Sebagaimana yang kita ketahui, dunia yang sama kita pijaki ini tidak selamanya terlihat sama bagi semua orang. Ada sosok-sosok yang memandang dunia dengan perspektif yang berbeda, dan itu bisa terjadi karena adanya kelainan di bagian otak mereka.
Mungkin kamu bisa tahu sedikit gambaran dunia dari sudut pandang mereka yang alami kelainan seperti dari para pembunuh berantai, psikopat ataupun orang-orang yang alami depresi seperti pada film Bluebread berikut ini!
Film ini dimulai dengan memperlihatkan kehidupan baru seorang pria paruh baya bernama Seung-hoon (Jo Jin-woong) yang belakangan diketahui melipir ke pinggiran kota sebab kegagalan-kegagalan yang dialaminya. Ia adalah seorang dokter yang baru saja bercerai, bisnisnya gulung tikar dan terlilit hutang.
Didera kemalangan yang bertubi-tubi itu membuatnya memutuskan untuk kembali menata kehidupan dengan memulai karir sebagai dokter kontrak di sebuah klinik kecil di pinggiran kota.
Di sana, Seung-hoon tinggal di sebuah unit kamar mungil yang ia sewa dari seorang tuan tanah yang juga menjalankan bisnis daging potong.
Kehidupan baru yang Seung-hoon jalani itu mulai kacau ketika seorang pasien sekaligus tuan tanahnya tanpa sadar telah membocorkan aksi pembunuhan padanya.
Sejak kejadian itu, Seung-hoon menaruh curiga sekaligus takut pada keluarga tuan tanahnya itu. Tak sampai di situ, Seung-hoon pun mulai terlibat dalam penyelidikan kasus pembunuhan berantai yang dilakukan dan ditutup-tutupi oleh keluarga tersebut.
Ulasan Film Bluebread
Sewaktu menyaksikan film ini mungkin kamu akan dibuat tidak nyaman dengan perpindahan adegan yang nampak melompat-lompat dan meninggalkan kesan mengganjal.
Meski demikian, film ini akan memberikan ending dengan plot twist yang akan membuat kita tercengang dengan segala penjelasan dari segala keanehan yang kita tangkap di awal sampai separuh jalan cerita.
Pun sebagaimana dengan tema yang diusungnya, film ini menyuguhkan sederet teror lewat adegan-adegan sadisnya. Secara keseluruhan, film ini mungkin bukan film yang paling gore di jajarannya, namun berkat keapikan akting para pemeran, juga sinematografinya yang memukau, film ini cukup mumpuni membuat kita bergidik ngeri sewaktu menyaksikannya.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Seruan Tak Bertuan: Pekikan Gaib Usai Lantunan Ayat Suci
-
Seruan Tak Bertuan: Suara Ganjil di Keheningan Malam
-
Ulasan Film Hitman 2: Hadirkan Narasi dan Aksi Lebih Menantang!
-
Ulasan Film The Noisy Mansion, Misteri di Balik Teror Bising Dini Hari
-
Ulasan YADANG: The Snitch, Film Aksi Kriminal Korea Terbaik Sepanjang 2025
Artikel Terkait
Ulasan
-
Refleksi Keserakahan Manusia dan Kritik Penguasa dalam Antologi Puisi Negeri Daging Karya Gus Mus
-
Ulasan Novel Norwegian Wood: Haruki Murakami Tulis Kenangan Manis dan Pahit Masa Remaja
-
Ulasan Novel Kembara Rindu: Pengingat Lembut Karya Habiburrahman El Shirazy
-
Ulasan Drama Who Rules the World: Memperjuangkan Keadilan dan Kebenaran
-
Buku Merasa Pintar, Bodoh Saja Tak Punya: Strategi Cerdik Rusdi Mathari
Terkini
-
CERPEN: Basa-basi di Balik Mesin Kopi, Saat Rindu Tidak Tahu Diri
-
Di Parkiran Sekolah yang Sunyi, Apa yang Sebetulnya Didengar oleh Adrian?
-
3 Rekomendasi Flatshoes Brand Lokal Kualitas Top, Cocok untuk Semua Acara!
-
Oppo Reno 15c Kini Meluncur di India, Spek Berbeda dari Versi China?
-
CERPEN: Mengapa Rumah Ini Tetap Terang Saat Kota Padam?