Menjadi dewasa memang tidak pernah benar-benar kita pelajari. Ia datang secara perlahan dan menuntut kita melakukan banyak hal. Bahkan, terkadang membawa kenyataan yang tak jarang mengejutkan.
Buku Hal-Hal yang Belum Kita Terima Saat Kita Dewasa karya Alya Putri membahas beberapa hal yang sering tidak bisa dibicarakan.
Melalui tulisan yang reflektif dan jujur, Alya mengajak pembaca untuk berhenti sejenak, menengok ke dalam diri, dan menyadari bahwa tidak apa-apa kalau belum bisa menerima semuanya sekarang.
Buku ini bukan tipe bacaan yang menyuguhkan seruan motivasi penuh semangat dan membara. Sebaliknya, buku ini hadir layaknya teman lama yang tak banyak bicara, tapi setia menemani di malam-malam sunyi, saat hati terasa sesak oleh hal-hal yang sulit diungkapkan.
Isinya penuh dengan renungan-renungan ringan namun hangat, seperti bisikan hati sendiri yang selama ini mungkin terabaikan di tengah riuhnya hidup.
Tentang berbagai macam emosi dan perasaan yang sering kita alami. Alya mengungkapkan semuanya dengan kata-kata yang sederhana tapi penuh makna.
Salah satu hal menarik dari novel ini adalah tentang pasang surut yang kita alami di kehidupan kita.
Ada hari-hari di mana segalanya terasa cukup, kita bahagia, penuh semangat, dan percaya diri melangkah.
Namun, ada juga waktu-waktu ketika semuanya runtuh. Hidup tak lagi sejalan dengan harapan, dan rasanya ingin berhenti saja.
Itu semua manusiawi. Setiap orang pernah ada di titik itu. Dan tak apa-apa.
Alya mencoba mengingatkan kita bahwa tidak perlu untuk tetap kuat setiap waktu, ada kalanya kita perlu menikmati kesedihan.
Buku ini juga banyak membicarakan tentang proses menerima, baik menerima keadaan, menerima kegagalan, maupun menerima diri sendiri yang belum sempurna.
Bahwa menjadi dewasa bukan berarti kita harus tahu semua hal. Menjadi dewasa justru berarti memahami keterbatasan, bahwa hidup tak selalu sesuai harapan, dan bahwa ada luka-luka yang tak serta-merta pulih seketika.
Dengan belajar menerima kenyataan, maka rasa tenang akan selalu hadir di hati kita. Memang semua itu tidak selalu mudah. Tapi bukan berart itu tidak mungkin. Meski temanya cukup berat, buku ini ditulis dengan gaya bahasa yang ringan dan terasa dekat.
Oleh sebab itu, buku ini akan sangat cocok untuk kalian yang sedang berada di fase menuju dewasa. Dari sini kalian bisa belajar untuk memahami dunia yang lebih luas untuk kedepannya.
Namun, bukan berarti buku ini hanya cocok untuk orang dewasa saja. Justru bagi para pembaca yang sudah lama menjalani fase kedewasaan, buku ini bisa menjadi semacam pengingat yang hangat bahwa di tengah padatnya aktivitas dan beratnya tekanan hidup,
Tidak hanya itu, buku ini juga serasa menjadi teman untuk membantu kita menoleh ke belakang sambil melihat pengalaman di masa lalu yang membentuk diri kita seperti sekarang.
Dari situ, mungkin kita mulai mengerti bahwa luka-luka yang pernah ada pun menyimpan makna, dan bahwa hal-hal kecil yang dulu tampak sepele, justru menyimpan arti yang tak terduga.
Secara keseluruhan, Hal-Hal yang Belum Kita Terima Saat Kita Dewasa adalah bacaan yang pas untuk direnungi dalam keheningan, atau sekadar menemani kita memahami hidup, pelan-pelan.
Buku ini tidak mencoba memberikan jawaban cepat atas berbagai persoalan hidup, melainkan mengajak pembaca untuk hadir sepenuhnya dalam setiap emosi yang dirasakan, untuk memahami, meresapi, dan pelan-pelan menyadari bahwa tak apa jika hidup belum sesuai harapan.
CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Tag
Baca Juga
-
Buku The Productive Muslim: Menggabungkan Iman dalam Produktivitas Muslim
-
Ulasan Buku Dont Be Sad, Motivasi Islami yang Menenangkan Jiwa
-
Menemukan Bahagia di Tengah Hidup yang Kacau dalam Buku How To B Happy
-
Isu Mental Health dalam Buku Kupikir Segalanya Akan Beres Saat Aku Dewasa
-
3 Rekomendasi Buku Islam Anak, Kisah Menyentuh dan Ilustrasi yang Menarik
Artikel Terkait
-
Ulasan Buku Belajar Inovasi untuk Menang: Tips Berpikir Kreatif dan Adaptif
-
Tiga Novel Jepang yang Mengajarkan Kita Cara Berdamai dengan Masa Lalu
-
Damainya Hidup Tanpa Menunggu Validasi di Buku "Berani Tidak Disukai"
-
Melihat Sisi di Balik Kehidupan Artis yang Sempurna di Novel A Perfect Plan
-
Ulasan Novel Wild: Penyembuhan Jiwa Melalui Pendakian
Ulasan
-
Review Film Andai Ibu Tidak Menikah dengan Ayah: Drama Keluarga yang Bikin Hati Mewek
-
Ulasan Novel Tanah Para Bandit: Ketika Hukum Tak Lagi Memihak Kebenaran
-
5 Drama Korea Psikologis Thriller Tayang di Netflix, Terbaru Queen Mantis
-
Review Film Menjelang Magrib 2, Nggak Ada Alasan Buat Dilanjutkan!
-
Kala Film The Conjuring: Last Rites, Mengemas Lebih Dalam Arti Kehilangan
Terkini
-
Kesejahteraan Guru Terancam? Menag Bilang 'Cari Uang, Jangan Jadi Guru!'
-
4 Rekomendasi Serum Vitamin C Terjangkau untuk Pelajar dengan Kulit Cerah
-
Band-Aid oleh KickFlip: Hadapi Sakitnya Patah Hati dan Merindukan Seseorang
-
Rieke Diah Pitaloka Bela Uya Kuya dan Eko Patrio: 'Konyol Sih, tapi Mereka Tulus!'
-
Dari Anak Ajaib Jadi Pesakitan: Ironi Perjalanan Karier Nadiem Makarim Sebelum Terjerat Korupsi