Film horor "The Ritual" telah mendapatkan perhatian para pecinta horor pada masanya. Disutradarai oleh David Bruckner dan dirilis pada tahun 2017, film ini berhasil menggabungkan beberapa elemen horor, sepanjang 94 menit. Para bintangnya memberikan penampilan yang kuat, di antaranya: Rafe Spall sebagai Luke, Arsher Ali memerankan Phil, Robert James-Collier mengemban peran Hutch, dan Sam Troughton sebagai Dom.
"The Ritual" mengikuti empat sekawan laki-laki yang melakukan perjalanan hiking di hutan Swedia sebagai ‘bentuk penghormatan’ pada teman mereka yang telah meninggal. Namun, ketika salah satu dari mereka terluka secara serius dalam perjalanan, mereka memutuskan untuk memotong perjalanan melalui hutan dan mengambil jalan pintas yang nggak dikenal. Dan tersesatlah mereka di dalam hutan yang gelap dan terpencil. Mereka segera menyadari adanya sosok misterius yang mengintai.
Analisis:
"The Ritual" adalah film horor yang menonjol dalam memadukan berbagai elemen horor untuk menciptakan pengalaman yang menegangkan dan mendalam bagi penontonnya. Namun, sayangnya nggak semua penonton sepakat dengan konsep yang diusung.
Pertama-tama, sebagai ‘horor subtil dan horor psikologis’, itu didasarkan pada pendekatannya dalam membangun ketegangan dan menciptakan atmosfer mencekam tanpa mengandalkan efek jump-scare yang berlebihan atau kekerasan grafis. Sementara visualisasi suram di dalam hutan yang terpencil, rasa takut berkelanjutan, konflik internal, trauma, dan ketakutan yang mereka alami, menimbulkan efek psikologis yang mendalam.
‘Horor creature feature’ dalam "The Ritual" juga berdasarkan pada keberadaan Monster Jotunn. Meskipun monster ini jarang ditampilkan secara langsung dalam adegan, kehadirannya yang menakutkan dan ganas memberikan sentuhan ‘horor creature’ yang khas.
Monster Jotunn merupakan bagian dari mitologi Nordik. Secara fisik, Jotunn memiliki rupa yang menyerupai rusa raksasa dengan tanduk yang menjulang tinggi dan tubuh yang dilapisi oleh kulit berkayu dan tumbuh-tumbuhan. Monster ini menyeramkan dan sangat kuat.
Dalam film, Jotunn menjadi ancaman bagi para karakter utama yang tersesat di hutan. Monster ini memperlihatkan kekejaman dengan menghancurkan dan membunuh siapa pun yang menghalangi jalannya. Selain itu, Jotunn juga memiliki kemampuan untuk menciptakan halusinasi dan ketakutan di antara para karakter, sehingga memperburuk situasi yang mereka hadapi. Dengan kekuatannya yang ganas dan kemampuan untuk memanipulasi pikiran, Jotunn menjadi elemen sentral.
Bisa dibilang, Monster Jotunn dapat dianggap sebagai penunggu atau entitas yang bersemayam di dalam hutan. Meskipun latar belakang dan motivasinya nggak sepenuhnya dijelaskan secara rinci dalam film, Jotunn tampaknya memiliki hubungan yang kuat dengan hutan tersebut dan mungkin bertindak sebagai penjaga atau pelindung wilayah itu. Namun, karakteristiknya yang ganas dan kecenderungannya untuk membahayakan siapa pun yang masuk ke wilayahnya, membuatnya lebih terasa sebagai ancaman daripada penjaga.
Sayangnya, meskipun kita melihat konflik internal dan ketakutan yang dialami oleh karakter utama, entah mengapa, beberapa karakter pendukung hanya mendapat sedikit pengembangan karakter. Hal ini bikin beberapa interaksi dan keputusan karakter terasa sedikit dangkal atau nggak terlalu berarti buat yang nonton.
Film ini juga memiliki pacing yang lambat. Sebenarnya ‘horor subtil’ memang cenderung begitu. Aku memahaminya, tapi penonton lain belum tentu. Terus, ya, yang agak mengganjal, sudah kujelaskan di atas, itu terkait penjelasan tentang latar belakang mitologis atau asal-usul monster Jotunn. Meskipun ada petunjuk dan referensi yang tersebar di sepanjang film, tapi kayak kurang cukup memuaskan.
Meskipun begitu, bagiku "The Ritual" masih mampu menyajikan pengalaman horor yang menegangkan. Skor dariku: 7,5/10. Buat yang menyukai horor tentang monster dengan kedalaman psikologis, "The Ritual" yang tayang di Netflix cocok masuk list tontonmu. Selamat menonton ya.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.
Baca Juga
-
Film Audrey's Children, Kisah di Balik Terobosan Pengobatan Kanker Anak
-
Review Film Magic Farm: Kisah Kru Dokumenter Nyasar yang Dibalut Satir Gokil
-
Imbas Ulah Lembaga Sensor, Kenikmatan Nonton Film The Red Envelope Jadi Hilang
-
Bicara Luka Memang Tidak Mudah dalam Film Mungkin Kita Perlu Waktu
-
Review Film Summer of 69: Kisahnya Nakal tapi Berkesan
Artikel Terkait
-
Kiblat Ramai Dikritik, Gina S Noer Nilai Film Horor Indonesia Bikin Orang Takut Beribadah
-
Ustaz Hilmi Firdausi Kritik Film Kiblat, Minta Contoh Agak Laen yang Lebih Berkualitas
-
Buktikan Kualitas, Film Exhuma Diundang ke Brussels International Fantastic Film Festival
-
Review Film 'My Brilliant Life', Belajar Memaknai tentang Arti Hidup
-
3 Film Devano Danendra, Malam Pencabut Nyawa Jadi Horor Perdananya
Ulasan
-
Film Audrey's Children, Kisah di Balik Terobosan Pengobatan Kanker Anak
-
Ulasan Novel The Pram: Teror Kereta Bayi Tua yang Menghantui
-
Review Film Magic Farm: Kisah Kru Dokumenter Nyasar yang Dibalut Satir Gokil
-
Ulasan Novel Holly: Rahasia Mengerikan di Balik Rumah Pasangan Terhormat
-
Dari Anak Nakal Jadi Pahlawan Kota: Kisah Seru di Balik The Night Bus Hero
Terkini
-
Mau Gaya Manis Tapi Tetep Chic? Coba 5 Hairdo Gemas ala Zhang Miao Yi!
-
5 Karakter Kuat One Piece yang Diremehkan Monkey D. Luffy, Jadinya Kalah!
-
Infinix Note 50X 5G+ Masuk ke RI Bareng Note 50S 5G+, Harga Tidak Sama
-
PSS Sleman Belum Aman dari Zona Degradasi Walau Kalahkan Persija, Mengapa?
-
5 Rekomendasi Serial Kerajaan Netflix yang Tak Kalah Seru dari Bridgerton