Memasuki bulan kelahiran Nabi Muhammad ini, terdapat buku yang pas untuk menjadi bahan bacaan anak-anak. Buku tersebut bertajuk Senangnya Bisa Memaafkan.
Meminta maaf atas kesalahan merupakan perbuatan mulia. Namun, memaafkan orang lain adalah perbuatan yang lebih mulia. Nabi Muhammad selalu memberikan maaf kepada orang-orang yang telah menghina beliau sampai akhirnya orang yang mengejek tersebut memeluk agama Islam.
Nabi Muhammad adalah teladan bagi seluruh umat Islam, termasuk anak-anak. Beliau merupakan nabi yang sangat penyabar. Hingga dikisahkan, ketika beliau berdakwah pernah dilempari kotoran hingga terkena baju dan tubuh beliau. Namun, Nabi Muhammad memaafkan mereka.
Nah, pada buku ini juga mengisahkan seorang teman yang melakukan kesalahan kepada temannya yang lain, lalu ia meminta maaf, dan teman lainnya memaafkan. Memang, sebagai anak salih dan salihah sebaiknya memberi maaf atas kesalahan teman. Hal ini juga agar Allah lebih sayang dan berpeluang untuk memiliki teman yang banyak.
Dikisahkan pada suatu hari Sisi, Dini dan Moni bermain bersama di taman dekat rumah mereka. Dari kejauhan terlihat sekelompok anak-anak lain juga bermain bersama-sama. Tiba-tiba Moni tergelincir karena menginjak kulit pisang yang dibuang sembarangan oleh salah satu anak kecil yang bermain agak jauh dari mereka.
Moni langsung memarahi anak kecil yang membuang kulit pisang sembarangan itu. Si anak tersebut seketika meminta maaf kepada Moni karena telah membuatnya jatuh tergelincir. Muka Moni merah seolah ingin membalas perbuatan anak itu. Namun, akhirnya Sisi menasihatinya.
"Moni, sudahlah! Dia kan tidak sengaja dan sudah meminta maaf. Kita harus saling memaafkan," kata Sisi sambil mengelus punggung Moni.
"Iya, Mon, maafkan saja. Tidak baik menyimpan dendam. Allah tidak suka orang yang pemarah. Lagi pula dia juga masih kecil, kok," tambah Dini.
Akhirnya Moni tak hanya memaafkan, tetapi juga memberikan hadiah sebatang cokelat kepada anak-anak kecil itu. Sebelumnya, Moni berpesan agar setelah makan pisang hendaknya kulit pisangnya dibuang ke tempat sampah biar tidak mencelakakan orang lain yang lewat.
Pesan yang ingin disampaikan oleh Qorry Aini Royyan dalam buku seri akhlak anak muslim ini adalah jadilah pemaaf atas kesalahan orang lain, jangan marah dan jangan jadi pendendam. Sebab, perbuatan tidak baik tidak harus selalu dibalas dengan perbutan tidak baik pula. Tetapi akan lebih baik, jika perbuatan tidak baik orang lain, kita balas dengan perbuatan yang lebih baik.
Saya sangat merekomendasikan buku ini kepada anak-anak, terutama anak-anak muslim, agar tercetak menjadi pribadi yang pemaaf. Selain itu, buku ini ditulis dengan dua bahasa, yakni bahasa Indonesia dan Inggris. Tentu, selain dapat pelajaran akhlak terpuji, juga bisa belajar bahasa Inggris. Mantap.
Identitas Buku
Judul: Senangnya Bisa Memaafkan
Penulis: Qorry Aini Royyan
Penerbit: Luxima Metro Media
Cetakan: I, 2020
Tebal: 32 halaman
ISBN: 978-602-268-546-3
Baca Juga
-
Vivo X Fold 5 Rilis Juli Mendatang, Diyakini Bakal Jadi HP Lipat Paling Ringan di Dunia
-
Apple iPhone 17 Series Siap Meluncur September 2025, Intip Spek dan Prediksi Harganya
-
Rilis Akhir 2025, Xiaomi 16 Menjadi Ponsel Pertama Pakai Chipset Snapdragon 8 Elite 2
-
Honor Pad 10 Resmi Meluncur, Tablet Tipis Usung Snapdragon 7 Gen 3 dan Baterai Jumbo
-
Huawei Pura 80 Segera Rilis, Inovasi Kamera Siap Bersaing dengan Smartphone Flagship Terbaru
Artikel Terkait
Ulasan
-
First Impression Good Boy: Aksi Seru, Visual Keren, dan Cerita Bikin Nagih
-
Ulasan Don Quixote: Perjalanan Ksatria Gila dan Khayalannya
-
SHINee Ring Ding Dong: Anthem Ikonik K-Pop saat Cinta Datang Tak Diundang
-
Review Film Holly: Tenang di Permukaan tapi Gelisah di Dalam
-
Ulasan Novel The Outsider: Sisi Lain Keadilan dalam Misteri Pembunuhan
Terkini
-
Bukannya Membantu sang Tetangga, Arab Saudi Justru Lebih Pilih Bantu Timnas Indonesia
-
Buntut Kasus Lee Sun-kyun, Pihak Kepolisian dan Jurnalis Ikut Didakwa
-
Khutbah Idul Adha: Dosen UNY Serukan Kemandirian Pangan
-
YooA OH MY GIRL Resmi Gabung Agensi SARAM, Siap Jajaki Dunia Akting
-
Qurban di Zaman Digital: Tantangan dan Harapan Generasi Muda