Ada film-film yang terasa seperti pelukan hangat, ada juga yang terasa seperti surat yang nggak pernah sampai. Saat nonton Film Bertaut Rindu, aku merasa seperti membaca surat yang dikirimkan dari masa SMA yang penuh gejolak, patah hati, pertemuan nggak sengaja, dan rindu yang nggak bisa dijelaskan.
Film ini rasa-rasanya jadi pengingat tentang betapa rumit dan rentannya cinta pertama, terutama ketika dibayangi luka masa kecil dan trauma keluarga. Sayangnya ada banyak bagian yang terasa seperti serpihan indah, tapi belum tersusun jadi cerita utuh.
Disutradarai Rako Prijanto, yang pernah bikin Film Teman Tapi Menikah dan Film Ajari Aku Islam. Kali ini dalam Film Bertaut Rindu, penonton digoda dengan dua bintangnya: Adhisty Zara dan Ari Irham. Mereka membawa beban besar lho. Bukan hanya menggambarkan cinta dua remaja, tapi juga luka batin yang belum sembuh, harapan akan rumah, dan pencarian tempat yang bisa disebut ‘aman’.
Berkisah tentang apa sih? Yuk, kepoin bareng!
Sinopsis Film Bertaut Rindu
Rilis 31 Juli 2025 dan berdasarkan adaptasi novel karya Tian Topandi, sahnya mengikuti Jovanka (Zara), gadis SMA yang harus pindah ke Bandung bersama ibunya, Yuli (Putri Ayudya), setelah perceraian orang tua mereka. Pindah ke kota baru, sekolah baru, dan lingkungan baru membuat Jovanka merasa hampa, seolah-olah kehilangan arah. Di balik gaya cerewet dan sikap centilnya, kita tahu bahwa ada kekosongan yang sedang dia sembunyikan.
Di sekolah barunya, Jovanka bertemu dengan Magnus (Ari Irham), siswa pendiam yang misterius, yang tampaknya ingin menjauh dari semua orang. Magnus adalah sosok yang menyimpan rahasia dan trauma. Dia tuh bukan tipikal bad boy remaja, melainkan seseorang yang tampaknya sedang mencoba berdamai dengan masa lalunya. Pertemuan mereka berawal dari ketidaksengajaan, konflik kecil, lalu tumbuh perlahan jadi hubungan yang saling mengisi.
Namun hubungan itu bukan cinta instan. Mereka nggak jatuh cinta dalam satu malam. Mereka saling menggambar, bertukar lagu, duduk diam bersama tanpa berkata apa-apa. Di sinilah film ini terasa manis, tapi sayangnya, keindahan itu sering terputus sama naskah yang nggak konsisten.
Kok bisa? Kepoin lagi, yuk!
Review Film Bertaut Rindu
Satu lagi hal yang membuat diriku sulit mencintai film ini sepenuhnya adalah cara film ini merangkai konflik. Pacing-nya lambat, tapi bukan lambat yang kontemplatif, melainkan lambat yang membuat diriku bertanya, “Ke mana arah cerita ini?”
Ada banyak adegan yang seperti dilempar begitu saja. Misalnya, masa lalu Magnus yang disebut kelam, atau kisah orangtua Jovanka yang hanya muncul sepintas. Nggak ada penggalian mendalam, nggak ada pertarungan emosional yang terasa nyata. Bahkan interaksi antara Jovanka dan ibunya pun terasa dingin dan minim dampak, padahal konflik keluarga adalah fondasi film ini.
Hubungan cinta Jovanka dan Magnus juga terasa terburu-buru. Memang, penonton diberitahu bahwa mereka saling menyembuhkan, saling memahami, dan merasa aman bersama. Eh, tapi kapan proses itu terjadi? Bagaimana mereka bisa sampai ke titik itu? Film ini nggak memperlihatkan, hanya menyampaikan. Dan dalam dunia film, aku butuh merasakannya, bukan hanya diberi tahu.
Terlepas banyak yang menyebut film ini terinspirasi dari lagu ‘Bertaut: milik Nadin Amizah. Bahkan, kudengar, Nadin pun sempat mengungkapkan kekesalannya karena lagu tersebut dijadikan semacam inspirasi tanpa izin. Jika memang film ini terinspirasi dari lagu itu, maka seharusnya perasaan yang dikandung juga sekuat lirik-lirik Nadin, kan? Sayangnya nggak.
‘Bertaut Rindu’ memang film dengan niat yang tulus. Yang ingin merayakan cinta remaja, menyentuh luka keluarga, dan menampilkan pencarian jati diri yang universal. Namun, ketulusan saja nggak cukup bila nggak didukung struktur cerita yang kuat dan penulisan naskah yang matang.
Sebagai penonton, aku ingin mencintai film ini. Aku ingin larut dalam rindu yang dibawa Jovanka dan Magnus. Namun, film ini nggak membiarkan diriku masuk lebih dalam. Sangat disayangkan. Selamat nonton, ya!
Skor: 2/5
Baca Juga
-
Drama Religi yang Menguras Emosi, Film Air Mata Mualaf Wajib Ditonton
-
Prekuel The Conjuring Resmi Digarap! Siap Bongkar Asal Usul Setan?
-
Review Film Shutter: Ada Setan di Foto yang Meneror Lewat Dosa Masa Lalu
-
Review Film She Walks in Darkness: Misi Gelap di Balik Pengkhianatan
-
Tatkala Abadi Nan Jaya Jadi Fenomena Global
Artikel Terkait
-
Tayang 2026, Film Thriller HOPE Gaet Bintang Korea dan Hollywood Ini
-
Film Anime Whoever Steals This Book Resmi Rilis pada 26 Desember Mendatang
-
Gegara Naskah, Boris Bokir Sempat Tolak Main Film Panggil Aku Ayah
-
Kuasai Chart Netflix, Film Happy Gilmore 2 Pecahkan Dua Rekor Sekaligus
-
Review Unsane: Film Horor Psikologis yang Direkam dengan iPhone, Tayang Malam Ini di Trans TV
Ulasan
-
Ulasan Novel My Darling Dreadful Thing, Cerita Horor di Rumah Tua Beckman
-
Review Film Maju Serem Mundur Horor: Sajian Tawa dan Horor dalam Satu Paket
-
Novel Stranger, Kisah Emosional Anak dan Ayah dari Dunia Kriminal
-
Reading Slump? 5 Rekomendasi Graphic Book ini Bisa Kembalikan Minat Bacamu
-
Potret Kekerasan Ibu-Anak dalam Novel 'Bunda, Aku Nggak Suka Dipukul'
Terkini
-
7 Rekomendasi Lipstik Lokal dengan Warna Intens untuk Bold Makeup Look
-
Timnas U-17 Dapat Lebih Banyak Dukungan Suporter daripada Senior, Kok Bisa?
-
10 Tahun 'Reply 1988': Ryu Jun Yeol Sempat Absen, Akhirnya Muncul di Acara Spesial
-
Dua Bulan Aman, Aura Kartu Kuning Justin Hubner Akhirnya Muncul Lagi!
-
Demi Mental Health Anak, Masayu Anastasia dan Lembu Kompak Meski Berpisah