Scroll untuk membaca artikel
Sekar Anindyah Lamase | Ardina Praf
Buku 'Bukannya Aku Nggak Mau Menikah' karya Lee Joo Yoon (goodreads,com)

Pertanyaan "Kapan Nikah" menjadi momok tersendiri bagi sebagian orang, terutama wanita. Pertanyaan ini memang sering sekali terdengar dan bahkan membuat muak dan capek sendiri untuk menjawabnya.

Bagi Anda yang sedang bosan menerima pertanyaan "kapan nikah?", buku "Bukannya Aku Nggak Mau Menikah" karya Lee Joo Yoon bisa menjadi bacaan yang tepat bagi Anda.

Ulasan Buku 'Bukannya Aku Nggak Mau Menikah'

Melalui buku ini, penulis membagi kisah hidupnya mengenai seorang wanita berusia 30-an yang masih belum menikah. Meskipun banyak pertanyaan dan sindiran dari orang-orang sekitar kepadanya terutama ayah dan ibunya mengenai pernikahan, dia masih bisa menikmati kehidupannya dengan bebas.

Saat membaca buku ini, hal pertama yang langsung terbesit dalam benak adalah tampak seperti ocehan seorang wanita mengenai pernikahan.

Tidak seperti buku self improvement lain yang penuh dengan kata motivasi, buku ini lebih berisi tentang curhatan-curhatan penulis mengenai desakan untuk menikah. Dialog, latar belakang, serta kisahnya sangat menggambarkan jelas isi hati penulisnya.

Buku ini juga membahas mengenai jarak pernikahan anak dengan usia orang tua. Hal ini terlihat dari salah satu bagian dalam buku yang bertuliskan "Besok lusa Ayah sudah tujuh puluh tahun. Lihat uban Ayah. Makanya, selama Ayah masih ada tenaga, walaupun tinggal sedikit, kamu harus menikah".

Bahkan, ada banyak sekali kisah lucu yang diceritakan penulis di buku ini yang salah satunya mengenai orang tuanya yang memaksanya ikut kencan buta. Hingga julukan "wanita tua yang temperamental" bahkan disematkan kepada penulis oleh teman sekantornya.

Kisah dalam buku ini ditulis dengan sangat menarik dan terkesan blak-blakan. Adanya kejadian lucu yang dialami penulis membuat pembaca ikut tertawa.

Alih-alih membaca buku self improvement, buku ini justru membuat kita merasa mendengar curhatan dari seorang wanita yang sebanyak 275 halaman itu.

Meskipun buku ini ditulis dengan versi terjemahan, namun bahasanya ringan dan mudah dipahami. Tidak seperti buku terjemahan kebanyakan yang kalimatnya berbelit-belit dan kurang bisa masuk ke perasaan.

Banyak sekali kalimat sarkasme mengenai pernikahan yang tidak hanya dipahami oleh perempuan, tapi juga laki-laki.

Bagi kalian yang butuh hiburan karena sering mendapatkan pertanyaan "kapan nikah", buku ini bisa jadi pilihan yang tepat.

CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Ardina Praf