Sebagai pahlawan tanpa tanda jasa, guru harus beradaptasi mendidik siswa sesuai dengan perkembangan zaman. Guru masa kini, harus terus berbenah demi pendidikan yang lebih baik.
Pendidikan di zaman milenial ini cukup mengkhawatirkan. Banyak pihak, mulai dari murid hingga guru, yang tidak dapat menerapkan pembelajaran berbasis daring. Mereka tidak bisa mengoperasikan gawainya sebagai alat dasar proses pembelajaran. Padahal di zaman milenial ini, penggunaan gawai sebagai media belajar sangatlah penting dan bisa dikatakan sebagai kebutuhan primer.
Kita bisa melihat dengan jelas. Bagaimana pendidikan di negeri ini tertinggal, sehingga beberapa pihak saling menyalahkan. Siswa menyalahkan gurunya. Guru menyalahkan dinasnya. Dinas menyalahkan menterinya. Menteri menyalahkan siswanya. Berputar terus tanpa menemukan titik terang yang mampu menjadi solusi terbaik bagi permasalahan pendidikan di Indonesia.
Nah, di dalam buku berjudul Guru Masa Kini ini, memuat tentang tuntutan zaman bagi para guru yang berkompetensi dalam mengoperasikan gawai sebagai media pembelajaran. Selain itu, ada pula saran-saran penggunaan media yang cocok sebagai alat pembelajaran di era milenial ini.
Guru diimbau untuk melek teknologi demi mencapai keberhasilan mengajar. Siswa yang hari ini sudah rajin bergaul dengan gawai, tak bisa lagi dipaksa belajar dengan hanya mengandalkan kapur putih dan papan tulis hitam.
Kita mesti mengikuti arah kemajuan pesat teknologi dengan tetap menyandingkannya dengan aspek-aspek moral agar penggunaan gawai secara positif bisa dilakukan oleh para siswa.
Hal ini tercantum di dalam pasal 3 UU No. 20 tahun 2003 mengenai Sisdiknas (Sistem Pendidikan Nasional).
"Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab."
Maka, dapat disimpulkan dari pasal tersebut bahwa esensi sebenarnya dari pendidikan adalah untuk membangun kepribadian bangsa yang beradab dan mulia. Dan tidak lupa pula dengan mengembangkan potensi peserta didik yang religius, kreatif, dan bertakwa. Hingga pada akhirnya, guru akan menjadi pelaksana cita-cita bangsa ini.
Demi melaksanakan kewajibannya itu, guru harus menyesuaikan diri dengan zaman. Mengubah pola pikirnya yang kuno menjadi modern. Membuka cakrawala dan wawasan baru untuk menambah informasi terhangat. Sebab, pendidikan harus terus mengikuti perkembangan zaman.
Penulis, Fajar Purnama S., S.Pd. dan Ane Ainun N., S.Pd., menyebut beberapa media yang cocok untuk digunakan oleh para guru sebagai alat pembelajaran di era milenial ini. Salah satunya adalah Zoom, Google Meet, Google Form, Google Classroom, Youtube, dan Instagram. Serta dilengkapi dengan manfaat dan cara penggunaannya.
Google Classroom merupakan layanan gratis yang dikembangkan oleh Google untuk sekolah, yang bertujuan untuk menyederhanakan, membuat, mendistribusikan, dan menilai tugas tanpa harus tatap muka.
Adapun fungsi dan keuntungan Google Classroom, yaitu proses setting pembuatan kelas yang cepat dan nyaman, hemat dan efesiensi waktu, mampu meningkatkan kerja sama dan komunikasi, penyimpanan data yang terpusat, dan berbagi sumber daya yang efisien, praktis, dan cepat. (Halaman 68).
Identitas Buku
Judul: Guru Masa Kini
Penulis: Fajar Purnama S., S.Pd. & Ane Ainun N., S.Pd.
Penerbit: Bhuana Ilmu Populer
Cetakan: I, Mei 2023
Tebal: 84 Halaman
ISBN: 978-623-04-1338-4
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.
Baca Juga
-
Temukan Potensi Diri dan Kekuatan Pikiran dalam Buku Mind Power Skills
-
Ulasan Buku Memaknai Jihad, Mengenal Pemikiran Prof. Dr. KH. Quraish Shihab
-
Cinta Datang dari Ranum Buah Mangga dalam Buku Kata-Kata Senyap
-
Proses Perubahan Ulat Menjadi Kupu-Kupu dalam Buku Metamorfosis Sempurna
-
Kritik Tajam tapi Santai dalam Buku Kumpulan Cerpen Jreng Karya Putu Wijaya
Artikel Terkait
-
Ulasan Buku Quiet Karya Susan Cain: Kekuatan Seorang Introvert
-
Ulasan Novel A Pocket Full of Rye: Pengkhianatan dan Keserakahan Keluarga
-
Ulasan Novel Tuesdays With Morrie: Menemukan Makna pada Setiap Perjalanan
-
Ulasan Novel The Love Hypothesis: Perpaduan Sains dan Romance Menggemaskan
-
Novel Behind Closed Doors: Kehidupan Toxic di Balik Keluarga yang Sempurna
Ulasan
-
Review Novel 'Entrok': Perjalanan Perempuan dalam Ketidakadilan Sosial
-
Review Film All We Imagine as Light: Kesunyian di Tengah Hiruk-pikuk Mumbai
-
Novel Homicide and Halo-Halo: Misteri Pembunuhan Juri Kontes Kecantikan
-
Ulasan Novel Dunia Sophie: Memahami Filsafat dengan Sederhana
-
Review Film Kuyang: Sekutu Iblis yang Selalu Mengintai, dari Ritual Mistis sampai Jumpscare Kejam
Terkini
-
Bikin Gagal Move On! 3 Drama Medis Korea Ini Siap Bikin Kamu Pengen Jadi Dokter!
-
Reuni Lagi, Lee Do Hyun dan Go Min Si Bakal Bintangi Drama Baru Hong Sisters
-
Lebaran Usai, Dompet Nangis? Waspada Jebakan Pinjol yang Mengintai!
-
Mark NCT Wujudkan Mimpi Jadi Bintang di Teaser Terbaru Album The Firstfruit
-
Generasi Unggul: Warisan Ki Hajar Dewantara, Mimpi Indonesia Emas 2045?