosario: Kutukan yang Menggali Luka Keluarga dan Identitas!
-
Lucu dan Heartwarming! 3 Novel Jepang Terjemahan Terbaru tentang Kucing
Terkini
-
Pandji Pragiwaksono Dituntut Sanksi Hukuman 50 Kerbau usai Stand Up Comedy Singgung Adat Toraja
-
Jessica Iskandar Bangga dengan Hasil Rapor El Barack: You Are My Einstein!
-
4 Serum Korea Glutathione, Bikin Wajah Glowing Merata dan Cegah Flek Hitam!
-
Disebut Sebagai Putra Mahkota Keraton Solo, Intip Profil KGPH Purbaya
-
Onad Terseret Narkoba, Menguak Apa Itu Ganja dan Ekstasi serta Bahayanya