Bagi mereka yang pernah berkunjung ke Magelang mungkin ada yang pernah mendengar nama Kali Kota. Sebuah saluran irigasi sepanjang 6.5 kilometer yang membelah Kota Magelang. Saluran ini berawal dari Kali Manggis di wilayah Kedungsari dan berakhir di sawah-sawah wilayah Jurangombo.
Meskipun hanya saluran irigasi, Kali Kota ini mempunyai keunikan tersendiri dibanding saluran irigasi lain. Sebab selain dibuat oleh Pemerintah Kolonial Hindia-Belanda pada tahun 1883 Masehi, saluran irigasi ini posisinya lebih tinggi dari jalan. Sehingga, kesannya seperti melayang.
Pembuatan saluran irigasi dengan menempatkan lebih tinggi di atas jalan, dilakukan semata-mata untuk mengejar daya gravitasi. Konsep akuaduk yang diterapkan oleh Belanda. Air yang mengalir sepanjang saluran irigasi sepenuhnya disebabkan oleh daya gravitasi yang ada.
Bahkan di beberapa bagian, saluran irigasi ini melewati jalan sehingga membentuk terowongan di bawahnya. Masyarakat setempat menyebutnya dengan istilah plengkung. Terdapat 3 plengkung di sepanjang Kali Kota ini.
Jika saluran irigasi ini dibuat pada zaman sekarang, mungkin tidak begitu menarik. Namun menengok angka tahun pembuatannya, karya ini menjadi karya monumental. Sebab hingga saat ini masih berfungsi dengan baik dan tidak pernah bocor atau jebol sama sekali.
Pada lereng bagian timur saluran air ini, saat ini dijadikan taman oleh pemerintah Kota Magelang. Bagi pengunjung Kota Magelang yang datang dari arah Semarang dapat menikmatinya sepanjang Jalan A. Yani di sebelah kanan.
Pembuatan Kali Kota oleh Pemerintah Kolonial Hindia-Belanda saat itu salah satunya bertujuan menyuplai kebutuhan air bagi wilayah Jurangombo, Magelang Selatan. Posisi kota Magelang yang lebih tinggi dari Sungai Progo di bagian barat, membuat sawah-sawah kesulitan air. Sehingga pemerintah membuatkan saluran irigasi yang diambil dari Kali Manggis yang mengalir di sisi Timur Magelang.
Keunikan lain Kali Kota adalah material yang digunakan. Menurut beberapa sejarawan, saluran air Kali Kota tidak dibuat dari semen dan batu bata, tetapi dari semacam pipa besar yang dibelah. Sehingga dasar saluran pada awalnya berbentuk cekung.
Saat ini selain digunakan sebagai saluran irigasi, Kali Kota sebutan yang diberikan Masyarakat Magelang menjadi sarana jogging di pagi dan sore hari. Banyaknya pepohonan di sekitar saluran itu membuat suasana segar dan teduh.
Baca Juga
-
Lolos Semifinal China Masters 2024, Jonatan Christie Dihadang Shi Yu Qi
-
Meski Tidak Turunkan Skuat Terbaiknya di AFF 2024, Indonesia tetap Ancaman bagi Vietnam
-
Rencana Timnas Indonesia Panggil 3 Bintangnya Buat Vietnam Ketakutan
-
Shin Tae-yong Yakin Timnas Indonesia akan Mencapai Target Karena Hal Ini
-
Ketegasan Erick Thohir Terhadap Timnas Indonesia Akhirnya Berbuah Manis
Artikel Terkait
-
Nostalgia Orde Baru? Prabowo-Gibran Dikritik Kompak Pamer Simbol Militerisme Lewat Akmil
-
Tampang Budiman Sudjatmiko versi Lawas dan Masuk Kabinet Prabowo Disorot Publik: Waktu Muda Melawan, Pas Tua Ciut
-
Gibran Blusukan Hingga Tinggalkan Akmil, Rocky Gerung: Kok Bisa Ya Pencitraan Diwariskan?
-
Raffi Ahmad Cerita Alasan Prabowo Subianto Ajak Kabinetnya Retreat di Akmil: Ada Filosofinya
-
Istana Buka Suara: Retreat Kabinet di Akmil Gunakan Dana Pribadi Prabowo
Ulasan
-
Belajar Menerima Trauma Masa Lalu dari Buku Merawat Trauma
-
Rumah Makan Padang Melisa, Kelezatan Tiada Tara di Kota Jambi
-
4 Novel Thriller yang Bisa Dibaca Cepat tapi Berkesan Lama
-
Misteri Kerajaan Bawah Laut dalam Novel Pearlspire Kingdom
-
Ulasan Buku Tahu Gak Tahu, Bahas Fenomena Sosial Lewat Ilustrasi yang Unik
Terkini
-
F1 GP Las Vegas 2024, Bisakah Max Verstappen Kunci Gelar Juara Dunia?
-
AFF Cup 2024 Resmi Gunakan Teknologi VAR, Kabar Buruk Bagi Timnas Vietnam?
-
4 Rekomendasi Jurusan Kuliah untuk Kamu yang Punya IQ Tinggi, Mau Coba?
-
143 Entertainment Bantah Tuduhan CEO Terlibat Pelecehan Pada Member MADEIN
-
Min Hee-jin Tuntut Rp56 M terhadap Agensi ILLIT Atas Pencemaran Nama Baik