Dirilis pada tahun 2001, I Am Sam adalah sebuah drama mengharukan yang menyoroti isu disabilitas dan pengasuhan anak.
Film ini disutradarai oleh Jessie Nelson dan dibintangi oleh Sean Penn sebagai Sam Dawson, seorang pria dengan keterbelakangan mental yang berusaha keras membesarkan putrinya, Lucy (Dakota Fanning).
Sam, seorang pria dengan kecerdasan setara anak berusia tujuh tahun, memiliki ikatan yang sangat kuat dengan putrinya, Lucy. Namun, ketika Lucy tumbuh dan kemampuan kognitifnya melampaui ayahnya, pihak berwenang mulai meragukan kemampuan Sam untuk menjadi orang tua yang baik.
Sam harus berjuang keras di pengadilan untuk mempertahankan hak asuh atas Lucy, menghadapi prasangka dan ketidakpedulian masyarakat.
I Am Sam adalah sebuah film yang mampu mengaduk-aduk emosi penonton. Melalui karakter Sam, film ini menyajikan potret indah tentang cinta seorang ayah yang tulus dan tanpa syarat.
Meskipun memiliki keterbatasan intelektual, Sam menunjukkan bahwa cinta dan kasih sayang adalah bahasa universal yang dapat menyatukan semua orang.
Sean Penn memberikan penampilan yang luar biasa sebagai Sam, berhasil menyuguhkan karakter yang kompleks dan penuh nuansa.
Dakota Fanning, yang masih sangat muda saat itu, juga tampil memukau sebagai Lucy, anak perempuan yang cerdas dan penuh empati.
Film ini tidak hanya menyentuh tema keluarga dan pengasuhan, tetapi juga mengangkat isu-isu sosial yang lebih luas, seperti hak-hak orang dengan disabilitas, prasangka, dan sistem hukum yang kadang kala kaku. I Am Sam mengajak penonton untuk merenungkan makna keluarga, cinta, dan keberagaman.
Meskipun memiliki banyak kelebihan, I Am Sam juga memiliki beberapa kekurangan. Beberapa adegan dramatis mungkin terasa terlalu berlebihan dan manipulatif, sehingga mengurangi dampak emosional yang seharusnya bisa dirasakan penonton. Selain itu, beberapa plot twist yang dihadirkan terasa agak klise dan mudah ditebak.
I Am Sam adalah sebuah film yang layak untuk ditonton dan direnungkan. Film ini tidak hanya menghibur, tetapi juga menginspirasi kita untuk menghargai perbedaan dan memperjuangkan apa yang kita yakini benar.
Meskipun terdapat beberapa kekurangan, film ini tetap menjadi salah satu drama paling mengharukan dalam sejarah perfilman.
Pesan utama film ini adalah bahwa cinta seorang ayah tidak mengenal batas, dan setiap anak berhak mendapatkan keluarga yang penuh kasih sayang.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Liburan Antiboros! 4 Destinasi Wisata dengan Promo Spesial Ramadan
-
Dari Pennywise hingga Nosferatu: 4 Film Bill Skarsgard yang Wajib Ditonton
-
Pesta Kuliner Februari 2025: Promo Menggoda untuk Para Foodie!
-
4 Rekomendasi Film Horor Ratu Sofya yang Bikin Bulu Kuduk Berdiri
-
Siap-Siap! 5 Film Indonesia Ini Akan Tayang di Netflix pada Februari 2025
Artikel Terkait
-
Bulog dan CT ARSA Foundation Berkolaborasi Bagikan 500 Paket Pangan untuk Penyandang Disabilitas
-
Ulasan Gran Turismo, Biopik Jann Mardenborough Menjadi Pembalap Profesional
-
Sosok IWAS, Pemuda Disabilitas Jadi Tersangka Dugaan Kasus Pelecehan Mahasiswi di NTB
-
Ulasan Mappacci Malam Pacar: Film Berlatar Adat Bugis Makassar
-
Miris! Agama Mayoritas di Indonesia, 2 Juta Disabilitas Tuli Muslim Kekurangan Juru Bahasa Isyarat buat Belajar Agama
Ulasan
-
Film Audrey's Children, Kisah di Balik Terobosan Pengobatan Kanker Anak
-
Ulasan Novel The Pram: Teror Kereta Bayi Tua yang Menghantui
-
Review Film Magic Farm: Kisah Kru Dokumenter Nyasar yang Dibalut Satir Gokil
-
Ulasan Novel Holly: Rahasia Mengerikan di Balik Rumah Pasangan Terhormat
-
Dari Anak Nakal Jadi Pahlawan Kota: Kisah Seru di Balik The Night Bus Hero
Terkini
-
Asnawi Comeback ke Timnas, Undur Diri dari Tim ASEAN All Stars Bakal Jadi Kenyataan?
-
Mau Gaya Manis Tapi Tetep Chic? Coba 5 Hairdo Gemas ala Zhang Miao Yi!
-
5 Karakter Kuat One Piece yang Diremehkan Monkey D. Luffy, Jadinya Kalah!
-
Infinix Note 50X 5G+ Masuk ke RI Bareng Note 50S 5G+, Harga Tidak Sama
-
PSS Sleman Belum Aman dari Zona Degradasi Walau Kalahkan Persija, Mengapa?