Buku Romantisme Berhaji ini ditulis oleh Riza Perdana Kusuma. Ia pernah bekerja di beberapa perusahaan di BUMN, dan sekarang ia memilih jalan baru dalam mengembangkan kemampuan diri dengan menggeluti aktivitas sebagai Bussiness & Customer Centricity Adviser, Professional Practitioner Speaker terkait isu Leadership, Service Management dan Life Balance.
Ia juga kerapkali mengisi waktunya sebagai dosen dan penulis buku. Buku Romantisme Berhaji ini merupakan buku kedua setelah buku biografi yang bertajuk Cahaya di Tirai Sakura (2017).
Romantisme Berhaji ini berisikan 24 bab yang menceritakan tentang pengalaman pribadi penulis dikala memaknai setiap proses ibadah yang dijalankan. Setiap proses perjalanan memberikan pelajaran dan arti sebuah kehidupan menuju tempat keabadian bagi seluruh umat manusia di muka bumi ini.
Usai membacanya dari bab pertama hingga tuntas, kita merasakan seperti mengikuti perjalanan penulis dalam mencari sebuah makna proses ibadah yang ia laksanakan. Kita juga banyak belajar, ternyata di balik setiap proses rukun haji memiliki beberapa kisah yang menarik untuk diikuti.
Dalam bab pertama yang bertajuk Awal dan Mula pembaca dapat mengetahui bahwa terdapat hal penting yang juga perlu diperhatikan oleh calon jamaah haji. Selain mental dan keuangan yang cukup, yang juga harus dipenuhi oleh mereka adalah niat suci untuk ibadah.
Untuk menunaikan kesucian niat tersebut, dibutuhkan kemurnian hati semata karena Allah SWT. Maka, penulis kali ini membagi pengalamannya saat beribadah haji ke Tanah Suci, ia bersama istrinya tak pernah mengunggah kegiatan ibadah haji ke media sosial, sekecil apapun itu.
Haji adalah proses pembelajaran, suatu tahapan ibadah yang mesti memiliki misi lain, selain dari memenuhi kewajiban rukun Islam kelima. Hingga sampailah Riza Perdana Kusuma pada sebuah niatan untuk menulis apa pun yang ia rasakan, segala pengalaman yang ia temui, serta ilmu yang ia dapat dari beragam sumber selama pelaksanaan ibadah haji.
Tak hanya itu, Riza sempat begitu keras mendapat peringatan dari sang istri, agar tidak menghidupkan ponsel selama berhaji, baik untuk mengecek pekerjaan, menelepon anak, apalagi untuk mengunggah kegiatan ibadah sekecil apa pun di media sosial.
"Please, jangan..." kata istrinya singkat. (Halaman 4).
Akhirnya dengan penuh kesadaran, 100% Riza menyetujuinya, demi kemurnian ibadah, kekhusyukan doa, keseriusan niat taubat, sekaligus untuk menjaga komitmen ibadah.
Ibadah haji menjadi pengalaman menarik yang membuat Riza mendisiplinkan diri dalam mengatur keinginan, cita-cita, nafsu, dan ego pribadi. Semakin terasa beratnya memenjarakan kemauan untuk dilihat dan melihat, termasuk mengekang diri dari beragam gangguan kehidupan yang bakal merusak tujuan pencapaian haji itu sendiri.
Haji telah membawa marwah hidup Riza ke tingkat yang paling dasar untuk kembali menjadi siswa. Belajar agama dengan lebih serius, dan memandang diri melalui helicopter view. Perjalanan haji memberi kesimpulan, bahwa badan serta jiwa kita ibarat sebuah ekosistem yang rapuh, yang selama ini telah terlupa untuk khusyuk mempelajari agama.
Di puncak pembahasan, Riza Perdana Kusuma mewejangkan nasihat kepada kita bahwa bila haji dilaksanakan dengan hati penuh cinta, maka ketika kembali ke Tanah Air setelah menjalankan ibadah, kita akan selalu didera rindu akan beragam cerita tentang pengalaman haji, yang tak pernah kering untuk dikenang. Ibadah yang sangat pribadi ini, jika kita penuhi dengan keindahan dan keikhlasan, akan menjadi cerita perjalanan penuh kesan akan cinta-Nya yang begitu personal dan romantis.
Oh ya, melalui buku ini pula, kita juga dapat satu kesimpulan yang perlu juga dicatat, yakni sepulangnya dari Tanah Suci, kita harus istikamah menjaga kemabruran haji kita.
Selamat beribadah haji. Semoga menjadi haji mabrur!
Identitas Buku
Judul: Romantisme Berhaji
Penulis: Riza Perdana Kusuma
Penerbit: Republika Penerbit
Cetakan: I, Juli 2021
Tebal: 172 Halaman
ISBN: 978-623-279-105-3
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.
Baca Juga
-
Ammar Zoni Minta Dokter Kamelia Urus Surat Nikah, Sang Kekasih Respons Belum Siap
-
Disinggung soal Perceraian Orang Tua, Anak Rachel Vennya Beri Jawaban Bijak
-
Richard Lee Tanggapi Kasus Gus Elham, Ajak Orang Tua Selamatkan Anak-Anak
-
Nikita Mirzani Live Jualan di Tahanan, Tim Reza Gladys Si Pelapor Beri Respons
-
Jadi Sorotan, Kepala Gus Elham Yahya Dikerubungi Lalat di Video Permintaan Maaf
Artikel Terkait
-
Pak Raden Si Unyil Berkisah Kera Usil dalam Buku Pedagang Peci Kecurian
-
Utamakan Kepentingan Ibu daripada Menteri dalam Buku Ada Surga di Rumahmu
-
Fenomena Brain Fog: Kesulitan Fokus Akibat Sering Konsumsi Konten Receh
-
Menilik Program, Konten, dan Viralitas: Semakin Viral, Semakin Tak Bermoral
-
Mahasiswi ITB Ditangkap Usai Unggah Meme Kepala Negara di Medsos, Jadi Ancaman Serius?
Ulasan
-
Reality Show Paling Gila, Adu Nyawa Demi Rating dalam Film The Running Man
-
Lafayette Coffee & Eatery: Nongkrong Cantik ala Princess Dubai di Malang!
-
Sabtu Bersama Bapak: Novel yang Menggugah dan Penuh Perenungan
-
Netflix Ungkap Kasus Nyata Paling Ngeri dalam The Monster of Florence
-
Ulasan Novel Never Over, Cinta yang Tak Pernah Selesai
Terkini
-
Ammar Zoni Minta Dokter Kamelia Urus Surat Nikah, Sang Kekasih Respons Belum Siap
-
Program Lestari: Sekolah Hijau yang Cerdas dan Berkarakter
-
Disinggung soal Perceraian Orang Tua, Anak Rachel Vennya Beri Jawaban Bijak
-
Rich Brian Umumkan Tur Asia 2025, Jakarta Jadi Kota Pembuka
-
Begini Cara Ular Buang Air Besar, Prosesnya Ternyata Unik dan Tak Disangka