Netflix mengadaptasi ‘Novel 3 Body Problem’ menjadi series sepanjang 8 episode yang tayang 21 Maret 2024. "3 Body Problem" termasuk bagian dari trilogi "Remembrance of Earth's Past" karya Liu Cixin.
Trilogi ini terdiri dari tiga novel utama: "3 Body Problem" (2008), "The Dark Forest" (2008), dan "Death's End" (2010). Series ini diarahkan oleh Alexander Woo yang kolaborasi dengan sineas pembuat series "Game of Thrones", yaitu David Benioff dan D.B. Weiss.
Series ini dibintangi oleh bintang-bintang berbakat seperti ‘Rosalind Chao dan Zine Tseng sebagai Ye Wenjie tua dan Ye Wenjie muda’, Benedict Wong sebagai Da Shi, Jess Hong sebagai Jin Cheng, Jovan Adepo sebagai Saul Durand, Eiza Gonzalez sebagai Augustina "Auggie" Salazar, John Bradley sebagai Jack Rooney, Alex Sharp sebagai Will Downing, dan masih banyak lagi.
Kisahnya dimulai pada 1966, periode Revolusi Kultural Tiongkok, tepatnya di Beijing, Universitas Tsinghua. Kala itu, fisikawan muda Ye Wenjie menyaksikan ayahnya (ilmuwan terhormat) tewas dibunuh oleh kelompok revolusioner di atas panggung penghakiman karena dianggap sebagai bagian dari kelas intelektual yang dikecam oleh rezim pada saat itu, karena dianggap mengancam ideologi yang sedang berkuasa.
Beberapa waktu kemudian, Ye Wenjie dibawa ke pangkalan rahasia yang terletak di pegunungan. Di sana, dia bergabung dengan proyek rahasia yang bertujuan untuk berkomunikasi dengan peradaban alien.
Nah, momen kematian ayahnya telah memicu trauma dalam dirinya, yang membentuk pandangan pesimis dirinya terhadap umat manusia. Saat ada kontak dari alien yang hanya diketahui dirinya, Ye Wenjie dengan dendamnya, menawarkan bantuan penjajahan bumi kepada para alien. Kisah pun bergulir dengan berbagai intrik dan konspirasi. Asli, ini menarik banget.
Ulasan
Judul "3 Body Problem" merujuk pada konsep fisika yang penting dalam novelnya, yaitu: Masalah Tiga Benda (3 Body Problem), berkaitan dengan fenomena dalam mekanika klasik, yang mencoba untuk memprediksi gerakan tiga benda bermassa dalam gravitasi mereka sendiri.
Dalam konteks novel maupun filmnya, masalah itu menjadi metafora untuk kompleksitas hubungan antara: manusia, alien dan Bumi.
Aku suka dengan motif salah satu karakter utama. Ye Wenjie memiliki motif yang kompleks. Melihat kematian ayahnya yang menimbulkan luka dan trauma di masa mudanya, telah membentuk pandangan pesimis terhadap umat manusia.
Dalam keputusannya berkomunikasi dengan alien dan menawarkan bantuan kepada mereka untuk menjajah bumi, Ye Wenjie mungkin melihat kesempatan untuk mendapatkan keadilan, meskipun dengan cara yang ekstrem.
Dia mungkin juga merasa bahwa hubungan dengan alien menawarkan alternatif lebih baik, daripada dengan manusia-manusia yang sudah menyakitinya.
Dengan plot yang kompleks dan beragam, "3 Body Problem" menawarkan konflik moral dan eksistensial. Dengan pengaruh dari novel aslinya yang terasa kuat dan cukup setia diadaptasinya, terlepas ada beberapa penyesuaian. Adegan-adegan visual yang menakjubkan, efek khusus yang memukau, bikin betah dilihat.
Namun, sayangnya "3 Body Problem" buatku plotnya terlalu lambat di beberapa bagian, dengan beberapa episode yang terasa terlalu panjang dan kurang fokus.
Bagi penonton yang menantikan aksi dengan plot yang cepat, jelas ini kurang cocok. Dialog-dialognya pun terkadang terlalu rumit untuk dinikmati oleh penonton awam.
Dengan segala macam teori ilmiah yang dihadirkan dalam dialog, seringkali membuat kepalaku terasa penuh dengan informasi yang sulit dipahami.
Bagus, sih, tapi akan lebih bagus kalau dialognya nggak dibikin serumit teorinya. Namun, buat penonton yang menyukai tantangan intelektual, kemungkinan akan menemukan kepuasan dalam penggalian istilah-istilah rumitnya.
Ditambah dengan ekspresi emosi yang terbatas pada beberapa karakter terhadap peristiwa kritis saat ada kematian karakter yang bundir di awal episode, terlepas ada adegan melayat, sayangnya masih belum bisa meyakinkan diriku kalau mereka berkawan baik.
Intinya "3 Body Problem" adalah series yang ambisius. Meskipun memiliki kelemahan tertentu, tapi tetap bikin penasaran. Skor dariku: 7/10. Selamat menonton, ya.
CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Emosional yang Begitu Sesak dalam Film Bila Esok Ibu Tiada
-
Ketika Horor Thailand Mengusung Elemen Islam dalam Film The Cursed Land
-
Review Film Laut Tengah: Ketika Poligami Jadi Solusi Menggapai Impian
-
Krisis Iman dan Eksorsisme dalam Film Kuasa Gelap
-
Kekacauan Mental dalam Film Joker: Folie Deux yang Gila dan Simbiotik
Artikel Terkait
-
3 Drama Korea yang Dibintangi Lim Ji Yeon di Netflix, Terbaru Ada The Tale of Lady Ok
-
Serial A Good Girl's Guide to Murder Lanjut ke Season 2, Intip Spoilernya
-
Resmi, Serial Alice in Borderland Season 3 Bakal Tayang Tahun Depan
-
Netflix Umumkan Serial XO Kitty Season 2 yang Siap Tayang pada Januari 2025
-
Borong 7 Piala Citra! Ini Link Nonton Jatuh Cinta Seperti di Film-Film: Legal dan Resmi
Ulasan
-
Novel Dia Adalah Kakakku, Perjuangan Seorang Kakak Mewujudkan Cita-Cita Adiknya
-
4 Rekomendasi Novel Inspiratif untuk Menemani Proses Perbaikan Diri
-
Warung Bang Gino, Jawaranya Seblak di Kota Jambi
-
Super Lengkap, Menjajal Menu di Angkasa Kopi Tiam Kota Jambi
-
Ulasan Novel The Years of the Voiceless: Potret Kehidupan di Bawah Represi
Terkini
-
4 Rekomendasi Mix and Match OOTD Chic ala Miyeon (G)I-DLE, Bikin Penampilan Lebih Modis
-
Hari Pertama Pakai Yamaha, Miguel Oliveira Bilang Motor M1 Sangat Ramah
-
Ronaldo Kwateh Masuk Skuad Piala AFF 2024, Saatnya Bayar Kepercayaan STY?
-
3 Sheet Mask Mengandung Aloe Vera Ampuh Atasi Sunburn, Harga Mulai Rp5 Ribu
-
Hogwarts Legacy Definitive Edition: Konfirmasi Resmi dan Bocoran Konten Baru!