"14 Ways to Die" merupakan novel bergenre thriller remaja yang ditulis oleh Vincent Ralph. Kisah ini menyuguhkan perpaduan antara misteri pembunuhan, trauma keluarga, dan kekuatan media sosial dalam dunia digital masa kini. Cerita ini berfokus pada karakter utama, Jess Simmons, yang berusaha mengungkap identitas seorang pembunuh berantai yang telah menghancurkan hidupnya.
Sepuluh tahun sebelum kisah dimulai, ibu Jess dibunuh oleh sosok misterius yang dikenal sebagai Magpie Man. Sejak saat itu, sang pembunuh telah merenggut nyawa 13 wanita lainnya. Magpie Man menjadi legenda kelam di kalangan masyarakat Inggris, namun tidak pernah tertangkap. Jess yang saat itu masih kecil tumbuh dengan luka mendalam dan rasa kehilangan yang membentuk siapa dirinya hari ini.
Pada usia 17 tahun, Jess memutuskan untuk tidak tinggal diam. Ia bergabung dalam sebuah reality show di YouTube bernama "The Eye", yang memungkinkan dirinya disorot selama satu hari penuh setiap minggunya selama 14 minggu. Tujuannya bukan untuk menjadi terkenal, tetapi untuk mengundang perhatian Magpie Man dan menggiringnya keluar dari persembunyian.
Premis novel ini relevan dengan era digital saat ini, di mana media sosial memiliki peran penting dalam kehidupan sehari-hari. Jess memanfaatkan platform tersebut untuk menyelidiki kasus ibunya dan mengajak penonton untuk turut serta dalam pencarian keadilan bagi ibunya. Namun, langkah ini juga membuka pintu lain yang pastinya berbahaya bagi Jess, karena sang pembunuh mungkin saja akan mengawasi setiap gerak-geriknya mulai sekarang.
Karakterisasi dalam novel ini cukup mendalam, terutama pada tokoh Jess. Ia digambarkan sebagai seorang remaja yang kuat, meskipun sering merasa rapuh dan penuh keraguan pada dirinya. Hubungannya dengan teman-temannya, seperti Emily dan Hanna, menambah dimensi emosional dalam cerita.
Teman-temannya menunjukkan dukungan dan kekhawatiran terhadap keputusan Jess, mencerminkan dinamika persahabatan remaja yang realistis. Selain itu, hubungan Jess dengan ayahnya yang masih berduka memberikan gambaran tentang bagaimana kehilangan seseorang yang dicintai dapat mempengaruhi keluarga secara keseluruhan.
Pacing dalam novel ini terbilang lumayan cepat dari cerita-cerita lainnya yang terkesan lambat, alur cerita setiap babnya mendorong pembaca untuk terus melanjutkan membaca hingga selesai.
Namun, beberapa pembaca lainnya mungkin ada yang merasa bahwa alur cerita terkadang terasa repetitif, terutama dalam monolog internal Jess yang berulang tentang kematian ibunya. Meskipun demikian, ketegangan tetap terjaga, terutama saat Jess mulai menerima ancaman dan merasa diawasi oleh sosok misterius.
Salah satu aspek menarik dari novel ini adalah eksplorasi tentang dampak media sosial dan realitas digital terhadap kehidupan pribadi. Jess menghadapi konsekuensi yang besar dari membuka dirinya kepada publik, termasuk komentar negatif, ancaman, dan tekanan mental. Hal ini mencerminkan realitas yang dihadapi banyak individu di era media sosial saat ini.
Namun, beberapa elemen dalam cerita ini mungkin terasa kurang realistis bagi sebagian pembaca. Misalnya, gagasan bahwa seorang remaja dapat secara efektif memancing dan mengungkap identitas seorang pembunuh berantai yang telah lama lolos dari penangkapan mungkin terasa agak dipaksakan. Selain itu, beberapa karakter pendukung terasa kurang mendapatkan pengembangan yang memadai, sehingga terasa satu dimensi.
Meskipun demikian, "14 Ways to Die" tetap menawarkan pengalaman membaca yang menegangkan dan menggugah pemikiran. Novel ini mengajak pembaca untuk merenungkan tentang kehilangan, trauma, dan pencarian keadilan. Bagi penggemar genre thriller remaja, buku ini bisa menjadi tambahan yang menarik untuk daftar bacaan.
Identitas Buku
Judul: 14 Ways to Die
Penulis: Vincent Ralph
Penerbit: Sourcebooks Fire
Tanggal Terbit: 1 Juni 2021
Tebal: 400 Halaman
CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Ulasan Novel The Friend Zone: Pilihan Sulit Antara Cinta dan Mimpi
-
Ulasan Novel Where Loyalty Lies: Perjalanan Menemukan Jati Diri
-
Ulasan Novel Icing on the Murder: Rahasia Gelap di Balik Kue Pengantin
-
Ulasan Novel Mrs Spy: Perempuan Biasa dengan Misi Mematikan
-
Ulasan Novel Friends That Break Us: Ketika Persahabatan Lama Menjadi Luka
Artikel Terkait
-
Ulasan Novel Clans The Revenge, Perjalanan Baru Jack di Kota Penyihir Udgar
-
Ulasan Novel Lock the Doors: Rahasia di Balik Pintu yang Terkunci
-
Novel 'The Champhor Tree' Keigo Higashino Akan Hadir dalam Versi Anime
-
4 Novel Romance Berlatar Musim Gugur: Kisah Cinta di Saat Daun Berguguran
-
Ulasan Buku Resep Kaya ala Orang Cina, Cara Menuju Kekayaan yang Berlimpah
Ulasan
-
Review Film Andai Ibu Tidak Menikah dengan Ayah: Drama Keluarga yang Bikin Hati Mewek
-
Ulasan Novel Tanah Para Bandit: Ketika Hukum Tak Lagi Memihak Kebenaran
-
5 Drama Korea Psikologis Thriller Tayang di Netflix, Terbaru Queen Mantis
-
Review Film Menjelang Magrib 2, Nggak Ada Alasan Buat Dilanjutkan!
-
Kala Film The Conjuring: Last Rites, Mengemas Lebih Dalam Arti Kehilangan
Terkini
-
FIFA Matchday Kontra China Taipei Menjadi Bukti Betapa Pentingnya Menit Bertanding bagi para Pemain
-
FIFA Matchday 2025 dan Semakin Matangnya Atribut Positioning Ramadhan Sananta
-
4 Padu Padan OOTD Chic ala Yunjin LE SSERAFIM, Stylish Buat Segala Suasana!
-
Kesejahteraan Guru Terancam? Menag Bilang 'Cari Uang, Jangan Jadi Guru!'
-
4 Rekomendasi Serum Vitamin C Terjangkau untuk Pelajar dengan Kulit Cerah