Bayangkan jika setiap momen penting dalam hidup Anda terjadi di satu tempat yang sama. Bagaimana perasaan Anda? Nah, itulah yang coba diungkapkan Robert Zemeckis dalam film terbarunya, Here.
Setelah sukses besar dengan Forest Gump pada tahun 1994, Zemeckis kembali menghadirkan kolaborasi apik bersama Tom Hanks dan Robin Wright dalam Here.
Namun, kali ini, Zemeckis menyajikan sesuatu yang berbeda dari film-film pada umumnya. Ia membawa penonton ke dalam sebuah rumah, dengan satu sudut pandang kamera yang tetap, dan mengisahkan cerita dari era pra-sejarah hingga masa kini.
Fokus utama cerita adalah keluarga Young yang tinggal di rumah tersebut, dari generasi ke generasi.
Here bukanlah film yang bercerita dengan cara biasa. Dari sudut pandang satu ruangan dengan jendela besar, kita melihat perjalanan hidup Al (diperankan oleh Paul Bettany) dan Rose (Kelly Reilly) yang memulai kisah ini, lalu diteruskan oleh putra mereka, Richard (Tom Hanks) dan istrinya Margareth (Robin Wright).
Zemeckis menolak penggunaan teks latar waktu, dan sebagai gantinya, ia memberikan petunjuk melalui musik, properti, dan teknik CGI yang canggih. Namun, narasi yang nonlinier ini dapat sedikit membingungkan bagi yang tidak cermat.
Meski hanya menggunakan satu sudut pandang kamera, Here memanfaatkan teknik seperti split screen, dissolve, dan cut biasa untuk menjaga transisi dari satu momen ke momen lainnya tetap halus dan menarik.
Variasi transisi ini membuat film tetap dinamis dan inovatif, meski hanya menampilkan satu sudut pandang.
Namun, ada tantangan besar dalam pendekatan ini. Karena kamera yang statis, ekspresi wajah para pemain seringkali tidak terlihat jelas, yang bisa mengurangi keterhubungan emosional penonton dengan karakter. Bahkan, saya merasa sulit untuk benar-benar merasakan kedalaman emosi dari setiap tokoh selama separuh pertama film.
Namun, seiring berjalannya waktu, kalimat time flies yang berulang kali muncul memberikan refleksi mendalam tentang kehidupan yang berlalu dengan cepat. Hidup kita, seolah-olah, adalah montage panjang tidak semua momen memiliki kesan yang mendalam.
Secara keseluruhan, Here adalah pencapaian personal yang mengesankan dari Zemeckis. Dengan kombinasi inovasi teknis dan kedalaman emosional, film ini menawarkan pengalaman sinematik yang unik dan matang. Meski mungkin bukan karya terbaiknya, Here tetap menjadi salah satu film yang paling menyentuh dari Zemeckis.
Cek berita dan dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Review Film Apocalypse Z: Bertahan Hidup Bersama Kucing di Tengah Wabah Zombie
-
Review Film Anak Kolong, Cinta dan Tanggung Jawab Kehidupan Keluarga Militer
-
Review Film Time Cut: Perjalanan Waktu untuk Mencegah Pembunuh Bertopeng
-
Review Film Grand Tour, Aksi Kejar-kejaran ke Berbagai Negara di Asia
-
Review Film Thailand The Paradise of Thorns, Kisah Perebutan Harta Warisan
Artikel Terkait
-
Raih Penghargaan di Festival Film Bandung, Ayu Azhari Titip Pesan buat Fadli Zon
-
Jadi Petugas Damkar, Ini Peran Joo Won di Film KoreaFirefighters
-
Ulasan Film Caddo Lake, Perjalanan Rumit Melintasi Dimensi Waktu
-
Ulasan Film The Royal Tailor, Persaingan Sengit Dua Penjahit Kerajaan
-
Ulasan Longlegs, Aksi Nicolas Cage Jadi Pembunuh Berantai Pemuja Setan
Ulasan
-
Buku Beauty and The Bad Boy: Terus Didesak Nikah dan Dipepet Brondong Tajir
-
Ulasan Novel 'Rantau 1 Muara', Perjuangan dalam Menemukan Tujuan Hidup
-
Adventure Tanpa Batas, 4 Rekomendasi Playground Dewasa di Jakarta
-
Menyelami Perasaan: Ulasan Lagu Perunggu 'Pastikan Riuh Akhiri Malammu'
-
Stasiun Balung, Jejak Warisan Kolonial yang Pernah Ramai Kini Terbengkalai
Terkini
-
Segera Syuting, Yeri Red Velvet Kembali Bintangi 'Bitch and Rich' Season 2
-
Jadi Petugas Damkar, Ini Peran Joo Won di Film KoreaFirefighters
-
Cedera Ivar Jenner Membaik, tapi Harus Absen Lawan Jepang Gara-Gara Hal Ini
-
Casey Stoner: Ducati Bisa Lakukan Apa Saja untuk Pertahankan Gelar Juara
-
Berlatar Republik, Ini Sinopsis Drachin Deep Lurk yang Dibintangi Cheng Yi