Malang memang tak pernah kehabisan ide untuk memanjakan lidah para pencinta kuliner. Di tengah hiruk pikuk kota Malang yang padat, ada satu nama yang terus disebut-sebut sebagai destinasi yang wajib dikunjungi, yakni Depot Kayutangan.
Berlokasi strategis di tengah pusat kota, tepatnya di Jl. Kahuripan No. 18, Klojen, Malang, bersebelahan dengan Bank BCA. Membuatnya sangat mudah diakses setelah kamu puas menikmati suasana Kayutangan Heritage.
Depot Kayutangan ini bukan hanya sekadar tempat makan, tapi juga menawarkan pengalaman kuliner yang lengkap. Dengan tempat yang cukup luas, sangat memungkinkan kamu untuk datang beramai-ramai bersama keluarga atau teman.
Suasana Depot Kayutangan juga punya vibes yang unik ala-ala vintage, cocok banget buat nongkrong santai atau bahkan jadi latar foto bertema klasik.
Menu andalan yang bikin banyak orang penasaran dan ketagihan adalah mie char siu ayam. Menu ini adalah inovasi yang memanjakan lidah, terutama bagi kamu yang mencari varian char siu yang halal namun tetap lezat.
Daging ayam char siu di sini terkenal empuk dan bumbunya meresap dengan sempurna, memberikan cita rasa yang kaya dan gurih.
Tekstur mie yang kenyal berpadu dengan rasa kuah char siu yang punya rasa gurih dan pas, menjadikannya pilihan yang sangat menarik untuk dicoba.
Potongan ayamnya yang tebal dan juicy (lembut dan berair), menambah kenikmatan setiap suapan. Selain mie char siu ayam, Depot Kayutangan juga menyajikan Cwie Mie Yamin yang rasanya enak dengan sentuhan manis yang pas.
Selain itu, ada varian mie dengan topping beef serta kuah mala yang pedas, menjadi pilihan menu yang bisa kamu coba juga.
Selain mie, Depot Kayutangan juga punya dimsum dan side dish yang tak kalah menarik. Jadi, kalau kamu datang dan ingin mencoba menu selain mie, ada banyak pilihan lain yang bisa kamu nikmati, seperti gyoja, udang keju, dan bakso goreng.
Untuk minuman, jangan lupa coba Beras Kencur mereka yang disebut-sebut makin melengkapi pengalaman makanmu.
Salah satu daya tarik terbesar Depot Kayutangan adalah harganya yang sangat terjangkau. Kamu bisa menikmati hidangan ini mulai dari Rp10.000 saja, dan minuman sudah bisa didapat mulai dari Rp6.000.
Harga yang sangat bersahabat ini menjadikan Depot Kayutangan pilihan favorit bagi semua kalangan, mulai dari mahasiswa, pekerja, hingga keluarga.
Meskipun menyajikan hidangan dengan harga murah, Depot Kayutangan tidak mengabaikan kebersihan. Dapurnya menerapkan konsep open kitchen, yang artinya kita bisa melihat langsung bagaimana makanan disiapkan. Ini memberikan jaminan bahwa dapur mereka bersih dan higienis, membuat kita semakin nyaman menyantap hidangan yang disajikan.
Untuk pelayanan, karena Depot Kayutangan selalu ramai dan menjadi favorit banyak pengunjung, kadang ada momen di mana pengunjung harus bersabar.
Ada beberapa masukan mengenai jumlah pelayan yang mungkin terbatas dibandingkan banyaknya pengunjung, sehingga waktu tunggu bisa mencapai sekitar 30 menit, bahkan bisa sampai waiting list. Namun, hal ini tidak mengurangi antusiasme pelanggan karena rasa makanannya yang memang sangat memuaskan.
Pembayaran di Depot Kayutangan juga sudah modern, kamu bisa membayar dengan tunai (cash) maupun cashless. Jadi, tidak perlu repot jika tidak membawa uang tunai.
Satu hal kecil yang perlu diperhatikan, terutama jika kamu memilih untuk membawa pulang mie char siu kuah, adalah kemasannya.
Kuahnya kadang bisa merembes keluar dari wadah bungkus makanan. Namun, ini hanyalah detail kecil dan tidak sedikit pun mengurangi cita rasa lezat dari mie char siu itu sendiri.
Depot Kayutangan memang selalu berusaha memberikan inovasi dan pengalaman kuliner yang memanjakan lidah. Dengan perpaduan lokasi yang strategis, suasana vintage yang menawan, menu mie yang lezat dan halal, serta harga yang sangat terjangkau, Depot Kayutangan patut masuk daftar kunjungan wajibmu saat berada di Malang.
Setelah puas makan, kamu bisa langsung lanjut menikmati jalan Kayutangan Heritage yang ikonik.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.
Baca Juga
-
Mengubah Hobi Jadi Gaya Hidup Sehat Lewat Olahraga Futsal
-
Futsal dan Tren Urbanisasi: Solusi Ruang Terbatas di Lingkup Perkotaan
-
Bukan Sekadar Hobi, Futsal sebagai Investasi Kesehatan Jangka Panjang
-
Lagu Malang Suantai Sayang: Persembahan Sal Priadi untuk Kota Kelahirannya
-
Menulis di Tengah Kebisingan Dunia Digital, Masihkah Bermakna?
Artikel Terkait
-
Bukan Cuma Mendoan, Ini 6 Kuliner Tersembunyi Purwokerto yang Bikin Kamu Ketagihan
-
Warung Mie Cendana: Kuliner Viral dan Murah di Pasar Klojen Malang
-
Selain Sate, 3 Hidangan Ini Bisa Dijadikan Sajian Saat Perayaan Idul Adha
-
Ayam Bakar sampai Bebek Goreng, Nikmatnya Menu Wong Solo Bikin Ketagihan
-
Latar Ijen: Resto Bergaya Mewah dan Nyaman di Kota Malang
Ulasan
-
Rangga dan Cinta Bukan Sekuel, Tapi Reinkarnasi Romansa Ikonik AADC
-
Review Film Jembatan Shiratal Mustaqim: Horor Religi yang Mengguncang Iman!
-
Review Film Vicious: Saat Kesunyian Membunuhmu Perlahan
-
Harapan Kecil untuk Tetap Hidup dalam Novel As Long as the Lemon Trees Grow
-
Ulasan Novel Jodoh di Tangan Aplikasi, Mengejar Jodoh Sampai ke Aplikasi
Terkini
-
4 Serum Lokal Kandungan Azeclair Terbukti Ampuh Basmi Jerawat dan Bekasnya
-
Nggak Perlu Obat! 6 Pose Yoga Ini Bikin Nyeri Haid Hilang dan Perut Gak Kram
-
Rahasia Orang Okinawa Bisa Hidup 100 Tahun Lebih,Ternyata Sesederhana ini!
-
Contek Gaya Edgy Janistar Phomphadungcheep: 5 Outfit Monokrom yang Bikin Penampilanmu Lebih Keren!
-
Anak Sering Ngambek? Atasi dengan 5 Permainan Sederhana yang Ternyata Bisa Jadi 'Obat' Mujarab!