Film Weekend in Taipei adalah pilihan sempurna untuk menghilangkan stres dan sejenak melarikan diri dari rutinitas. Disutradarai oleh George Huang dan diproduseri oleh Luc Besson, film ini menyajikan aksi mendebarkan yang diwarnai dengan konflik keluarga dan masa lalu.
Film ini dibuka dengan visual indah Taipei yang penuh warna, menampilkan keseimbangan antara gemerlap gedung pencakar langit dan kesibukan pasar kota.
Soundtrack "Paint It, Black" dari The Rolling Stones membuka film dengan intensitas tinggi, memberikan kesan adrenalin dan hiruk-pikuk kota, meskipun aksi yang disuguhkan lebih ringan dan humoris dibandingkan film aksi serupa seperti "John Wick".
Film dibuka dengan adegan John Lawlor (Luke Evans) yang diborgol polisi, namun segera dibebaskan karena ia adalah agen DEA yang sedang menyamar.
Flashback kocak memberikan latar belakang aksinya. Lawlor, karakter yang tenang dan humoris, membuat penceritaan lebih segar dan menghibur.
Penggunaan warna-warna cerah dan berani dalam adegan-adegan kota Taipei mempertegas karakter Kwang (Sun Kang), seorang pengusaha yang kuat dan berpengaruh.
Sebaliknya, suasana desa nelayan tempat Joey (Gwei Lun-Mei) tumbuh terasa hangat dan tenang, menjadi tempat aman bagi karakter utama untuk berlindung dari kehidupan kota yang penuh intrik.
Luke Evans sebagai John Lawlor memberikan penampilan aksi yang menarik dan sangat maskulin. John Lawlor, dengan karakter tenang, cerdas, dan banyak akal, membuat penonton merasa yakin bahwa semua akan baik-baik saja.
Namun, yang lebih istimewa adalah karakter Joey dan Kwang. Gwei Lun-Mei berhasil memerankan Joey dengan sangat baik.
Awalnya, Gwei menampilkan kesan trophy wife yang berkelas dan pongah, tetapi citra ini segera berubah saat ia sendirian dan saat bertemu kembali dengan Lawlor. Perubahan ini terjadi dengan halus dan memperkuat karakter Joey.
Karakter Kwang adalah yang paling menarik. Sun Kang memerankannya dengan sangat baik, menampilkan kesombongan, sifat sosiopat, egoisme, dan otoriter dengan sempurna.
Namun, selain akting Sun Kang, karakter Kwang sendiri memang unik. Di satu sisi, Kwang adalah pebisnis yang tidak peduli pada kemanusiaan, egois, dan memiliki kontrol emosi yang rendah.
Namun, di sisi lain, dia adalah pria yang mendambakan cinta, dan hal itu hanya ingin dia dapatkan dari Joey. Kwang adalah tokoh yang tragis, karena merasa bisa memiliki Joey dengan uangnya, tetapi tanpa disadari, Joey justru adalah titik lemahnya.
Tokoh-tokoh sampingan lainnya, seperti sepupu Raymond di desa dan Po Po (nenek Joey yang tegas), menambah nuansa humor yang ringan.
Sepupu Raymond dengan kaos YSL palsu dan tingkah cuek Po Po membuat kita tertawa tanpa perlu slapsticks dan dialog yang berlebihan.
Soundtrack awal yang disuguhkan memang menarik perhatian dan membangkitkan rasa penasaran penonton. Untuk scoring pada bagian lain, terutama adegan aksi dan balapan, scoring-nya pas meski tidak ada yang istimewa.
Penempatan "Paint It, Black" di awal benar-benar brilian. Penggunaan soundtrack tersebut, dengan sentuhan khusus yang disesuaikan pada adegan demi adegan yang bergerak cepat, benar-benar menggambarkan judulnya: Weekend in Taipei. Akhir pekan di ibu kota maju seperti Taipei memang seperti itu, cepat dan tanpa basa-basi.
Film Weekend in Taipei mungkin tidak berniat menjadi John Wick dengan aksi yang sangat ganas atau Fast and Furious dengan balapan liar yang memacu adrenalin, tetapi film ini menghibur dengan caranya sendiri.
Film ini adalah camilan ringan yang mungkin tidak membuat penonton merasa kenyang, tetapi sangat menghibur dan mampu melepaskan stres saat menonton.
Nah, jika kamu rindu dengan film-film Hollywood yang seru dan cocok ditonton saat akhir pekan setelah lelah dengan kesibukan, Weekend in Taipei adalah rekomendasi yang tepat untukmu.
Identitas Film Weekend in Taipei:
Nama: Weekend in Taipei
Sutradara: George Huang
Produser: Luc Besson
Pemeran Utama: Luke Evans, Sun Kang, Gwei Lun-Mei
Durasi: 1 jam 40 menit
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Ulasan Film Extraction 2: Misi Penyelamatan Keluarga Gangster dari Penjara
-
Ulasan Film The War of the Rohirrim, Legenda Pertahanan Terakhir Rohan
-
Ulasan Hutang Nyawa, Film Horor Adaptasi dari Kisah Viral di Sosial Media
-
Ulasan Film Santet Segoro Pitu: Mengangkat Kisah Nyata dari Tanah Jawa
-
Ulasan Film Animasi 'Elemental', Kisah Cinta Unik dari Dua Elemen Berbeda
Artikel Terkait
-
Syuting Film Pulung Gantung, Nadia Bulan Sofya Sampai Susah Tidur
-
Rania Putrisari Jadi Enggan Buru-Buru Menikah Usai Perankan Korban KDRT
-
Film The Kissing Booth: Antara Cinta dan Persahabatan
-
Temukan Kenyamanan di Industri Layar Lebar, Erika Carlina Punya Target Besar Tahun 2025
-
Rania Putrisari Bawa Pulang Luka Lebam Pasca Syuting
Ulasan
-
Review Buku 'Keeper Lost Cities Lodestar'; Melawan Penjahat dengan Keadilan
-
Pantai Kembar Terpadu, Destinasi Wisata di Kebumen yang Bersih dan Nyaman
-
Taman Wisata Bougenville, Tempat Healing Asik Cocok Buat Liburan Tahun Baru
-
Digaji Berapa? Webtoon The Mafia Nanny: Ketika Jadi Pengasuh Anak Mafia!
-
Mengenal Karya Sastra Lewat Buku Ensiklopedia Sastrawan Indonesia
Terkini
-
YG Angkat Suara Tanggapi Rumor Mino WINNER Absen Tugas Selama Wamil
-
Rilis Teaser Baru, Lisa BLACKPINK Pamer Tradisi Thailand di Serial White Lotus 3
-
Sukses Besar, When the Phone Rings Tuai Pujian dari Penulis Web Original
-
Ryu Jun Yeol dan Sul Kyung Gu Digaet Bintangi Drama Korea Adaptasi Webtoon
-
Prank Berlebihan dan Konten Kosong: Hiburan atau Racun Digital?