Kali ini, buku Emha Ainun Nadjib atau Cak Nun yang akan saya ulas berjudul Gelandangan di Kampung Sendiri. Sebagaimana termaktub di muka sampul, buku dengan cover yang didominasi warna kuning ini memang berisi curhatan atau pengaduan dari orang-orang pinggiran.
Tak aneh jika di halaman awal Cak Nun mempersembahkan buku karyanya ini kepada orang-orang yang dianiaya, ditindas, dirampas kemerdekaannya, dimiskinkan, kepada teman-teman, sahabat, dan orang-orang yang tetap konsisten memperjuangkan keadilan, serta hidupnya dipertaruhkan untuk orang kecil.
Dalam kegiatan dakwah dari satu kota ke kota yang lain, bisa jadi Cak Nun berjumpa dengan banyak rakyat jelata yang menyampaikan suara hatinya secara langsung kepada beliau, hingga tersusunlah buku curhatan orang-orang pinggiran ini yang memuat sejumlah kasus di tengah masyarakat, yang bersumber dari perbedaan pendapat atau konflik kepentingan antara pemerintah dan rakyat.
Salah satu yang Cak Nun rekam adalah persoalan tanah di Kedung Ombo. Proyek pembangunan waduk di Jawa Tengah pada 1985 oleh pemerintah Orde Baru yang ditentang karena ganti rugi yang tidak layak, hingga warga menerima intimidasi, kekerasan, dan penggusuran. Perlawanan terhadap proyek ini meluas, tetapi waduk akhirnya diresmikan pada 1991.
Dalam kasus Kedung Ombo ini, seandainya standar ganti rugi tanah sejak langkah awal dirundingkan dengan penduduk yang bersangkutan secara demokratis dan sportif, kemungkinan besar permasalahannya tak akan runcing, bahkan mungkin tak akan terjadi konflik.
Bagi Cak Nun, kalau sudah demikian, yang kalah bukan lagi hanya sejumlah orang. (Namun) yang kalah adalah kemanusiaan, kedewasaan, demokrasi, peradaban, dan nilai-nilai luhur lain yang semestinya menjadi tanda-tanda utama dari kehidupan manusia.
Menurut Kiai Kanjeng ini, andai pemerintah lebih dulu mematangkan rencana dengan ikut melibatkan warga setempat dalam musyawarah mufakat, bisa jadi masalahnya takkan seperti telur di ujung tanduk. Sebab, rakyat negeri kita terkenal gampang diajak bermusyawarah, lunak hatinya, luas dadanya, tinggi kesediaannya untuk berkorban demi kemajuan dan pembangunan.
Wajah pembangkangan rakyat itu tercipta dari tidak dilibatkannya mereka dalam pengambilan keputusan sesuatu hal yang menyangkut mereka. Sangatlah tidak bahagia hidup di suatu negara yang selalu ada kasus-kasus yang membuat pemerintah hanya bisa melihat rakyat sebagai pembangkang, dan rakyat juga bisa melihat pemerintah sebagai pembangkang kedaulatan rakyat.
Selain masalah tanah itu, terdapat pula konfilk petani kopra di Pulau Kei, Maluku. Sejak dulu di tempat tersebut tanaman kelapa sudah menjadi tanaman perdagangan utama rakyat. Namun anehnya, saat ini justru sangat berkurang perhatian orang terhadap peremajaan tanaman kelapa, sehingga lama-lama produksi kopra menurun.
Dan masih banyak persoalan lain yang ditangkap oleh benak Cak Nun, kemudian ia abadikan lewat kabar sekaligus tawaran solusi di dalam buku ini. Selamat membaca!
Identitas Buku
Judul: Gelandangan di Kampung Sendiri
Penulis: Emha Ainun Nadjib
Penerbit: Bentang Pustaka
Cetakan: I, 2015
Tebal: 292 Halaman
ISBN: 978-602-291-078-7
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.
Baca Juga
-
Vivo V60 Resmi Rilis, Andalkan Kamera Telefoto ZEISS dan Snapdragon 7 Gen 4
-
Review Buku Indonesia Merdeka, Akhir Agustus 2025 Benarkah Sudah Merdeka?
-
Samsung Segera Kenalkan Galaxy S25 FE, Dibekali Prosesor Exynos 2400 dan CPU 10 Core
-
Vivo X Fold 5 Resmi Masuk Indonesia, HP Lipat dengan Durabilitas Tinggi serta Engsel Kuat dari Baja
-
Menganalisis Ideologi Negara dalam Buku Ragam Tulisan Tentang Pancasila
Artikel Terkait
-
Ulasan Buku Cerita 'Wooly & Balon Merah', Rumah Adalah Tempat Paling Nyaman
-
Kisah Pengusaha Jambu di Kudus, Sukses Kembangkan Usaha Berkat Pemberdayaan BRI
-
Ulasan Buku To Heal Is To Be Happy, Cara-cara Sederhana untuk Berbahagia
-
Biar Hasil Panen Maksimal, East West Seed Beri Edukasi Petani Soal Bibit
-
Ulasan Buku Being Unhappy Is a Choice, Pengingat Menenangkan Kala Bersedih
Ulasan
-
Review Film The Exit 8: Ketakutan Nyata di Lorong Stasiun yang Misterius
-
Membaca Ulang Kepada Uang: Puisi tentang Sederhana yang Tak Pernah Sederhana
-
Review Film Siccin 8: Atmosfer Mencekam yang Gak Bisa Ditolak!
-
Film Man of Tomorrow, Sekuel Superman Tayang Tahun Depan?
-
Kisah Manis Pahit Persahabatan dan Cinta Remaja dalam Novel Broken Hearts
Terkini
-
Charlie Kirk Tewas Ditembak di Leher: Kiprah dan Kontroversi Loyalis Setia Donald Trump
-
Ironi Nadiem Makarim: Ayahnya, Nono Anwar Makarim, Dikenal sebagai Pengacara dan Aktivis Antikorupsi
-
Kronologi Gen Z Tumbangkan Rezim di Nepal: Dari Blokir Medsos Hingga Istana Terbakar!
-
Dugaan Penggelapan Pajak Raffi Ahmad: Dari Aset Mewah hingga Tudingan Pencucian Uang
-
Jason Fuchs Ditunjuk Jadi Penulis Naskah Film Live-Action My Hero Academia