Film dokumenter ibarat jendela buat realitas yang jarang terlihat dunia. Salah satu contoh paling kuat tahun ini adalah ‘No Other Land’, film dokumenter pemenang Oscar yang diumumkan pada 3 Maret 2025.
Film No Other Land pertama kali rilis pada 2024, dan lantas menghentak dengan menyajikan kisah nyata dari sudut pandang para korban konflik.
Dengan gaya dokumentasi yang terlihat intim dan emosional (dari cuplikan trailer), film ini seolah-olah mengajak penonton untuk melihat langsung kehidupan masyarakat Palestina di Masafer Yatta, wilayah yang terancam penggusuran paksa sama militer Israel.
Disutradarai Basel Adra, Yuval Abraham, Hamdan Ballal, dan Rachel Szor, film No Other Land bukan sembarang film ya! Akan tetapi, juga suara bagi mereka yang terdampak konflik berkepanjangan.
Film ini diproduksi secara independen tanpa keterlibatan studio besar, dan memperlihatkan bagaimana kekuatan sinema bisa muncul dari tangan orang-orang yang mengalami langsung peristiwa yang mereka ceritakan. Pokoknya keren deh!
Sebagus apa sih film dokumenter satu ini? Kepoin lebih lanjut ya!
Narasi yang Dekat dengan Kehidupan Nyata
Berbeda dengan dokumenter bergaya jurnalisme investigatif yang seringnya bersifat informatif, tapi Film No Other Land lebih terasa seperti potret kehidupan yang diabadikan dari sudut pandang personal. Kamera nggak hanya merekam peristiwa, tapi juga menangkap emosi mentah dari para tokoh di dalamnya.
Salah satu fokus utama film ini adalah Basel Adra, seorang aktivis Palestina yang selama bertahun-tahun mendokumentasikan penggusuran dan penghancuran rumah-rumah di komunitasnya. Lewat kamera pribadinya, dia merekam kehancuran tempat tinggal, kemarahan warga, hingga bentrokan dengan tentara Israel.
Di sisi lain, film ini juga menyoroti perspektif Yuval Abraham, seorang jurnalis Israel yang memilih berdiri di sisi yang berlawanan dengan kebijakan negaranya sendiri. Hubungan keduanya menjadi titik emosional yang kuat, memperlihatkan persahabatan yang tumbuh di tengah situasi sulit.
Dokumentasi yang ditampilkan dalam ‘No Other Land’ sebagian besar berupa rekaman langsung di lapangan, tanpa banyak narasi dari pihak ketiga. Ini membuat film terasa lebih organik dan imersif, seolah-olah penonton ikut berada di tengah-tengah peristiwa yang terjadi.
Beberapa adegan bahkan terekam dengan kamera genggam yang bergoyang, menambah kesan urgensi dan realisme dalam cerita.
Penceritaannya yang Mengandalkan Emosi
Alih-alih membanjiri penonton dengan data dan fakta politik, film ini lebih memilih menyentuh aspek kemanusiaan. Melalui ekspresi wajah, suara tangisan, dan percakapan yang terekam secara spontan. Gitu deh caranya Film No Other Land membangun keterikatan emosional dengan penonton.
Momen paling menggugah ialah ketika Basel Adra berdiri di depan rumah yang baru saja dihancurkan, dengan tatapan kosong dan penuh kesedihan. Atau ketika Yuval Abraham berbicara tentang dilema moral yang dirinya hadapi sebagai ‘orang Israel’ yang menentang tindakan pemerintahnya sendiri.
Lebih dari Sekadar Dokumenter, Ini Adalah Suara Perlawanan!
Hal yang jelas, ‘No Other Land’ bukan film yang dibuat untuk memberikan solusi instan terhadap konflik yang kompleks. Sebaliknya, ini adalah film yang mengajak kita untuk melihat lebih dalam, mendengar lebih banyak, dan memahami sisi kemanusiaan dari konflik yang seringnya hanya diberitakan dalam angka dan statistik.
Dengan kemenangan di Oscar 2025 dan penayangan internasionalnya, dokumenter ini berhasil membawa cerita dari komunitas kecil di Palestina ke panggung dunia. Keren banget deh!
Bila kamu ingin menyaksikan sendiri kekuatan dokumentasi dan penceritaan yang emosional ini, film No Other Land bisa kamu tonton di bioskop dalam negeri mulai 7 Maret 2025. Mantap deh!
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Futsal di Era Digital: Dari Lapangan ke Layar Sosial Media
-
Film Sore: Istri dari Masa Depan Melenggang dan Mengguncang Panggung Oscar
-
Film Man of Tomorrow, Sekuel Superman Tayang Tahun Depan?
-
Evil Does Not Exist, Menelanjangi Judul Film yang Terasa Gugatan Hamaguchi
-
Review Film Andai Ibu Tidak Menikah dengan Ayah: Nggak Semudah Itu Jadi Ibu
Artikel Terkait
-
Pembicaraan Rahasia AS dengan Hamas Membuat Israel Terkejut
-
Setelah Pertukaran Sandera, Trump Peringatkan Hamas: Tinggalkan Gaza atau Hadapi Konsekuensi!
-
Drama di Barnard College: Ancaman Bom dan Aksi Duduk Pro-Palestina Berakhir Ricuh!
-
Operation Finale: Thriller, Heist, Sejarah, dan Representasi Holocaust
-
AS Gelar Pembicaraan Langsung dengan Hamas untuk Bahas Sandera Amerika
Ulasan
-
Review Film The Exit 8: Ketakutan Nyata di Lorong Stasiun yang Misterius
-
Membaca Ulang Kepada Uang: Puisi tentang Sederhana yang Tak Pernah Sederhana
-
Review Film Siccin 8: Atmosfer Mencekam yang Gak Bisa Ditolak!
-
Film Man of Tomorrow, Sekuel Superman Tayang Tahun Depan?
-
Kisah Manis Pahit Persahabatan dan Cinta Remaja dalam Novel Broken Hearts
Terkini
-
Pede Tingkat Dewa atau Cuma Sesumbar? Gaya Kepemimpinan Menkeu Baru Bikin Netizen Penasaran
-
Lebih dari Sekadar Keponakan Prabowo, Ini Profil Rahayu Saraswati yang Mundur dari DPR
-
Bukan Sekadar Coretan, Inilah Alasan Poster Demo Gen Z Begitu Estetik dan Berpengaruh
-
Nabung Itu Wacana, Checkout Itu Realita: Melihat Masalah Nasional Gen Z
-
Bukan Cuma Anak Menkeu, Ini Sumber Kekayaan Yudo Sadewa yang Dihujat Netizen