Scroll untuk membaca artikel
Hayuning Ratri Hapsari | Athar Farha
Poster film Ad Vitam (Netflix)

Dalam setiap film aksi-thriller, seringnya ada cerita yang lebih besar dan menarik, lebih dari sekadar adu tembak dan kejar-kejaran. 

Nah, film Ad Vitam asal Prancis yang tayang di Netflix sejak 10 Januari 2025, mengusung tajuk besar, yaitu: Korupsi dalam kekuasaan—isu yang banyak kita temui dalam berbagai bentuk di dunia nyata.

Namun, menariknya ialah, bagaimana korupsi itu disajikan dalam Lembaga Keamanan Negara, terutama GIGN (Gruppe d'Intervention de la Gendarmerie Nationale), yang dianggap sebagai acuan kedisiplinan dan ketegasan. 

Apa yang terjadi ketika orang-orang yang seharusnya melindungi justru terlibat dalam konspirasi gelap? Itulah inti dari cerita Ad Vitam.

Sinopsis Film Ad Vitam

Ad Vitam yang disutradarai Rodolphe Lauga dengan aktor Guillaume Canet memerankan Franck si agen GIGN, yang harus berjuang membersihkan namanya setelah dijebak oleh pihak-pihak yang terlibat konspirasi besar. 

Selain Canet, film ini juga dibintangi Stephane Caillard sebagai Leo, istri Franck, yang meskipun sedang hamil, Leo ikut terlibat dalam aksi berbahaya demi melindungi keluarga mereka.

Film ini juga menampilkan Nassim Lyes, Zita Hanrot, dan Alexis Manenti sebagai karakter pendukung yang memperkaya cerita. Mantap deh!

Korupsi Besar jadi Daya yang Tarik Film Ad Vitam 

Aku kupas dan sedikit mengulang untuk memperjelas lagi ya. 

Jadi begini, korupsi dalam lembaga-lembaga keamanan negara, khususnya yang terjadi dalam GIGN (di film ini) merupakan sebuah unit elit anti-terorisme Prancis. 

Nah, di sini, Franck, sang protagonis, agen yang sangat berdedikasi, malah difitnah dan diserang oleh pihak-pihak yang memiliki kepentingan lebih besar. Dalam upayanya untuk membersihkan nama dan melindungi keluarganya, Franck harus melawan sistem yang telah dia percayai selama ini.

Sekarang masuk poinnya. Korupsi dalam film ini nggak cuma terbatas pada individu-individu jahat, tapi juga menyentuh lembaga dan struktur kekuasaan yang lebih besar. Hal ini membawa pesan penting, ya, meskipun sistem keamanan dibangun untuk melindungi rakyat, nggak jarang ada pihak menyalahgunakan kekuasaannya demi keuntungan pribadi. 

Film ini tuh, benar-benar membuka ruang diskusi tentang, sejauh mana kita bisa memercayai institusi yang kita andalkan untuk menjaga keamanan kita, dan bagaimana sistem yang terlihat solid sekalipun bisa dipenuhi tikus-tikus jalang!

Minus dan Plus Film Ad Vitam 

Caranya menggali tema korupsi, bisa dibilang cukup cermat ya. Alih-alih hanya menonjolkan aksi dan ketegangan, film ini malah berusaha ngajak penonton buat merenung terkait keputusan-keputusan buruk yang bisa merusak kehidupan seseorang.

Karakter-karakter yang terlibat korupsi, meskipun biasanya jahat, di sini justru nggak digambarkan secara hitam dan putih. Kebanyakan abu-abu, dan itu menarik banget ya, karena nggak ada yang benar-benar suci di dunia ini. 

Namun, ada juga beberapa yang jadi ganjalan. Gimana ya? Film ini tuh, terkadang terasa agak terlalu fokus pada penggambaran kejahatan dalam lembaga pemerintah tanpa ngasih penjelasan yang cukup mendalam tentang motif di baliknya. Ya, seharusnya, motifnya jelas.

Seriusan deh, beberapa karakter yang terlibat dalam konspirasi tuh, nggak punya motivasi yang cukup jelas, di situlah aku kebingungan mengenai alasan mereka bertindak seperti itu. 

Ini jelas jadi masalah karena diriku nggak bisa sepenuhnya merasakan dampak dari kejahatan yang mereka lakukan. Paham ya? Jika nggak ada pemahaman tentang siapa mereka dan mengapa mereka melakukannya, ya yang ditonton cuma keseruannya semata!

Film ini nggak buruk kok. Kamu bisa memasukkan film ini dalam list tontonmu di Netflix ya. 

Skor: 3/5

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Athar Farha