Film asal Korea A Man and a Woman (2016) merupakan film yang ditulis dan disutradarai oleh Lee Yoon-ki.
Pada dasarnya, film ini menceritakan tentang perselingkuhan, di mana dua orang yang sudah menikah dan memiliki anak masing-masing.
Mereka bertemu di sebuah perkemahan anak-anak di Helsinki, Finlandia, saat sedang mengantar anak mereka.
Di sana, mereka terjebak badai salju dan menghabiskan waktu bersama, hingga akhirnya keesokan harinya menjalin hubungan yang lebih serius. Menariknya, mereka tidak saling menanyakan nama satu sama lain.
Beberapa bulan kemudian, Ki-Hong (Gong Yoo) berhasil menemukan lokasi Sang-Min di Korea Selatan.
Mereka mulai melakukan perselingkuhan dengan saling menghabiskan malam bersama. Tidak ada yang mengetahui rahasia hubungan ini selain mereka berdua.
Seiring berjalannya waktu, Sang-Min (Jeon Do-yeon) menyadari bahwa ia mencintai Ki-Hong. Ia memutuskan untuk bercerai dari suaminya dan terbang kembali ke Finlandia untuk mencari Ki-Hong.
Namun, saat tiba di sebuah restoran, ia melihat Ki-Hong bersama keluarga bahagianya. Dengan hati hancur, Sang-Min pergi tanpa mengganggu mereka.
Ki-Hong menyadari kehadiran Sang-Min dan berniat mengejarnya, tapi ketika ia menoleh, matanya bertemu dengan senyum sang putri yang mengundang rasa cinta dan tanggung jawab.
Akhirnya, Ki-Hong memilih tetap bersama istri dan anaknya, meski hatinya juga merindukan Sang-Min.
Review Film A Man and A Woman
Dalam hidup, kita sering kali bertemu seseorang yang seolah tepat untuk kita, seseorang yang mampu memahami kita dengan cara yang tak pernah kita alami sebelumnya.
Namun, terkadang keadaan atau waktu tidak berpihak. Itulah yang dialami oleh Sang-Min dan Ki-Hong. Keduanya sudah berkomitmen pada pasangan masing-masing ketika mereka bertemu secara tak terduga di Finlandia.
Pada saat itu, mereka membentuk ikatan yang lebih dalam daripada sekadar teman.
Bagi para penonton, pasangan ini terasa begitu serasi. Kita ikut mendukung mereka menemukan kebahagiaan bersama.
Namun, kenyataannya tidak sesederhana itu. Keduanya memiliki tanggung jawab besar untuk keluarga dan anak, yang menjadi penghalang utama bagi cinta mereka.
Mereka pun harus menahan perasaan dalam diam, karena memilih untuk tetap setia pada komitmen yang sudah mereka buat sebelumnya.
Saat cerita mendekati akhir, Ki-Hong sempat berniat mengejar Sang-Min yang kembali ke Finlandia. Namun, ia menghentikan langkahnya saat bertemu dengan senyum putrinya sendiri.
Ekspresi dingin yang diperlihatkan oleh Gong Yoo dalam adegan tersebut sangat berhasil menangkap rasa bingung dan kesedihan batin yang tak terucap.
Momen ini menjelaskan perasaan cinta yang kadang tidak sejalan dengan keadaan di sekitar kita.
Kita semua pernah merasakan situasi di mana perasaan kita tidak sesuai dengan keadaan yang kita hadapi. Cinta bisa sangat kuat, tetapi dalam kenyataan sering kali tidak mudah.
Film ini dengan jeli menampilkan betapa perasaan cinta dapat berada di luar kendali, sehingga memicu simpati yang mendalam dari penonton.
Di satu sisi, kita bisa merasakan kedalaman cinta Sang-Min dan Ki-Hong, tapi di sisi lain, kita juga memahami keputusan mereka yang memilih tanggung jawab keluarga.
Film ini terasa sangat dekat dengan realitas karena banyak dari kita pernah mengalami momen di mana kita bertemu orang istimewa, tetapi waktunya belum tepat.
Atau mungkin kita menangkap perasaan cinta yang datang tiba-tiba, padahal kita sudah memiliki komitmen lain.
Hal yang membuat saya terkesan adalah bagaimana naskah dan arahan Lee Yoon-ki membangun lapisan emosi yang begitu mendalam.
Setiap dialog terasa jujur, tanpa ada rasa dibuat-buat. Sutradara berhasil menyampaikan pergulatan batin kedua karakter utama, antara mengikuti suara hati atau memenuhi tanggung jawab sebagai suami, istri, dan orang tua.
Gong Yoo sebagai Ki-Hong, aktingnya sangat menghidupkan perasaan ragu dan kesedihan yang dirasakan oleh Ki-Hong. Kita bisa merasakan konflik batin saat ia harus memutuskan antara cinta dan tanggung jawab.
Ekspresinya ketika melihat senyum sang anak mampu membuat hati penonton tersentuh dan memahami alasan di balik keputusannya.
Jeon Do-yeon sebagai Sang-Min, juga cukup kuat. Ia mengekspresikan perasaan kecewa, rindu, dan kebingungan dengan sangat meyakinkan. Terutama saat harus memilih berjalan pergi saat melihat kebahagiaan Ki-Hong bersama keluarganya.
Film ini menegaskan bahwa komitmen dengan pasangan dan anak adalah hal yang sangat berat untuk diganggu.
Pengorbanan yang dilakukan Ki-Hong dan Sang-Min bukan sekadar dialog biasa, melainkan adalah kenyataan hidup.
Banyak orang di dunia nyata yang mengalami pergulatan serupa, dan film ini menyuarakan betapa sulitnya saat harus mengorbankan perasaan demi memenuhi tanggung jawabnya.
A Man and a Woman bukan hanya menampilkan kisah perselingkuhan yang dramatis. Lebih dari itu, film ini mengajak kita merenungkan arti cinta, tanggung jawab, dan pengorbanan.
Bagi yang pernah merasakan cinta yang tiba-tiba hadir padahal pernikahan sudah terbangun, film ini sangat gampang membuat kamu terbawa perasaan.
Jika belum menontonnya, A Man and a Woman layak masuk daftar tonton kamu. Jangan lupa untuk menyiapkan tisu, karena film ini akan membuat kamu merasa terharu!
Tag
Baca Juga
-
Ulasan Lagu LUCY Snooze: Sebuah Pelukan Hangat di Tengah Penatnya Dunia
-
Berdamai dengan Perasaan Sendiri Lewat Lagu Taeyeon Bertajuk Rain
-
Warung Nayamul: Kuliner Khas Jawa dengan Konsep Prasmanan yang Nyaman
-
Merayakan Kehilangan dari Orang Terkasih Lewat Lagu ONEWE Bertajuk Universe
-
Depot Kayutangan: Sensasi Mie Halal Lezat dengan Nuansa Vintage di Malang
Artikel Terkait
-
Segera Diproduksi, Sekuel Once Upon a Time in Hollywood Umumkan Pemain Baru
-
Tembus 10 Juta Penonton, Jumbo Kian Tipis Salip KKN di Desa Penari
-
Rilis Teaser, Film The Thursday Murder Club Kisahkan Para Lansia Pemecah Misteri
-
Lee Jung Jae Gandeng Studio Inggris untuk Proyek Film Spy Bertema K-Pop
-
Sutradara Film F1 Beber Alasan Gaet Brad Pitt Ketimbang Tom Cruise
Ulasan
-
Ulasan Novel The Arson Project, Misi Pemberontakan dengan Metafora Api
-
Kuliner Malam Jambi, Menikmati Nikmatnya Sambal Rampai di Lamongan Barra
-
Review Film Mountainhead: Saat Para Miliarder Sibuk Ngehalu
-
Review Buku Steal Like an Artist: Bukan Plagiat, tapi Seni Kreativitas
-
Review Film Bring Her Back: Teror Mengendap di Balik Senyum Ibu Asuh
Terkini
-
Tengah Dipantau Intensif, Ada 2 Alasan Karier Jay Idzes Bakal Menanjak di Nerazzuri
-
Jelang Laga Indonesia vs Cina, Bek Kiri Timnas Indonesia Catat Rekor Luar Biasa!
-
aoen Ajak Kita Bersinar Bersama Lewat Lagu Debut Bertajuk 'The Blue Sun'
-
Makin Chaos! Teaser Serial Gen V Season 2 Bocorkan Rentetan Konflik Baru
-
4 Ide Gaya Kece ala Yuna ITZY, Dari Party Look sampai Outfit Nonton Konser!