Scroll untuk membaca artikel
Hernawan | Fathorrozi 🖊️
Buku Selamat Tinggal Tangisan, Selamat Datang Senyuman (Dok.Pribadi/Fathorrozi)

Buku kaya hikmah dan bertabur mutiara indah terkait kehidupan ini ditulis oleh Ahmad Imam Mawardi. Beliau adalah peraih award Santri of the Year 2018 di bidang dakwah inovatif.

Buku karya lulusan McGill University Montreal Canada ini berjudul "Selamat Tinggal Tangisan, Selamat Datang Senyuman". Beliau gemar sekali berdakwah. Beragam jenis dakwah dilakukannya, baik offline maupun online.

Buku yang tengah saya ulas ini merupakan salah satu dakwah beliau di dunia maya. Tulisan-tulisan beliau di dinding facebook sekian tahun dipilih, diseleksi, dikumpulkan, lalu dijadikan satu dalam buku kaya manfaat ini.

Tulisan-tulisan beliau, seperti judul buku ini, memang mayoritas berkenaan dengan cara-cara, tips atau langkah-langkah menggapai hidup bahagia yang penuh dengan seutas senyum.

Salah satu isinya, beliau mengutip perkataan orang alim, "Tidak akan merasakan ketenangan jiwa, lapangnya pikiran dan damainya rasa di dunia seseorang yang iri hati dan dengki serta memusuhi manusia dijadikan gaya hidup dan jalan hidupnya. Janganlah engkau jadikan hatimu bagai neraka jahim."

Hal ini berhubungan dengan ketentuan Allah soal rezeki. Rezeki Allah pasti akan terbagi kepada mereka yang berhak tanpa adanya kemungkinan tertukar dengan hak orang lain. Iri hati dan dengki hanya akan melahirkan kegelisahan tanpa henti, sedangkan permusuhan hanya akan menyebabkan matinya ketenangan dan kenyamanan hidup.

Kita harus belajar mensyukuri sesuatu yang telah menjadi bagian kita dan menjalani apa yang menjadi takdir kita, kemudian biasakan membangun pola hubungan yang positif.

Selain itu, di halaman buku berikutnya beliau kemukakan cara hidup bahagia, yaitu "Mudahkan, jangan mempersulit." Beliau berpesan agar kita menjadi pribadi yang mempermudah hal yang mudah, bahkan mempermudah hal yang sulit. Jangan seperti kebanyakan orang yang merasa bangga dan gagah jika ia bisa mempersulit orang lain.

Kalau posisi kita adalah sebagai pihak yang mempersulit, berhentilah. Berubahlah menjadi orang yang membantu dan memudahkan orang lain. Jika posisi kita sebagai orang yang terzalimi, sabarlah. Santai saja, orang yang mempersulit nantinya juga akan bertemu dengan malaikat maut.

Di bagian yang lain, penulis juga mengutip perkataan Mr. Bean Rowan Artkonson yang berkaitan dengan hujan.

"Bepergian paling menyenangkan adalah ketika sedang hujan, tak tampak oleh mata siapa yang menangis mengalirkan air mata. Hujan adalah penutup kesedihan."

Artinya, pandai mengambil hikmah atas semua yang terjadi adalah kunci menemukan kebahagiaan. Jangan menunggu cerahnya mentari untuk menari, karena tarian di bawah guyuran hujan pun tak kalah romantis menarik hati.

Selanjutnya, "Banyak jalan menuju Roma". Pribahasa ini menurut beliau punya makna "jangan tangisi pintu yang tertutup, karena masih banyak pintu yang terbuka". Ini juga bermakna bahwa kita harus berpikir tentang alternatif-alternatif lain dari apa yang kita lakukan.

Intinya, membaca buku ini, kita akan semakin optimis untuk menjalani hidup bahagia. So, Selamat Tinggal Tangisan, Selamat Datang Senyuman!

Fathorrozi 🖊️