'Inside Out' adalah salah satu film animasi yang menyentuh perasaan rilisan 2015. Sebelum musim keduanya rilis, tak ada salahnya nonton ulang 'Inside Out' untuk melihat keseruan para emosi di dalam otak Rilley saat memecahkan masalah.
Film berdurasi 1.5 jam ini memiliki alur yang seru, penonton akan diajak berimajimasi, bagaimana kira-kira isi otak manusia dan apa yang menggerakkan kita dalam menjalani kegiatan sehari-hari?
Berawal dari Riang, Marah, Sedih, Jijik, dan Takut, emosi-emosi dalam otaknya, Rilley, seorang gadis kecil mulai menjalani kehidupannya sebagai manusia. Film ini dimulai dari Rille yang baru lahir dan mulai mengenal sekitarnya, hingga ia beranjak menjadi anak-anak.
Selama menonton, kita akan disuguhkan dengan lucunya karakter Rilley kecil dan bagaimana emosi-emosi dalam otaknya menjaganya. Namun semua berubah saat keluarga Rilley pindah ke luar kota. Saat itulah terjadi kekacauan, sel Riang dan Sedih terlempar dari kantor pusat dan membuat sistem tubuh Rilley mulai tidak seimbang.
Satu per satu relasi sosialnya pun memburuk. Untuk menanggulangi hal ini, kedua sel emosi ini berusaha untuk segera kembali ke kantor pusat. Namun masalah demi masalah terus muncul hingga kondisi semakin tak terkendali.
Melalui film animasi ini kita seperti diingatkan kembali bahwa semua perasaan adalah valid. Tidak ada perasaan yang buruk.
Rasa takut membuatmu semakin waspada, rasa sedih adalah gerbang awal yang akan mengantarmu pada kebahagiaan, rasa jijik akan membuatmu lebih memperhatikan kerapian dan kebersihan, dan rasa marah akan membuat jiwamu awas dalam kompetisi.
Film ini juga membuatmu kembali merasa optimis setelah hari yang berat. Seperti Riang, walau semua pintu seakan tertutup, tapi ia tidak pernah menyerah untuk mencapai tujuannya.
Film ini menyimpan petunjuk di akhir cerita bahwa petualangan Rilley bersama sel-sel emosi di dalam otaknya belum berakhir.
Setelah 9 tahun, penonton akhirnya bisa bertemu lagi dengan Rilley dan tentunya sel emosi baru dalam otaknya karena usianya yang sudah memasuki remaja.
Akhir kata, skor 8,5/10 layak untuk film animasi penuh pelajaran dan haru ini. Kita bisa melihat perkembangan karakter yang terus bergerak di sepanjang cerita. Selain itu, konfliknya sangat seru untuk disimak hingga akhir.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
TWS 'Last Festival': Nostalgia Perpisahan Sekolah Penuh Emosi
-
Jangan Memulai Apa yang Tidak Bisa Kamu Selesaikan: Sentilan Bagi Si Penunda
-
Novel 'Mana Hijrah': Ujian Hijrah saat Cobaan Berat Datang dalam Hidup
-
Mama yang Berubah Jadi Peri di Mummy Fairy and Me 4: Keajaiban Putri Duyung
-
Doyoung NCT 'The Story': Ceria Hidup Layaknya Healing dan Pelukan Hangat
Artikel Terkait
-
Review Film Retribution, Ketegangan Teror Bom di Jok Mobil
-
5 Rekomendasi Film Sambut Hari Libur, Ada Heretic hingga Wicked
-
Main Film Lagi, Davina Karamoy Bakal Kembali Jadi Pelakor?
-
Review Film Heretic, Hugh Grant Jadi Penguji Keyakinan dan Agama
-
Amanda Manopo Sempat Takut Main di Film 1 Imam 2 Makmum: Apakah Aku Jadi Wanita Penggoda?
Ulasan
-
Melihat Peran Ibu dari Sisi Lain Melalui Buku 'Sudahkah Mengenal Ibu?'
-
Review Film Retribution, Ketegangan Teror Bom di Jok Mobil
-
SEVENTEEN Ungkap Kekecewaan Cinta Via Lagu '2 Minus 1'
-
Review Film Heretic, Hugh Grant Jadi Penguji Keyakinan dan Agama
-
Inspiratif! Ulasan Buku Antologi Puisi 'Kita Hanya Sesingkat Kata Rindu'
Terkini
-
Program vs Popularitas: Menyongsong Pemilu dengan Pemilih yang Lebih Bijak
-
Mengurai Jerat Hoaks di Panggung Pemilu: Strategi Licik yang Masih Laku
-
Kreativitas Akademik Terkubur Demi Jalan Pintas Lewat Plagiarisme, Ironis!
-
3 Serum Lokal yang Mengandung Oat, Ampuh Redakan Peradangan Akibat Jerawat
-
Layak Dinanti, Intip Trailer dan Jadwal Rilis One Hundred Years of Solitude