Rokok termasuk benda yang disukai oleh banyak orang, khususnya kaum lelaki. Bagi mereka, rasanya ada hal yang kurang bila dalam sehari tidak merokok. Bahkan mungkin ada orang yang rela tidak makan, asalkan bisa merokok.
Saya sendiri bukanlah lelaki yang senang merokok. Saya sangat bersyukur karena tidak doyan dengan benda berasap yang bisa menjadi penyebab munculnya beragam penyakit tersebut.
Merokok atau tidak merokok, bagi saya itu adalah hak setiap orang. Bagi para perokok, hal terpenting yang harus diperhatikan adalah berusaha untuk melihat situasi dan kondisi saat hendak merokok. Hindari merokok di tempat umum atau ruang publik, karena hal itu sangat mengganggu kenyamanan orang lain.
Saya sepakat dengan ungkapan yang saya baca dalam buku digital berjudul ‘Pelajaran untuk Perokok’, bahwa sebagai perokok yang cerdas dan bijak tentu harus tahu mana tempat yang boleh merokok dan mana yang tidak.
Sebagai manusia sudah pada hakikatnya saling menghargai. Itu pula yang berlaku bagi perokok dan bukan perokok. Sesuai dengan ketentuan merokok dilarang dilakukan di tempat umum seperti angkutan umum, rumah sakit, sekolah, dan tempat-tempat umum lainnya. Tentu semua dengan catatan, tempat umum tadi perlu diberikan ruang merokok yang layak (hlm. 5-6).
Saya adalah orang yang paling sebal ketika mendapati ada orang yang nekat merokok di tempat umum. Padahal, di tempat umum tersebut sedang berkumpul banyak orang. Sebagai orang yang tidak merokok, saya jelas merasa sangat terganggu tapi tak mampu berbuat apa-apa selain menahan kesal atau memilih pergi dari tempat tersebut.
Di angkutan umum seperti bus misalnya. Sebagian dari kita, saya yakin pernah atau malah sering menyaksikan para perokok merokok dengan seenaknya sendiri. Mereka adalah termasuk ciri orang yang egois dan tidak bijaksana.
Bicara tentang angkutan umum, dalam buku ini juga disinggung, bahwa angkutan umum sudah jelas merupakan kawasan yang harus bebas dari asap rokok. Selain merupakan moda transportasi publik yang padat dan bisa ditumpangi siapa saja mulai dari anak-anak hingga ibu-ibu, angkutan umum pun memliki luas yang sempit dan sirkulasi udara yang buruk.
Buku ‘Pelajaran untuk Perokok’ karya Erika Hidayanti yang diterbitkan oleh penerbit Amongkarta bekerja sama dengan Komunitas Kretek ini semoga bisa menjadi bahan renungan bagi para perokok agar berusaha cerdas dan bijak saat hendak merokok. Semoga ulasan ini bermanfaat.
BACA BERITA ATAU ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE
Baca Juga
-
Rangkaian Kisah Penuh Hikmah dalam Buku Berguru pada Saru
-
Pentingnya Memiliki Prinsip Hidup dalam Buku Menjadi Diri Sendiri
-
Menjalani Hidup dengan Tenang dalam Buku Hujan Bahagia
-
Menciptakan Kehidupan yang Harmonis dalam Buku Komunikasi Bebas Konflik
-
Sebuah Upaya Menghindari Penyakit: Buku 'Jagalah Sehatmu Sebelum Sakitmu'
Artikel Terkait
-
Buku A Perfect Day to Be Alone: Perjalanan Menuju Kedewasaan di Usia 20-an
-
Ulasan Novel A Pocket Full of Rye: Pengkhianatan dan Keserakahan Keluarga
-
Ulasan Novel Aliens on Vacation: Menginap Bersama Alien!
-
Ulasan Buku Ketika Matamu Bicara: Memahami 153 Bahasa Tubuh Lewat Cerita
-
Siap-siap Kena Sanksi, Ini Alasan Penumpang Dilarang Keras Merokok di Pesawat
Ulasan
-
Buku A Perfect Day to Be Alone: Perjalanan Menuju Kedewasaan di Usia 20-an
-
Ulasan Novel Pulang Karya Leila S. Chudori: Sejarah Kelam Indonesia
-
Review Anime 2.5 Jigen no Ririsa, Menemukan Jati Diri di Dunia Cosplay
-
Alur Manis, Film '500 Days of Summer': Temui Cinta dan Pahitnya Kenyataan
-
Ulasan Novel Rindu karya Tere Liye: Perjalanan Panjang Menemui Makna Hidup
Terkini
-
Ada Lagu Loser, Mark NCT Usung Vibe Easy Listening di Album The Firstfruit
-
5 Rekomendasi Anime Berlatar Sekolah Sihir dengan Kisah Magis yang Seru
-
Lebaran: Hari Kemenangan Sekaligus Kekalahan
-
Resmi Tamat, 3 Pemain Undercover High School Ungkapkan Rasa Terima Kasih
-
Gegara Belum Pulih Cedera, Anthony Ginting Harus Absen Lagi dari Badminton Asia Championships 2025