Buku "Aku Ingin Pulang Meski Sudah di Rumah" karya Kwon Rabin adalah sebuah nonfiksi reflektif menggugah hati, mengeksplorasi rasa keterasingan dan pencarian makna hidup dalam dunia yang semakin sibuk dan individualistis.
Buku ini memuat esai-esai pendek yang menggambarkan pengalaman pribadi Rabin, serta pengamatan tajamnya terhadap masyarakat modern.
Ia sering kali menyoroti bagaimana orang-orang dapat merasa kehilangan atau tersesat, bahkan ketika mereka berada di tempat yang secara tradisional dianggap aman dan nyaman.
Melalui berbagai cerita, Rabin menyampaikan bahwa "rumah" bukan sekadar bangunan, melainkan keadaan jiwa yang damai, tempat di mana seseorang dapat menjadi dirinya sendiri tanpa tekanan atau ekspektasi.
Tema utama dalam buku ini adalah rasa keterasingan, baik dari lingkungan maupun diri sendiri.
Rabin dengan jujur mengungkapkan rasa hampa yang sering dirasakan banyak orang meskipun mereka terlihat "bahagia" di permukaan.
Ia berbicara tentang bagaimana tekanan sosial, budaya kerja yang intens, dan hubungan yang dangkal dapat membuat seseorang merasa terputus dari dirinya sendiri.
Kwon Rabin juga menyoroti pentingnya kehadiran dan koneksi yang tulus dalam kehidupan sehari-hari.
Salah satu esai yang paling menyentuh adalah refleksinya tentang interaksi sederhana dengan orang asing yang memberikan secercah harapan dan kehangatan di tengah hari yang kelabu.
Hal itu mengingatkan kita bahwa bahkan momen kecil dapat memberikan dampak besar dalam mengembalikan rasa “pulang” ke hati kita.
Selain itu, buku ini mengajak pembaca untuk berdamai dengan luka dan kesendirian.
Rabin menekankan bahwa perasaan terasing bukanlah sesuatu yang harus dilawan, melainkan diterima dan dipahami.
Dalam proses menerima perasaan tersebut, kita dapat menemukan jalan menuju pemulihan dan kedamaian batin.
Bahasa yang digunakan Rabin sangat puitis, penuh metafora, dan sarat makna, membuat pembaca tenggelam dalam keindahan kalimatnya.
Ia berhasil menggambarkan suasana hati yang kompleks dengan kata-kata yang sederhana namun tajam, memberikan ruang bagi pembaca untuk merefleksikan pengalaman pribadi mereka sendiri.
Salah satu kekuatan buku ini adalah kemampuannya untuk berbicara kepada siapa saja, terlepas dari latar belakang atau budaya.
Perasaan terasing, pencarian makna, dan kebutuhan untuk menemukan “rumah” adalah tema universal yang dapat dirasakan oleh semua orang.
Oleh karena itu, buku ini sangat relevan bagi pembaca di berbagai belahan dunia.
Secara keseluruhan, "Aku Ingin Pulang Meski Sudah di Rumah" adalah buku yang menggugah kesadaran dan membawa pembaca pada perjalanan emosional yang mendalam.
Melalui narasi yang jujur dan penuh perasaan, Kwon Rabin berhasil menyampaikan pesan bahwa “pulang” bukanlah sekadar tempat, melainkan keadaan jiwa yang kita bangun melalui penerimaan, hubungan tulus, dan pemahaman terhadap diri sendiri.
Identitas Buku
Judul: Aku Ingin Pulang Meski Sudah di Rumah
Penulis: Kwon Rabin
Penerbit: Haru Publishing
Tanggal Terbit: 1 November 2021
Tebal: 208 Halaman
Baca Juga
-
4 Drama yang Dibintangi Andrea Brillantes, Ada High Street!
-
Dim Sum of All Fears: Teka-Teki Kematian Dua Mayat di Restoran China
-
Ulasan Novel 14 Ways to Die: Mencari Pembunuhan Berantai 'Magpie Man'
-
Ulasan Novel Lock the Doors: Rahasia di Balik Pintu yang Terkunci
-
4 Novel Romance Berlatar Musim Gugur: Kisah Cinta di Saat Daun Berguguran
Artikel Terkait
-
Standard Chartered Qatar Berpeluang Investasi Program 3 Juta Rumah Prabowo
-
Potret Kehidupan Sub-Urban di Kota Besar dalam Buku Komik Gugug! Karya Emte
-
A Good Girl's Guide to Murder, Investigasi Kasus Pembunuhan oleh Siswi SMA
-
KPK Akui Sita Sepeda Motor dari Rumah Ridwan Kamil dalam Kasus BJB
-
Ulasan Novel 14 Ways to Die: Mencari Pembunuhan Berantai 'Magpie Man'
Ulasan
-
Ulasan Film With You in the Future, Saat Jatuh Cinta pada Orang yang Tepat
-
Review The Residence: Drama Kriminal di Gedung Putih yang Bikin Ketagihan
-
Viral karena Film Pabrik Gula, Ini Sejarah Singkat Tradisi Manten Tebu
-
Ranking di Sekolah: Memotivasi atau Justru Memberi Tekanan?
-
Dim Sum of All Fears: Teka-Teki Kematian Dua Mayat di Restoran China
Terkini
-
Membaca Kritik Film Jumbo: Kala Imajinasi Diadili Moral Publik
-
Drawing Liga 4 Tuai Kontroversi, Erick Thohir Minta Pengundian Ulang
-
Dari Bencana Alam hingga Alien, Inilah 10 Film tentang Kehancuran Dunia
-
Pemerkosaan di RSHS: Mengurai Benang Kusut Kekerasan Seksual di Indonesia
-
Tayang Perdana! 3 Alasan 'Crushology 101' Wajib Masuk Watchlist Kamu!