Pernahkah kamu merasa berbeda dan bertanya-tanya apakah dunia ini bisa menerima keberadaanmu? Itulah yang dirasakan Rasuna, tokoh utama dalam novel Si Anak Pelangi karya Tere Liye.
Tumbuh dalam lingkungan yang kaya akan perbedaan, Rasuna menghadapi kenyataan bahwa tidak semua orang terbuka terhadap sesuatu yang tak biasa bagi mereka.
Ada prasangka, ada batasan yang tak kasat mata, dan ada dinding yang seolah sulit ditembus. Tapi bukankah justru dari keberagaman itu kita bisa belajar lebih banyak?
Novel ini membawa kita ke dalam perjalanan Rasuna dalam memahami dunia yang tak selalu ramah. Ia menyaksikan sendiri bagaimana orang-orang bisa terkotak-kotak karena suku, agama, atau latar belakang mereka.
Namun, alih-alih menyerah pada realitas tersebut, Rasuna memilih untuk membuka matanya lebih lebar dan hatinya lebih lapang.
Sepanjang cerita, kita dibawa pada momen-momen yang terasa begitu dekat dengan kehidupan sehari-hari. Ada pertemanan yang diuji oleh perbedaan, ada konflik yang muncul karena ketidakpahaman, dan ada perjuangan untuk tetap memegang nilai-nilai kebaikan meski dunia seakan menantangnya.
Rasuna belajar bahwa menerima perbedaan bukan hanya sekadar berkata "aku menghargai", tapi juga tentang memahami, menghormati, dan berjalan bersama.
Pesan-pesan di dalamnya begitu berkesan dengan pelajaran yang tidak biasa. Inilah yang membuat novel karya Tere Liye tak pernah gagal dalam cara penyampaian yang juga tidak terkesan menggurui.
Kisah ini mengalir alami, membuat kita seolah-olah sedang menyaksikan kehidupan yang nyata—bukan sekadar membaca sebuah cerita fiksi.
Ada satu kutipan yang sangat membekas: "Karena kau bisa memahami bahwa pelangi tampak indah karena berwarna-warni. Begitu juga kehidupan kita, indah karena warna kulit yang berbeda, ukuran mata yang tak sama, bentuk rambut yang berlainan." Kutipan ini menggambarkan betapa pentingnya menghargai perbedaan dalam kehidupan kita.
Mungkin ada bagian dari novel ini yang terasa begitu personal bagi setiap pembaca. Ada yang melihat dirinya dalam perjuangan Rasuna, ada yang tersentuh oleh interaksi antarkarakter yang penuh makna, dan ada yang sekadar menikmati alurnya yang menyentuh hati.
Jika kamu mencari bacaan yang bukan hanya menghibur tetapi juga memberi perspektif baru tentang kehidupan dan keberagaman, Si Anak Pelangi adalah pilihan yang tepat.
Novel ini akan mengajakmu merenung, memahami, dan mungkin, melihat dunia dengan cara yang sedikit berbeda.
CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Ketika Pekerjaan Sulit Dicari, tapi Janji Politik Mudah Diberi
-
Review Novel 'Kotak Pandora': Saat Hidup Hanya soal Bertahan
-
Review Novel 'Totto-chan': Bukan Sekolah Biasa, Tapi Rumah Kedua Anak-anak
-
Benarkah 'Kerja Apa Aja yang Penting Halal' Tak Lagi Relevan?
-
Review Novel 'Jane Eyre': Ketika Perempuan Bicara soal Harga Diri
Artikel Terkait
-
Ulasan Novel Oh My Baby Blue, Dilema Kehidupan Perempuan saat jadi Ibu Baru
-
Belajar Menjalani Kehidupan Sesuai Keinginan Diri Melalui Buku You Do You
-
Momen Anies di Toko Buku Tuai Perbincangan, Netizen: Malas Baca Jadi Jokowi
-
Ulasan Novel Library Girl: Menyelami Dunia Buku yang Penuh Imajinasi
-
Ulasan Buku How Do You Live: Perjalanan Menjadi Manusia Sejati
Ulasan
-
Curug Balong Endah, Pesona Air Terjun dengan Kolam Cantik di Bogor
-
Wonwoo SEVENTEEN Ungkap Pesan Cinta yang Tulus Lewat Lagu Solo 99,9%
-
First Impression Good Boy: Aksi Seru, Visual Keren, dan Cerita Bikin Nagih
-
Ulasan Don Quixote: Perjalanan Ksatria Gila dan Khayalannya
-
SHINee Ring Ding Dong: Anthem Ikonik K-Pop saat Cinta Datang Tak Diundang
Terkini
-
Mainan Anak dan Stereotip Gender: Antara Mobil-mobilan dan Boneka
-
Sutradara Pastikan Doctor Doom Tak Muncul di Fantastic Four: First Steps
-
Jalan Panjang Timnas Indonesia ke Piala Dunia 2026 Usai Kalahkan Tim China
-
Bukannya Membantu sang Tetangga, Arab Saudi Justru Lebih Pilih Bantu Timnas Indonesia
-
Buntut Kasus Lee Sun-kyun, Pihak Kepolisian dan Jurnalis Ikut Didakwa