Scroll untuk membaca artikel
Hikmawan Firdaus | Fathorrozi 🖊️
Buku Jejak Cinta Separuh Jiwa (iPusnas)

Emak-emak juga berbakat menulis fiksi, kenapa tidak? Karya 63 emak-emak yang terhimpun di dalam buku ini, tak bisa dianggap sepele. Emak-emak yang terkumpul dalam komunitas Emak Belajar Nulis (EBN) ini, memang telah berpengalaman luas dan terasah.

Mereka bersatu padu dalam melahirkan karya antologi dengan tema jodoh. Enam puluh tiga judul yang mereka kisahkan, semuanya bersinggungan dengan perjodohan. Sebanyak 220 halaman, seluruhnya mengusung soal jodoh.

Kisah pertama, Salah Sangka karya Kartika Noorhayati. Menceritakan sepasang suami istri, Dhonny dan Rhiena, yang hadir bersama dalam acara reuni SMA. Saat keduanya sampai di lokasi, banyak mata yang terpana dan bibir yang berbisik ke pasangan masing-masing.

Mereka tak menyangka bahwa Dhonny dan Rhiena akan menjadi pasangan yang romantis. Mengingat, saat duduk di bangku SMA dulu, keduanya sangat sulit berdamai dan susah dipersatukan kembali.

Kisah kedua, Purnama di Pucuk Cemara. Novi Annaqi mengisahkan sosok laki-laki bernama Aldi yang berjanji hendak datang meminang tokoh 'aku', namun dua hari sebelum acara pinangan digelar, tiba-tiba Aldi mendadak membatalkan dengan alasan yang kurang jelas.

Untung, beberapa hari dari kesedihan itu hadir teman kuliahnya yang menjelma sebagai purnama yang menyembuhkan luka dan mengisi ruang kosong hatinya. Hingga kini, teman kuliahnya tersebut telah menjadi imam sesuai dengan impiannya.

Ah, suamiku memang seorang yang sabar dan perhatian. Dia adalah teman kuliahku dulu. Aku tak menyangka kalau dialah yang Allah takdirkan untuk menjadi imamku. Di saat aku sedang menyendiri dalam duka, dia hadir merangkai kembali impianku yang pernah pupus. (Halaman 4).

Yakinlah, jodoh akan datang di waktu yang tepat sesuai ketentuan Tuhan. Kita tak perlu risau jika satu per satu sahabat melangkah menuju pelaminan. Karena menikah bukanlah perlombaan yang siapa cepat menuju pelaminan dialah pemenangnya.

Menikah adalah perkara hati dan kesiapan mental. Ada banyak pihak yang terlibat dalam sebuah pernikahan, tak hanya menyatukan dua hati, namun juga dua keluarga.

Jika sampai hari ini belum juga ada seseorang yang mengisi hati salah seorang dari kita, maka bersabarlah dalam penantian tersebut. Tetaplah berprasangka baik untuk mengundang takdir terbaik.

Yang membuat saya juga tertarik, di bagian akhir buku ini terdapat tiga pertanyaan yang jujur saja saya juga belum tahu betul jawaban jelasnya. Namun, di dalam buku ini, jawaban itu bahkan dilengkapi dengan dalil Al-Qur'an dan Hadis Nabi.

Salah satu pertanyaannya, kenapa ada yang cepat dan ada yang lambat dapat jodoh? Jawabannya, kita harus memahami dulu bahwa tidak ada istilah keterlambatan dalam pencarian jodoh karena pada dasarnya semua rezeki itu sudah ada takaran dan momennya. Sebagaimana jodoh merupakan bagian dari rezeki dan anugerah dari Sang Pencipta.

Jadi, kalau kita sudah memahami bahwa tidak ada istilah kata terlambat dalam pencarian jodoh, maka jangan sampai putus asa menghampiri siapa pun yang masih dalam proses ikhtiar untuk menemukan tambatan hatinya. Yakinlah jodoh kita akan ketemu, karena Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an:

"Dan segala sesuatu kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah." (QS. Adz-Dzariyat: 49).

Oleh karena itu, ikhtiar harus selalu dijalankan. Siapa pun yang dalam proses pencarian, harus selalu berusaha memperbaiki diri di hadapan Allah SWT, supaya dimudahkan bertemu dengan jodoh yang baik.

Mulailah memperbanyak pergaulan antar sesama, meminta rida orang tua, tidak mematok dengan kriteria-kriteria yang kadang malah mempersulit dirinya sendiri dalam ikhtiar pencarian jodoh. Serta, yakinlah jodoh akan selalu ada bagi siapa pun yang masih optimis dalam diri dan selalu husnuzan kepada Allah.

Identitas Buku

Judul: Jejak Cinta Separuh Jiwa

Penulis: Komunitas Emak Belajar Nulis

Penerbit: Stiletto Indie Book

Cetakan: I, November 2018

Tebal: 220 Halaman

ISBN: 978-602-336-803-7

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.

Fathorrozi 🖊️